visitaaponce.com

Ukraina Luncurkan Serangan Baru dan Harap Pasokan Senjata Jarak Jauh

Ukraina Luncurkan Serangan Baru dan Harap Pasokan Senjata Jarak Jauh
Anggota militer Ukraina melakukan latihan tempur dengan militer Inggris di wilayah utara Inggris, pada Jumat (2/6/2023)(Paul ELLIS / AFP )

UKRAINA telah meluncurkan serangan balasan besar-besaran. Pada minggu ke-74 perang, Ukraina mencoba meyakinkan sekutu-sekutu Barat-nya untuk memasok lebih banyak senjata jarak jauh.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah menangkis serangan besar-besaran pada 26 Juni oleh tiga batalyon mekanis. Serangan baru itu terjadi di selatan Orikhiv wilayah barat Zaporizhia.

Pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Kyiv telah mengerahkan ribuan pasukan cadangan yang dilatih Barat di front selatan. Rekaman geolokasi menunjukkan bahwa pasukan Ukraina telah maju sejauh 2,5 km (1,5 mil) ke arah Robotyne, sebuah desa yang dikuasai Rusia, sebelum mundur.

Wartawan Rusia tidak setuju dengan ukuran serangan tersebut dan menyebutkan jumlah kendaraan lapis baja antara 30 hingga 80 unit.

Baca juga: Kim Jong-un Pamerkan Drone dan Rudal ke Rusia dan Tiongkok

Strategi Ukraina dalam sebagian besar perang ini adalah untuk mengganggu logistik amunisi Rusia jauh di belakang garis depan, sehingga menghambat kemampuan Rusia untuk menggunakan daya tembak yang superior di medan perang.

Strategi itu sangat cocok dengan taktik gerilya dalam pertempuran untuk merebut Kyiv pada minggu-minggu pertama perang, yang mengalahkan tank, pesawat, dan helikopter Rusia dengan rudal Stinger dan Javelin.

Baca juga: UE Tambah Bantuan Militer untuk Ukraina US$22 Miliar

Pada awal Juni, ketika meluncurkan serangan balasan terbaru dengan persenjataan Barat, Ukraina mencoba melakukan serangan mekanis berskala besar, tetapi kehilangan 20 persen peralatan barunya dalam dua minggu.

Para pejabat kepada The New York Times mengatakan Ukraina dengan cepat kembali ke taktik jarak jauhnya, ini sebagai upaya menghemat tenaga di garis depan sampai pasukan pendudukan Rusia cukup lemah untuk diserang secara frontal.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan kepada Forum Keamanan Aspen pada 21 Juli bahwa jarak jauh adalah satu-satunya cara Ukraina untuk mencapai kesetaraan dengan superioritas Rusia dalam hal jumlah persenjataan dan pasukan.

"Senjata NATO lebih baik, tapi kami memiliki lebih sedikit. Dan jika kurang, maka setidaknya harus ada keseimbangan jarak jauh. Kami tidak memiliki ini," kata Zelenskyy.

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa serangan Ukraina belum menghasilkan keuntungan teritorial yang spektakuler. Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakannya sebagai sebuah kegagalan.

"Hari ini jelas bahwa para kurator Barat rezim Kyiv jelas kecewa dengan hasil dari apa yang disebut sebagai serangan balasan," kata Putin dalam sebuah pertemuan di Kremlin pada 21 Juli lalu.

"Tidak ada hasil, setidaknya belum. Baik sumber daya kolosal yang dipompa ke dalam rezim Kyiv, maupun pasokan senjata Barat: tank, artileri, kendaraan lapis baja, rudal," pungkasnya. (aljazeera/fer/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat