visitaaponce.com

Penyintas Miracle in the Andes Tutup Usia, Setengah Abad Kemudian

Penyintas Miracle in the Andes Tutup Usia, Setengah Abad Kemudian
Jose Luis Inciarte, penyintas kecelakaan pesawat yang disebut Miracle in the Andes.(AFP/Miguel ROJO)

JOSE Luis Inciarte, salah satu dari 16 penyintas kecelakaan pesawat di Pegunungan Andes pada 1972 yang diabadikan lewat film Alive, tutup usia di Kota Montevideo, Kamis (27/7), di usia 75 tahun.

Inciarte, yang akrab disapa Coche, adalah bagian dari tim rugby amatir Uruguay yang melakukan perjalanan menggunakan pesawat untuk bertanding di Cile, bersama anggota keluarga mereka, ketika pesawat yang mereka tumpangi jatuh pada 13 Oktober 1972.

Sebanyak 33 dari 45 penumpang pesawat itu selamat saat pesawat itu jatuh namun hanya 16 yang berhasil diselamatkan setelah terdampar selama 10 pekan di kawasan Andes tanpa makanan, perlindungan, dan pakaian hangat saat suhu mencapai minus 30 derajat Celcius di ketinggian 3.500 meter di atas permukaan laut.

Baca juga: Penyanyi Sinead O'Connor Tutup Usia

Para penyintas terpaksa memakan daging rekan mereka yang tewas untuk bertahan hidup.

Tim penyelamat akhirnya datang setelah dua dari penyintas, Roberto Canessa dan Fernando Parrado, berjalan selama 10 hari melalui wilayah yang berbahaya sebelum melihat orang di sungai saat mereka sudah kelelahan.

Perjuangan mereka untuk selamat dijuluki Miracle in the Andes.

Baca juga: Tony Bennett Sempat Didiagnosis Alzheimer sebelum Tutup Usia

Kini tinggal 14

"Kami kehilangan seorang sahabat," ujar Canessa kepada AFP pascakematian Inciarte akibat kanker.

"Kami sebelumnya sudah kehilangan Javier (Methol) sehingga kini kita tinggal 14 orang," lanjutnya mengenai 16 penyintas yang berhasil diselamatkan dari kecelakaan pesawat itu.

Methol meninggal dunia pada 2015 di usia 79 tahun, juga karena kanker.

Pada 2012, dalam perjalanan ke Santiago untuk mengenang 40 tahun kecelakaan itu, Inciarte merefleksikan pengalaman yang sangat membekas dalam hidupnya itu.

"Seiring berjalannya waktu, derita, kehilangan, rasa sakit akibat dingin di kulit, berubah menjadi harapan, perjuangan untuk bertahan hidup, solidaritas, dan persahabatan," ujar Inciarte kala itu. (AFP/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat