visitaaponce.com

Tony Bennett Sempat Didiagnosis Alzheimer sebelum Tutup Usia

Tony Bennett Sempat Didiagnosis Alzheimer sebelum Tutup Usia
Pada 2021, Bennett mengaku didiagnosis alzheimer. Penyakit itu sudah diidapnya 5 tahun sebelumnya.(AFP)

PENYANYI legendaris Tony Bennett meninggal dunia pada usia 96 tahun, beberapa minggu menjelang ulang tahunnya yang ke-97. Pada 2021, Bennett mengungkapkan dirinya telah didiagnoas mengidap Alzheimer. Tidak hanya alzheimer, Bennett terlibat narkoba dan sempat mengalami depresi berat. 

Kematian Bennet diumumkan juru bicaranya, Sylvia Weiner. Selama tujuh tahun Bennett berjuang melawan alzheimer. 

"Tony Bennett, yang lahir dengan nama Anthony Dominick Benedetto di Astoria, Queens pada tanggal 3 Agustus 1926, meninggal dunia di kota kelahirannya, New York City, pada usia 96 tahun pada pagi hari tadi," tulis pernyataan itu. 

Baca juga: Penyanyi Tony Bennet Meninggal Diusia 96 Tahun

"Penyanyi yang didiagnosis mengidap penyakit Alzheimer tahun 2016 tersebut, meninggalkan istri Susan Benedetto, dua putranya, Danny dan Dae Bennett, serta dua putrinya, Johanna Bennett dan Antonia Bennett, dan 9 cucu."

Diketahui Alzheimer, sebagai bentuk demensia, dapat menyebabkan komplikasi yang berakibat pada kematian. Hilangnya fungsi otak akibat kondisi ini dari waktu ke waktu dapat menyebabkan dehidrasi, malnutrisi, atau infeksi, yang dapat berakibat fatal.

Baca juga: Penderita Kolesterol Tinggi dan Hipertensi Berisiko Alami Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah kondisi otak progresif yang menyebabkan penyusutan otak dan kematian sel. Di mana seseorang bisa kehilangan ingatan, fungsi kognitif, dan keterampilan sosial. Sampai saat ini, penyakit Alzheimer belum memiliki obat.

Keluarga Bennett membagikan berita tentang diagnosis Alzheimer-nya dengan salah satu media AS yakni majalah AARP pada musim semi 2021. Saat itu, mereka mengatakan ia masih bisa mengenali anggota keluarganya, tetapi kesulitan memahami apa yang terjadi di sekitarnya. Istrinya menjadi pengasuh utamanya. Susan mengatakan tidak ada kekhawatiran Bennett akan tersesat dari apartemen mereka atau mengalami amarah atau emosi negatif lain yang mungkin muncul akibat penyakit ini.

"Di usia 94 tahun, dia melakukan begitu banyak hal yang banyak orang tanpa demensia tidak bisa lakukan," kata dokter sarafnya, Dr Gayatri Devi, kepada AARP. "Dia benar-benar adalah simbol harapan bagi seseorang dengan gangguan kognitif."

"Saya mengalami momen-momen sulit dan menjadi sangat sulit," kata Susan. "Tidak menyenangkan berargumen dengan seseorang yang tidak mengerti Anda. Tapi saya merasa bersalah berbicara tentang hal itu karena kita jauh lebih beruntung daripada banyak orang dengan diagnosis ini. Kami memiliki tim yang bagus."

Putrinya, Antonia Bennett, menceritakan kepada stasiun televisi NBC, WKYC, pada November 2022 tentang diagnosis ayahnya. Ia  merasakan ada yang tidak beres sejak 2015.

"Saya mulai menyadari saat kami berbicara tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan kami yang bersama dan dia akan menghapus sebagian besar atau membuat cerita sendiri tentangnya. Saya mulai menyadari bahwa mungkin ini tidak begitu normal," kata Antonia Bennett.

Antonia percaya cinta ayahnya pada musik membantu mengatasi Alzheimer-nya, "Dia sangat pandai beradaptasi, dan saya benar-benar mengaitkan itu dengan apa yang dia lakukan dalam hidupnya. Dia seorang musisi. Dia telah bepergian selama bertahun-tahun dan dia selalu tampil. Dia sangat profesional."

Pada 20 Juni 2023, Bennett membagikan foto dirinya bersama istrinya di Twitter sebagai dukungan pada penelitian tentang penyakit Alzheimer. Bennettt beberapa kali terlihat di publik berada di kursi roda.

Narkoba

Selain Alzheimer, Bennett juga pernah terjerumus ke dalam dunia narkoba. Dalam memoarnya tahun 1998, "The Good Life,", kala itu ia baru pindah ke Hollywood dan menikah istri kedua, Sandra Grant.

"Di atas segala sesuatu, pesta narkoba di tahun 70-an sedang tak terkendali," tulisnya. 

"Di setiap pesta besar yang saya hadiri, orang-orang berada dalam pengaruh sesuatu. Kokain mengalir sebebas sampanye, dan segera saya pun ikut merayakannya.” 

Awalnya, Bennett melihat hal itu keren. Seiring waktu, semakin sulit baginya untuk menolak saat ditawarkan. “Dipadukan dengan merokok ganja, semuanya mulai menyelinap ke dalam diri saya," tuturnya.

Overdosis fatal temannya, musisi Bill Evans, membuatnya berpikir keras tentang penggunaan narkoba. Ia pun memutuskan untuk berhenti menggunakannya. “Saya tahu bahwa entah bagaimana, sesuatu harus dilakukan," ungkapnya. 

"Saat saya muda, saya bodoh," katanya. "Saya banyak menggunakan narkoba dan semuanya itu. Dan kemudian saya belajar, dari pengalaman, bahwa saya tidak melakukan hal yang benar, dan saya berhenti mengonsumsi berbagai jenis zat stimulan yang sangat buruk bagi Anda,” pungkasnya. 

Ia mengaku keputusan yang diambilnya yang terbaik. “Saya memiliki kehidupan yang alami. Saya tidak punya apa pun untuk ditutup-tutupi atau dijauhi," lanjutnya.

Dalam Memoar Just Getting Started (2016), Bennett yang baru bercerai dari Patricia Beech mengaku depresi. "Masa Natal tahun 1965 adalah masa terburuk yang saya alami sejak waktu saya berusia 10 tahun dan ayah saya meninggal. Istri saya, Patricia, dan saya telah berpisah,” tulisnya. 

Ia tidak disambut di rumah keluarganya di New Jersey dan merindukan kedua putranya. Ia tinggal di sebuah kamar kecil di Hotel Gotham dan merasa sedih, depresi, dan kesepian, tetapi juga merasa malu untuk mengakuinya pada siapa pun. “Bagi saya, musim tersebut dingin dan suram," ungkapnya.

Di akhir tahun 1970-an, ia menulis dalam memoarnya bahwa ia sedang menghadapi beberapa tekanan, terutama masalah dengan karir dan pengeluaran yang berlebihan, yang menyebabkan IRS datang menagihnya.

"Tekanan itu mulai terlalu berat bagi saya, dan saya mulai mengalami depresi yang berkepanjangan," tulisnya. Ketika ia mendengar IRS mulai memproses mengambil rumahnya, ia menyadari berada dalam masalah.

Ia sempat mencoba narkoba hingga hampir meninggal karena overdosis. Percobaan tersebut pun digagalkan sang istri, yakni Sandra. “Saat saya berhenti, saya merasa lega. Saya merasa normal. Saya tidak harus bersembunyi untuk merokok atau melakukan hal-hal nakal lainnya. Tiba-tiba, saya menjadi jujur," katanya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat