visitaaponce.com

Warga Gaza Cari Perlindungan setelah Ancaman Serangan Darat Israel

Warga Gaza Cari Perlindungan setelah Ancaman Serangan Darat Israel
Seorang demonstran mengibarkan bendera Palestina saat demonstrasi di Amman pada 13 Oktober 2023.(AFP/Khalil Mazraawi.)

RIBUAN warga Palestina membawa barang-barang mereka melalui jalan-jalan Kota Gaza yang dipenuhi puing-puing pada Jumat (13/10) untuk mencari perlindungan. Ini dilakukan setelah tentara Israel memperingatkan penduduk untuk segera melarikan diri sebelum serangan darat yang diperkirakan dilakukan sebagai pembalasan terhadap Hamas atas serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.

Pejuang Hamas menerobos penghalang perbatasan militer di sekitar Jalur Gaza pada Sabtu lalu, menewaskan lebih dari 1.300 orang di Israel, dalam serangan yang dibandingkan dengan serangan 9/11 di Amerika Serikat. Ada protes yang mendukung Palestina di Timur Tengah dan sekitarnya ditambah ancaman konfrontasi lebih lanjut antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di negara tetangga, Libanon.

Setidaknya lima warga Palestina tewas akibat tembakan Israel di Tepi Barat yang diduduki selama demonstrasi solidaritas dengan Gaza, kata kementerian kesehatan. Di Gaza, para pejabat PBB mengatakan militer Israel mengatakan kepada mereka bahwa evakuasi harus dilakukan dalam 24 jam ke depan tetapi tentara tidak mengonfirmasi jangka waktu tersebut.

Baca juga: Hizbullah Siap Bergabung dengan Hamas Lawan Israel pada Waktunya

Israel telah membalas serangan Hamas dengan menyerang sasaran di Gaza hingga ribuan amunisi. Serangan tersebut merenggut lebih dari 1.530 nyawa, 500 di antara korban ialah anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza. Sistem kesehatan di Gaza, "Berada pada titik puncaknya," kata Organisasi Kesehatan Dunia.

"Satu juta orang tidak punya makanan dan tidak punya air dan mereka masih saja mengebom saat mereka pergi. Di mana kita akan menempatkan mereka?" kata Elizabeth El-Nakla, ibu mertua Menteri Pertama Skotlandia Humza Yousaf, mengatakan dalam video yang dipostingnya.

Baca juga: Iran: AS Harus Kendalikan Israel untuk Hindari Perang Regional

"Ini akan menjadi video terakhir saya. Semua orang dari Gaza bergerak menuju tempat kami berada," tambah Nakla yang sedang mengunjungi kerabatnya di Gaza dari Skotlandia. "Semoga Tuhan membantu kita."

PBB mengatakan relokasi massal yang, "Mustahil," itu akan berdampak pada 1,1 juta atau sekitar setengah populasi Jalur Gaza dan segera meminta agar perintah tersebut dicabut.

Sandera

Setiap operasi darat Israel dipersulit Hamas dengan--menurut pemerintah Israel--sekitar 150 sandera Israel, asing, dan berkewarganegaraan ganda. Hamas pada Jumat mengatakan 13 sandera, termasuk warga asing, tewas dalam serangan Israel. Para militan, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Eropa, sebelumnya melaporkan empat sandera tewas dalam serangan tersebut.

Baca juga: Gedung Putih Batalkan Klaim Biden Lihat Foto Anak Dipenggal Hamas

Koresponden AFP di Gaza mengatakan militer Israel pada Jumat menjatuhkan selebaran di Gaza yang memperingatkan warga untuk segera melarikan diri ke selatan Wadi Gaza dengan peta mengarah ke selatan melintasi garis di tengah wilayah sepanjang 40 kilometer (25 mil). 

"IDF akan terus beroperasi secara signifikan di Kota Gaza dan melakukan upaya ekstensif untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil," kata militer sebelumnya. "Teroris Hamas bersembunyi di Kota Gaza dalam terowongan bawah rumah dan dalam bangunan yang dihuni warga sipil tak berdosa."

Koresponden AFP mengatakan ada, "Serangan besar-besaran," di Jalur Gaza utara pada Jumat pagi, termasuk kamp pengungsi Al-Shati dan Kota Gaza, terutama menargetkan bangunan tempat tinggal. 

Kantor media Hamas melaporkan serangan udara Israel terhadap Khan Yunis dan Rafah di selatan.

Tentara Israel mengatakan, "Jet tempurnya menyerang 750 sasaran militer di Jalur Gaza utara semalam," termasuk, "Kediaman para teroris senior yang digunakan sebagai pusat komando militer." Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Hamas, "Akan dihancurkan." 

Para militan, yang menginginkan kehancuran Israel, mengatakan bahwa serangan Sabtu itu bertujuan mengakhiri, "Amukan Israel tanpa dimintai pertanggungjawaban." Hamas, dalam suatu pernyataan, mengatakan, "Rakyat Palestina kami," menolak perintah evakuasi Israel dari Gaza.

Mengutuk pengepungan

Dengan membawa kantong plastik berisi barang-barang, koper di bahu, dan anak-anak di gendongan, warga Gaza, bagaimana pun, pindah ke tempat lain untuk mencari keamanan pada Jumat. Ada yang berjalan kaki, ada pula yang mengemudi, dengan barang-barang diikatkan di atap kendaraan.

Lebih dari 423.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di wilayah berpenduduk 2,4 juta jiwa, menurut PBB. Perintah evakuasi seperti itu dapat mengubah, "Situasi yang sudah menjadi tragedi menjadi situasi yang membawa bencana," kata juru bicara PBB.

Wilayah ini sudah berada di bawah blokade darat, udara, dan laut sejak 2006. Israel kini telah memutus pasokan air, makanan, dan listrik ke Gaza dalam pengepungan total yang mereka janjikan tidak akan berakhir sampai semua sandera dibebaskan.

"Saya mengutuk pengepungan ini karena Anda harus melakukan hal tersebut, ketika mereka meminta begitu banyak orang untuk pergi, ketika mereka tidak memiliki akses terhadap makanan dan obat-obatan," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt.

Ketua Liga Arab Ahmed Abul Gheit mengatakan perintah evakuasi Israel ialah, "Pemindahan paksa," yang merupakan, "Kejahatan." Sementara itu, Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan hal itu akan, "Sama saja dengan Nakba kedua," atau, "Malapetaka," mengacu pada 760.000 warga Palestina yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka selama perang pada 1948 yang bertepatan dengan pendirian Israel.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan kepada wartawan, "Kami berusaha menyediakan waktu dan melakukan banyak upaya dan kami memahami ini tidak akan memakan waktu 24 jam."

Sebanyak 2,4 juta penduduk Gaza mengalami perang kelima dalam 15 tahun terakhir. Jet tempur dan drone Israel telah meratakan seluruh blok dan menghancurkan ribuan bangunan.

Hamas mengancam akan membunuh tawanan jika Israel mengebom sasaran sipil di Gaza tanpa peringatan terlebih dahulu.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di Yordania pada Jumat. Ia berdiskusi dengan Raja Abdullah II, "Cara-cara untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan warga sipil di Gaza sementara Israel melakukan operasi keamanan yang sah," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.

Raja Abdullah menyerukan, "Pembukaan koridor kemanusiaan untuk memungkinkan masuknya bantuan medis dan bantuan darurat ke Gaza," kata pernyataan pengadilan kerajaan.

Diplomat tertinggi AS, dalam tur regional, tiba dari Israel yang ia kunjungi pada Kamis sebagai tanda solidaritas. 

Ashraf al-Qudra, juru bicara kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, mengatakan dalam suatu pernyataan yang diposting di Telegram bahwa rumah sakit mulai kehabisan kapasitas dalam situasi yang memburuk dengan kehabisan obat-obatan dan bahan bakar.

Peningkatan militer 

Israel telah memanggil 300.000 pasukan cadangan dan memindahkan pasukan, tank, dan kendaraan lapis baja ke wilayah gurun selatan di sekitar Gaza. Pada Jumat, seorang koresponden AFP di dekat Sderot, di luar Gaza, melihat konvoi lebih dari 20 tank Israel dan selusin kendaraan lapis baja menuju Gaza.

Di ladang-ladang di sepanjang perbatasan dengan wilayah tersebut, tembakan artileri seperti jarum jam dengan suara yang memekakkan telinga setiap 30 detik menuju sasaran yang hampir tidak terlihat di Gaza, mengguncang bumi.

Sejak Sabtu, tentara Israel telah menyapu kota-kota di selatan dan komunitas kibbutz dan mengatakan mereka menemukan mayat 1.500 militan, sementara mereka menemukan hal yang lebih mengejutkan lagi yaitu sejumlah besar warga sipil yang tewas.

Yossi Landau, yang memiliki pengalaman selama 33 tahun sebagai sukarelawan di Zaka, yang melakukan penemuan jenazah orang-orang yang mengalami kematian tidak wajar, mengatakan bahwa ia hampir mencapai titik puncak dalam menemukan jenazah orang-orang yang dibunuh oleh militan Gaza.

Di Beeri, komunitas di utara Gaza, ia teringat menemukan seorang wanita tewas dengan perutnya, "Terkoyak, ada bayi di sana, masih terhubung dengan tali pusar, dan ditusuk." Mereka termasuk di antara lebih dari 100 orang yang terbunuh di Beeri, sementara sekitar 270 orang ditembak mati atau dibakar dalam mobil mereka di festival musik Supernova di dekatnya.

Hamas membantah para pejuangnya membunuh bayi dalam serangan pada Sabtu.

Dukungan untuk Palestina

AS telah mengirimkan amunisi tambahan ke Israel dan mengerahkan kelompok tempur kapal induk ke Mediterania timur sebagai bentuk dukungan. Ini sekaligus memperingatkan musuh-musuh Israel lain agar tidak ikut berperang.

Pada Jumat, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, yang juga melakukan kunjungan solidaritas ke Israel, mengatakan para pejuang Hamas membawa, "Kejahatan ke tingkat yang lebih tinggi," dari para jihadis ISIS. Dia berjanji memberikan dukungan dengan, "Berpakaian besi," untuk Israel dalam perangnya.

Di London, Inggris mengatakan pihaknya mengirim dua kapal Angkatan Laut Kerajaan dan pesawat pengintai ke Mediterania timur untuk mendukung Israel dan menjamin stabilitas regional. 

Musuh bebuyutan Israel, Iran, telah lama mendukung Hamas secara finansial dan militer dan memuji serangannya, tetapi menegaskan pihaknya tidak terlibat.

The Washington Post melaporkan bahwa para pejabat AS dan Qatar sepakat mencegah Iran menggunakan dana bantuan kemanusiaan senilai US$6 miliar, setelah serangan Hamas. Namun seorang pejabat Iran mengatakan AS, "Tidak bisa mengingkari perjanjian tersebut."

Ribuan warga Iran, Irak, dan Yordania turun ke jalan pada Jumat sebagai tanda dukungan bagi Palestina. Demonstrasi pro-Palestina juga terjadi di Asia, termasuk Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, New Delhi, dan Dhaka. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat