visitaaponce.com

36 Orang Meninggal Akibat Siklon di Brasil, Banyak yang Masih Terjebak

36 Orang Meninggal Akibat Siklon di Brasil, Banyak yang Masih Terjebak
Jumlah korban tewas akibat siklon di Brasil meningkat menjadi 36 orang dan lebih dari 1000 orang butuh dievakuasi.(AFP)

JUMLAH korban tewas akibat siklon yang mengakibatkan hujan deras dan banjir di selatan Brasil naik menjadi 36 orang, Rabu (6/9). Wilayah tersebut kini bersiap menghadapi cuaca yang lebih buruk.

Banjir yang melanda daerah tersebut telah memaksa sebagian penduduk untuk menaiki atap rumah mereka sebagai tindakan darurat, dan saat ini operasi penyelamatan besar-besaran sedang berlangsung. Seorang pejabat mengatakan lebih dari 1.000 orang masih menunggu untuk dievakuasi.

Badai ini telah berlangsung sejak hari Senin, dan telah menyebabkan seluruh lingkungan di negara bagian selatan Rio Grande do Sul terendam banjir.

Baca juga: 21 Orang Tewas akibat Topan di Brasil

"Air naik dengan sangat cepat, saya bahkan tidak memiliki waktu untuk membawa barang-barang saya. Saya kehilangan segalanya," ungkap Paulo Roberto Neto Vargas, 39, warga dari kota Roca Sales yang sangat terdampak. Di kota tersebut, petugas penyelamat telah menemukan enam jenazah.

"Banyak orang yang berteriak dan meminta pertolongan. Kita hanya masih hidup berkat Tuhan," tambahnya kepada AFP.

Baca juga: Cagar Alam jadi Kunci Penurunan Deforestasi Hutan Amazon di Brasil

Banjir dan longsoran tanah telah merusak banyak bagian dari komunitas yang terkena dampak, meninggalkan rumah-rumah hancur, dan air berwarna cokelat yang keruh.

Bencana ini menjadi bencana cuaca mematikan terbaru yang melanda Brasil, yang para ahli sebut kemungkinan menjadi lebih buruk akibat perubahan iklim. 

Gubernur Eduardo Leite, yang melakukan penerbangan di atas daerah yang terkena dampak banjir, mengatakan bahwa ribuan orang masih menunggu untuk dievakuasi. "Masih banyak keluarga yang terjebak di atap rumah mereka," ujarnya.

Gubernur yang telah mengumumkan status darurat menyebut ini sebagai bencana cuaca yang paling mematikan yang pernah melanda Rio Grande do Sul. Sementara itu, ratusan pekerja penyelamat, polisi, dan sukarelawan terus berusaha mencapai daerah yang terisolasi akibat banjir.

Lebih dari 5.300 orang telah terpaksa meninggalkan rumah mereka, dengan setidaknya 52.000 penduduk dan 70 kota terdampak, menurut pihak berwenang.

Leite memperingatkan situasi bisa memburuk karena hujan lebih banyak diperkirakan akan turun pada Rabu malam dan Kamis.

Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan telah berbicara dengan gubernur dan menjanjikan dukungan pemerintahannya. "Saya mengulangi bahwa pemerintah federal siap membantu warga Rio Grande do Sul menghadapi krisis ini," tulis Lula di media sosial.

Menteri Komunikasi Paulo Pimenta, yang bergabung dengan gubernur dalam penerbangan di atas zona bencana, mengatakan bahwa pemerintah federal akan meminta lebih banyak pesawat untuk membantu dalam upaya penyelamatan, selain empat helikopter yang telah dikirimkan pada hari Selasa.

"Ini adalah pemandangan yang menghancurkan," tulisnya di media sosial setelah mengunjungi daerah tersebut.

Banjir tersebut telah menyebabkan sebagian besar kota Mucum, yang berpenduduk 5.000 jiwa, tenggelam. Di sana, 14 jenazah ditemukan, yang merupakan revisi dari perkiraan sebelumnya yang mencatat 15 korban.

Media lokal melaporkan otoritas di Mucum dan kota tetangga Roca Sales terpaksa menggunakan truk pendingin komersial untuk mengangkut jenazah para korban. "Ini sangat menakutkan," ujar Wali Kota Roca Sales, Amilton Fontana.

"Badai menghancurkan segalanya. Hari ini, tidak ada yang tersisa di Roca Sales."

Korban meliputi seorang perempuan berusia 50 tahun di kota Lajeado yang sedang diangkat ke tempat yang aman oleh petugas penyelamat ketika kabel yang memegangnya putus, menjatuhkannya ke sungai yang banjir. Sebuah pasangan di kota Ibiraiaras tewas ketika mobil mereka terseret arus saat mencoba menyeberangi jembatan.

"Brasil memang jarang mengalami siklon, tetapi sekarang semakin sering siklon mendarat di negara tersebut," kata Francis Lacerda, seorang peneliti di Laboratorium Perubahan Iklim Institut Agronomi Negara Bagian Pernambuco.

"Ini adalah peristiwa ekstrem, karena jumlah energi yang dilepaskan semakin meningkat akibat pemanasan global," ujarnya kepada AFP.

Urbanisasi yang tidak terkendali dan pembangunan pemukiman yang tidak teratur di lereng bukit juga membuat bencana cuaca menjadi lebih mematikan di Brasil, demikian menurut para ahli.

Pada Juni, siklon lain menewaskan 13 orang di Rio Grande do Sul dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka. Pada Februari, 65 orang tewas akibat tanah longsor yang disebabkan banjir di kota resor di pantai negara bagian Sao Paulo, Sao Sebastiao.

Diperkirakan sekitar 9,5 juta dari total 203 juta penduduk Brasil tinggal di daerah dengan risiko tinggi banjir atau tanah longsor. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat