Moskow dan Baku Diskusikan Masa Depan Misi Penjaga Perdamaian di Nagorno-Karabakh
![Moskow dan Baku Diskusikan Masa Depan Misi Penjaga Perdamaian di Nagorno-Karabakh](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/ec02ade2c1096a46977b06155ddbf6f3.jpg)
KREMLIN mengatakan masa depan misi penjaga perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh akan ditentukan bersama Azerbaijan. Baku, pekan lalu, mengambil kendali wilayah tersebut dari separatis Armenia.
“Karena misi tersebut sekarang berada di wilayah Azerbaijan, hal ini akan menjadi bahan diskusi kami dengan pihak Azerbaijan,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Rusia mengerahkan hampir 2 ribu pasukan ke wilayah pegunungan tersebut pada 2020 sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi antara Azerbaijan dan Armenia. Itu mengakhiri enam minggu pertempuran brutal untuk menguasai wilayah tersebut.
Baca juga: 23% Penduduk Nagorno-Karabakh Eksodus ke Armenia
Pernyataan Peskov muncul sehari setelah Moskow mengatakan warga Armenia yang melarikan diri setelah pasukan Azerbaijan merebut kembali kendali Nagorno-Karabakh tidak perlu takut.
“Sulit untuk mengatakan siapa yang harus disalahkan (atas eksodus), tidak ada alasan langsung atas tindakan tersebut. Masyarakat tetap menyatakan keinginannya untuk pergi mereka yang membuat keputusan seperti itu harus diberikan kondisi kehidupan yang normal,” kata Peskov.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan telah memperingatkan adanya pembersihan etnik di wilayah tersebut dan menyerukan masyarakat internasional untuk bertindak.
Baca juga: Ledakan Depo Bahan Bakar di Nagorno-Karabakh
Pashinyan mengkritik pasukan penjaga perdamaian Rusia karena gagal melakukan intervensi ketika Azerbaijan melancarkan serangan kilat untuk mendapatkan kembali kendali atas wilayah tersebut. Rusia membantah tuduhan tersebut.
Eksodus etnik Armenia dari daerah kantong tersebut menandai perubahan mendasar dalam kendali etnik atas tanah yang disengketakan tersebut.
Badan pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan lebih dari 88 ribu orang telah menyeberang ke Armenia dari Nagorno-Karabakh dan jumlah totalnya bisa mencapai 120 ribu angka yang menyamai perkiraan seluruh populasi di wilayah yang memisahkan diri tersebut.
Perwakilan UNHCR di Armenia Kavita Belani mengatakan pada konferensi pers PBB melalui tautan video bahwa banyak orang yang lelah dan ketakutan berkumpul di pusat pendaftaran.
“Ini adalah situasi di mana mereka telah hidup di bawah blokade selama sembilan bulan. Dan ketika mereka datang, mereka penuh dengan kecemasan, ketakutan, ketakutan dan mereka menginginkan jawaban," jelasnya.
Pihaknya siap menampung hingga 120 ribu orang.
"Sangat sulit untuk memprediksi berapa banyak yang akan datang pada saat ini,” tambahnya.
Angka perencanaan awal adalah antara 70-90 ribu pengungsi tetapi angka tersebut perlu diperbarui, tambahnya.
Hampir sepertiga pengungsi adalah anak-anak, kata pejabat PBB lainnya dalam pengarahan tersebut.
“Kekhawatiran utama kami adalah banyak dari mereka yang terpisah dari keluarga mereka,” kata Direktur Regional UNICEF Regina De Dominicis.
Perwakilan Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Hicham Diab mengatakan ada kebutuhan besar akan dukungan kesehatan mental bagi para pengungsi.
“Situasi ini sering kali melibatkan keluarga yang datang dengan anak-anak yang sangat lemah hingga mereka pingsan di pelukan orangtuanya,” katanya. (AFP/Z-1)
Terkini Lainnya
Armenia Akan Keluar dari Aliansi Militer yang Dipimpin Rusia
Inovator Muda Indonesia Diajak Ikut Kampanye Youth Innovation for Sustainable Future
Helikopter Rombongan Presiden Iran Kecelakaan
Rusia Menarik Diri secara Diam-diam dari Karabakh, Melepaskan Pengaruhnya 'Secara Permanen'
'Baku Declaration' Adopsi Usulan RI tentang Misi Khusus Parlemen APA ke Palestina
Putin Tiba di Kyrgyzstan, Perjalanan Pertama Sejak Diburu ICC
Ilham Aliyev Kembali Memenangkan Pemilihan Presiden Azerbaijan setelah Kemenangan di Karabakh
Pemimpin Kuat Azerbaijan Menuju Pemilihan Mudah setelah Perang Karabakh
Azerbaijan Umumkan Kondisi 'Tercipta' untuk Perjanjian Perdamaian dengan Armenia
AS-Prancis akan Pimpin Pertemuan PBB untuk Hentikan Pertempuran di Karabakh
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap