visitaaponce.com

Putin Menduga Prigozhin Tewas oleh Granat Tangan

Putin Menduga Prigozhin Tewas oleh Granat Tangan
Granat tangan yang meledak di dalam pesawat disebut menjadi penyebab kecelakaan jet yang menewaskan Yevgeny Prigozhin.(AFP)

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyatakan kecelakaan pesawat yang menewaskan kepala tentara bayaran Grup Wagner Yevgeny Prigozhin pada Agustus disebabkan granat tangan. Granta tersebut disebut meledak di dalam pesawat. 

Diketahui, Jet pribadi Embraer yang ditumpangi Prigozhin dan 10 orang lainnya ke St Petersburg jatuh di utara Moskow, pada 23 Agustus. Para korban termasuk dua tokoh penting Wagner, empat pengawal Prigozhin, dan tiga awak. 

“Pecahan granat tangan ditemukan di tubuh mereka yang tewas dalam kecelakaan itu. Tidak ada dampak eksternal terhadap pesawat tersebut ini sudah merupakan fakta yang sudah ada,” kata Putin pada pertemuan Klub Diskusi Valdai di resor Sochi di Laut Hitam.

Pernyataan itu sekaligus menolak klaim para pejabat AS yang menyakini pesawat yang ditumpangi Prigozhin jatuh oleh rudal. Putin juga menyatakan Rusia dapat melanjutkan uji coba nuklir.

Uji coba itu untuk pertama kali dilakukan dalam lebih dari tiga dekade dan memungkinkan ratifikasi perjanjian larangan uji coba nuklir. Moskow telah berhasil menguji coba rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik yang kemampuannya tidak tertandingi. Pemimpin Kremlin itu mengatakan tidak perlu mengubah doktrin nuklir Rusia, karena setiap serangan terhadap Rusia akan memicu respons sepersekian detik dengan ratusan rudal nuklir.

"Apakah kita perlu mengubah hal ini? Dan mengapa? Semuanya bisa diubah tetapi saya tidak melihat perlunya hal itu," kata Putin mengenai doktrin nuklir.

Putin turut menyatakan Rusia tidak keberatan jika Ukraina bergabung dengan Uni Eropa. Rusia selalu menentang kemungkinan bergabungnya Ukraina ke NATO karena hal itu merupakan ancaman terhadap keamanan Moskow.

Tetapi kini Rusia tidak keberatan jika Kyiv bergabung dengan Uni Eropa. Ukraina mengajukan permohonan untuk bergabung dengan UE segera setelah invasi Rusia pada 24 Februari tahun lalu dan telah menerima status kandidat resmi dari UE.

Namun proses untuk memenuhi persyaratan masuknya kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun. (France24/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat