4 Tentara Australia Hilang dalamt Kecelakaan Helikopter saat Latihan Militer Bersama AS
EMPAT anggota militer Australia masih hilang setelah helikopter MRH-90 yang mereka operasikan jatuh di perairan Samudera Pasifik, tepatnya di Queensland. Peristiwa tersebut terjadi di tengah latihan militer bersama antara Australia dengan Amerika Serikat (AS) dalam rangka persiapan menghadapi Tiongkok.
"Australia telah menghentikan latihan militer dengan AS setelah kecelakaan helikopter menyebabkan empat awak pesawat hilang. Lokasi kejadian berada di perairan lepas pantai negara bagian timur laut Queensland sekitar pukul 22:30 pada Jumat (28/7)," kata Menteri Pertahanan Australia Richard Marles, Sabtu. (29/7).
Menurut dia keluarga dari empat awak pesawat telah diberitahu tentang kejadian ini. Dia mengharapkan keempat awak helikopter itu dapat segera ditemukan dalam kondisi selamat.
Baca juga: Putin Jamu Para Pemimpin Afrika di Rusia
"Harapan serta pikiran kami sangat tertuju pada awak pesawat dan keluarga mereka. Kami sangat berharap untuk berita yang lebih baik sepanjang hari ini," jelasnya.
Helikopter itu telah mengambil bagian dalam gelaran Talisman Sabre, latihan militer gabungan Australia-AS yang melibatkan 13 negara, termasuk Jepang, Prancis dan Jerman, dan lebih dari 30 ribu personel.
Baca juga: Terima Meloni, Biden Bahas Isu Ukraina dan Abaikan Tiongkok
Penyebab Belum Diketahui
Pejabat terkait belum menjelaskan penyebab insiden tersebut atau mengindikasikan kapan latihan dapat dilanjutkan. Pencarian awak pesawat yang hilang telah dilakukan sejak kejadian dilaporkan.
Akibat kejadian tersebut latihan telah dihentikan sementara untuk mempermudah pencarian. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, yang berada di Australia bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan penghormatan kepada keempat awak helikopter yang hilang.
Menurut dia selalu sulit ketika mengalami kecelakaan dalam latihan. Tetapi alasan berlatih dengan standar setinggi itu adalah agar prajurit bisa sukses, dan dapat melindungi nyawa ketika dipanggil untuk menjawab krisis.
“Orang-orang kami cenderung membuat ini terlihat mudah dan mereka membuatnya terlihat mudah karena mereka dilatih dan dilatih dengan sangat baik, dan sayangnya ini adalah bagian dari itu, apa yang diperlukan untuk membawa mereka ke tempat yang kami butuhkan, "tambah Austin.
Australia sedang melakukan perombakan terbesar militernya sejak Perang Dunia II, mengalihkan penekanan ke kemampuan serangan jarak jauh dengan memperhatikan musuh potensial, termasuk Tiongkok.
(Aljazeera/Z-9)
Terkini Lainnya
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
Erick Thohir Soroti Perayaan Berlebihan Australia di Piala AFF U-16
Kalahkan Indonesia, Australia Melaju ke Final Piala AFF U-16
Puluhan Warga Asing Diduga Imigran Gelap Terdampar di Pantai Tegalbuleud
Timnas Tetap Berpeluang, meski tidak Semudah yang Dibayangkan
Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Indonesia Masuk Grup C Bersama Jepang
Yenny Santoso Raih Runner-Up 1 Mrs Globe
AS Laporkan Kasus Flu Burung Keempat
Rupiah Menguat ke Rentang 16.200 per Dolar AS
IHSG Menguat Gapai 7.250, Suku Bunga AS Mungkin Dipangkas September
Gagasan Hamas Soal Gencatan Senjata Disambut Positif Israel
Rupiah Menguat Seiring Gejolak Spekulasi Suku Bunga AS Turun
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap