visitaaponce.com

AEBF Hasilkan Sejumlah MoU untuk Ketahanan Energi ASEAN, Ini Daftarnya

AEBF Hasilkan Sejumlah MoU untuk Ketahanan Energi ASEAN, Ini Daftarnya
Pertemuan Menteri Energi ASEAN dan ASEAN Energy Business Forum 2023(Dok. ACE)

AJANG ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2023 yang digelar The ASEAN Center for Energy (ACE) di Bali, menghasilkan sejumlah nota kesepahaman (MoU) untuk memperkuat komitmen mendorong kerja sama energi, keberlanjutan, dan inovasi di seluruh kawasan ASEAN.

MoU ditantangani pada sesi ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM- 41) ke-41 dan disaksikan oleh para Menteri ASEAN, yang mencerminkan pentingnya kolaborasi ini dalam memajukan lanskap energi kawasan.

Kolaborasi ACE meluas ke beragam mitra, masing-masing menyumbangkan keahlian dan sumber daya unik untuk meningkatkan lanskap energi di ASEAN. 

Baca juga : Indonesia Berhasil Tingkatkan Kerja Sama Perangi Kejahatan Lintas Negara

Untuk melanjutkan implementasi ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II: 2021-2025, telah dibentuk MoU sebagai berikut:

1. Indonesia-Malaysia Cross-Border Power Interconnections:

AIMS III mengidentifikasi 18 potensi interkoneksi lintas batas dengan kapasitas kumulatif 33 GW pada tahun 2040, termasuk dua interkonektor yang diusulkan antara Indonesia dan Malaysia untuk analisis tingkat kelayakan:

Baca juga : The 3rd AICEE Jalin Kolaborasi untuk Transisi Energi Bersih di ASEAN

  • Sumatera, Indonesia - Peninsular Malaysia: ACE, PT PLN (Persero), dan Tenaga Nasional Berhad (TNB) berkolaborasi untuk mengembangkan Studi Kelayakan untuk jalur Interkoneksi Sumatera, Indonesia – Semenanjung Malaysia. Studi ini akan fokus pada peningkatan investasi di fasilitas yang dibutuhkan, mendukung pengembangan dan implementasi kebijakan. Studi Kelayakan akan menentukan kelayakan teknis, keuangan, dan ekonomi dan juga penilaian dampak lingkungan awal. Sumatera, Indonesia – Interkoneksi Semenanjung Malaysia akan menjadi interkoneksi lintas batas bawah laut pertama di kawasan ini.
  • Kalimantan, Indonesia - Sabah, Malaysia: ACE, PT PLN (Persero), dan Sabah Electricity Sdn Bhd (SESB) berkolaborasi untuk membuat studi kelayakan dengan ruang lingkup yang serupa dengan pengaturan di atas yang bertujuan untuk mencapai Interkonektivitas Keamanan Energi Berkelanjutan di wilayah Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina (BIMP).

2. UNOPS and GIZ:

ACE memasuki kemitraan strategis dengan Southeast Asia Energy Transition Partnership (ETP), sebuah platform multi-stakeholder yang dikelola oleh United Nations Office for Project Services (UNOPS), dan Clean, Affordable and Secure Energy for Southeast Asia (CASE), sebuah proyek yang dilaksanakan bersama oleh konsorsium delapan (8) entitas yang dipimpin oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH untuk mengimplementasikan "ASEAN Power Grid Advancement Programme atau APG-AP" dalam mempercepat integrasi energi terbarukan melalui ASEAN Power Grid.

3. ASEAN-China Clean Energy Cooperation Centre (ACCECC) Affairs Managing Agency:

ACE dan ACCECC Affairs Managing Agency (AMA) menandatangani MoU, yang bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi energi bersih antara ASEAN dan Tiongkok. ACCECC akan meningkatkan penelitian bersama, berbagi pengetahuan, dan inisiatif kerja sama di sektor energi yang telah terjalin sejak 2017 melalui kerja sama antara ACE dan CREEI. ACCECC akan menyelenggarakan lebih banyak program yang menunjukkan sinergi yang solid dalam kebijakan, kemajuan teknologi, pembiayaan, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia

4. Korean Development Bank (KDB):

ACE dan KDB berkolaborasi erat dalam program "Mendukung Mekanisme Inovatif untuk Pembiayaan Efisiensi Energi Industri di Indonesia dengan Pelajaran untuk Replikasi di Negara Anggota ASEAN lainnya".

5. Energy Foundation China (EFC):

ACE telah bermitra dengan EFC selama tiga tahun terakhir, dan kemitraan ini akan terus berkembang untuk mempercepat transisi energi dan memastikan ketahanan energi di kawasan ASEAN. Kerja sama ini meliputi penelitian bersama, pengembangan kebijakan, dan adopsi teknologi.

6. Japan International Cooperation Agency (JICA):

ACE dan JICA bekerja sama untuk mempercepat dekarbonisasi dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan di kawasan ASEAN.

7. Asian Development Bank (ADB):

ACE dan ADB telah menandatangani MoU untuk berkolaborasi dalam mengembangkan energi bersih dan proyek efisiensi energi, pasar tenaga regional dan pengaturan perdagangan tenaga multilateral, dan interkoneksi kekuatan regional di ASEAN.

8. Japan External Trade Organization (JETRO):

ACE dan JETRO meningkatkan kolaborasi untuk mendorong transisi energi di negara-negara ASEAN, memajukan upaya menuju emisi nol bersih.

9. National Solar Exchange:

ACE dan National Solar Exchange memulai proyek kolaborasi untuk mengembangkan demonstrasi fungsional platform investasi energi regional.

10.Universiti Tenaga Nasional (UNITEN):

ACE dan UNITEN bekerja sama untuk mendorong kolaborasi akademik, penelitian, dan industri.

11. Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS):

ACE dan UNDIKNAS berkolaborasi untuk memperkuat upaya penelitian dan pelatihan.

12. Waseda University:

ACE dan Waseda University telah menjalin kemitraan untuk mempromosikan penelitian, kegiatan pendidikan, dan pertukaran pengetahuan.

“Kolaborasi ini mempertegas komitmen ACE untuk mendorong perubahan positif di sektor energi di seluruh ASEAN,” tulis ACE dalam keterangannya. (Z-5)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat