visitaaponce.com

AS Tuntaskan Latihan Militer Bersama di Armenia, Meski Ada Serangan Azerbaijan

AS Tuntaskan Latihan Militer Bersama di Armenia, Meski Ada Serangan Azerbaijan
Upacara pembukaan latihan gabungan Eagle Partner 2023 Armenia-AS di Pusat Pelatihan Zar di luar Ashtarak, 11 September 2023.(AFP/Kementerian Pertahanan Armenia)

TENTARA Amerika Serikat (AS) akan menyelesaikan latihan militer bersama dengan pasukan Armenia di Armenia pada Rabu (20/9). Latihan militer sesuai rencana tersebut tidak terpengaruh dengan peluncuran operasi militer besar-besaran oleh Azerbaijan.

Juru bicara militer AS mengatakan bahwa tidak ada perubahan pada latihan Eagle Partner 2023 selama 10 hari yang melibatkan 85 tentara AS dan 175 tentara Armenia. Meskipun Azerbaijan meluncurkan operasi antiteroris di wilayah Nagorno-Karabakh pada Selasa, (19/9).

"Kami menyadari bahwa mereka sedang melakukan operasi tetapi kami tidak menilai ada risiko bagi tentara kami pada saat itu sehingga mereka tetap tinggal selama latihan," kata juru bicara itu.

Baca juga : Perang Baru di Asia Meletus, Azerbaijan Bombardir Armenia

Latihan yang dimulai pada 11 September itu dirancang untuk mempersiapkan pasukan Armenia untuk mengambil bagian dalam misi pemeliharaan perdamaian internasional. Latihan ini berlangsung di dua tempat latihan di dekat Ibu Kota Yerevan.

Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan bahwa tujuan latihan ini untuk meningkatkan tingkat interoperabilitas unit yang berpartisipasi dalam misi pemeliharaan perdamaian internasional. Unit ini menjadi kerangka kerja operasi pemeliharaan perdamaian dan bertukar praktik terbaik dalam pengendalian dan komunikasi taktis.

Baca juga : AS-Prancis akan Pimpin Pertemuan PBB untuk Hentikan Pertempuran di Karabakh

 

Rusia dibuat kesal

Meskipun berskala kecil, latihan ini telah membuat Rusia kesal. Pasalnya mereka memiliki pangkalan militer di Armenia dan menganggap dirinya sebagai penjamin keamanan utama di wilayah tersebut.

Awal tahun ini, Armenia menolak menjadi tuan rumah latihan militer oleh Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi negara-negara pasca-Soviet yang dipimpin Rusia. Penolakan ini mencerminkan meningkatnya ketegangan Yerevan dengan Moskow.

Perdana Menteri Nikol Pashinyan mengatakan bahwa Rusia telah gagal melindungi Armenia dari agresi yang terus berlanjut dari Azerbaijan yang kaya akan minyak.

Menurutnya, perang Rusia di Ukraina membuat Rusia tidak dapat memenuhi kebutuhan keamanan Armenia.

Armenia dan negara tetangganya, Azerbaijan, telah terlibat dalam dua perang dalam tiga dekade sejak runtuhnya Uni Soviet. (Aljazeera/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat