visitaaponce.com

Korban Tewas Akibat Kebakaran Hawaii Capai 53 Orang

Korban Tewas Akibat Kebakaran Hawaii Capai 53 Orang
Sebanyak 53 orang dinyatakan tewas akibat kebakaran yang terjadi di Hawaii.(AFP)

KEBAKARAN yang terjadi di Hawaii sudah menelan 53 korban jiwa, Kamis (10/8). Tragedi ini menjadikannya salah satu bencana paling mematikan yang melanda kepulauan di Hawaii sejak menjadi negara bagian Amerika Serikat (AS).

Kebakaran hutan di pantai barat pulau Maui dipicu angin kencang dari badai terdekat sejak Selasa (8/8). Dengan cepat kobaran api melanda kota tepi pantai Lahaina.

Api bergerak sangat cepat sehingga banyak yang lengah, terjebak di jalanan atau melompat ke laut dalam upaya putus asa untuk melarikan diri. "Pada 1960 kami memiliki 61 korban jiwa ketika gelombang besar datang melalui Big Island," kata Gubernur Josh Green, mengacu pada tragedi yang melanda setahun setelah Hawaii menjadi negara bagian AS ke-50.

Baca juga: Tingkat Kematian Akibat Kebakaran di Hawaii Diperkirakan Akan Naik 

Menurut dia kejadian kali ini kemungkinan besar jumlah kematian akan lebih banyak. Lahaina hangus dan berasap, kata Green, dengan 80% kota telah hilang.

"Tidak diragukan lagi semua orang akan menggambarkan ini seolah-olah sebuah bom menghantam Lahaina. Sepertinya kehancuran total, bangunan yang kita semua nikmati dan rayakan bersama selama beberapa dekade, dari generasi ke generasi, hancur total," paparnya.

Baca juga: Sedikitnya 6 Orang Tewas dalam Kebakaran di Hawaii

Presiden AS Joe Biden menyatakan kebakaran itu sebagai bencana besar dan membuka blokir bantuan federal untuk upaya bantuan, karena penduduk mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak bantuan dan khawatir akan membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi kota untuk pulih.

Komandan Penjaga Pantai AS Aja Kirksey mengatakan bahwa laporan awal mengindikasikan ada sekitar 100 orang yang harus masuk ke air. Kirksey mengatakan helikopter yang dikirim ke daerah itu menghadapi jarak pandang yang sangat rendah karena asap, tetapi kapal Penjaga Pantai berhasil menyelamatkan lebih dari 50 orang.

"Itu adalah adegan yang berkembang sangat pesat dan cukup mengerikan bagi para korban yang harus melompat ke air," tambahnya.

Bagi warga Kekoa Lansford, tanggapan dari tim evakuasi dirasa kurang. "Kami telah menarik orang keluar. Kami berusaha menyelamatkan nyawa orang, dan saya merasa kami tidak mendapatkan bantuan yang kami butuhkan," kata Lansford.

Foto udara menujukan Lahaina yang berfungsi sebagai ibu kota Hawaii pada awal abad ke-19, telah berubah menjadi abu. "Dengan hilangnya nyawa dan harta benda yang hancur, kami berduka satu sama lain selama waktu yang tidak dapat dihibur ini," kata Walikota Lahaina Richard Bissen dalam sebuah video yang diposting ke Facebook.

Evakuasi

Ribuan orang telah dievakuasi dari Maui, dengan rencana penerbangan lebih banyak dari bandara utama di Kahului pada Kamis (10/8). Maui telah meminta agar pengunjung pergi secepat mungkin, dan telah mengatur bus untuk memindahkan pengungsi dari tempat penampungan ke bandara.

Responden pertama yang berada di kota setelah kobaran api melanda menggambarkan kehancuran kota. "Saat Anda berkendara di jalan, bagaimanapun Anda melihatnya, itu benar-benar hanya puing-puing," kata orang tersebut kepada AFP tanpa menyebut nama.

Sebelumnya Biden mengumumkan status bencana besar di Hawaii yang akan membuka blokir bantuan darurat federal. Kepala pariwisata negara bagian itu Jimmy Tokioka mengakui tragedi tersebut tetapi menegaskan kembali bahwa Hawaii tetap terbuka.

Dengan badai yang melewati selatan Hawaii, angin kencang dan tumbuh-tumbuhan kering memicu api. Thomas Smith, seorang profesor di London School of Economics, mengatakan kebakaran di Hawaii mengikuti peristiwa cuaca ekstrem lainnya musim panas ini di Amerika Utara. Angka kebakaran hutan yang memecahkan rekor masih terjadi di Kanada dan gelombang panas besar yang membakar AS barat daya.

Saat suhu global meningkat dari waktu ke waktu, gelombang panas diproyeksikan menjadi lebih sering, dengan peningkatan kekeringan akibat perubahan pola curah hujan yang menciptakan kondisi ideal untuk kebakaran semak atau hutan.

Beberapa pihak meminta Biden untuk mengumumkan keadaan darurat nasional terkait perubahan iklim untuk mengakses lebih banyak kekuatan administratif untuk mengatasi krisis.

Pejabat Gedung Putih John Kirby mengatakan kebakaran hutan ini dan semua badai parah disebabkan peningkatan suhu di seluruh dunia. "Jadi kita harus menangani ini dengan serius." (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat