Presiden Korsel Dikabarkan Mangkir dari Upacara Peringatan Tragedi Itaewon, Kenapa
![Presiden Korsel Dikabarkan Mangkir dari Upacara Peringatan Tragedi Itaewon, Kenapa?](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/2690a95a1a5ce8c1229da3bfd18d2d07.jpg)
KEPUTUSAN Presiden Yoon Suk-yeol untuk tidak menghadiri upacara peringatan korban kerumunan Itaewon yang dijadwalkan pada hari Minggu (29/30) telah menimbulkan kontroversi dan kritik. Keputusan tersebut telah menjadi pusat perhatian, terutama dari Partai Demokratik Korea (DPK) sebagai partai oposisi utama.
Tragedi Itaewon terjadi pada 29 Oktober tahun lalu selama perayaan Halloween di distrik hiburan Itaewon di Yongsan, Seoul. Sebanyak 159 orang tewas dan banyak lainnya terluka dalam kerumunan yang terjadi di sana. Keputusan presiden untuk tidak menghadiri upacara peringatan ini telah menimbulkan pertanyaan tentang pertanggungjawaban pemerintah dalam tragedi ini.
Menurut kantor presiden, keputusan ini didasari oleh keyakinan bahwa upacara tersebut memiliki motif politik. Namun, DPK dan partai oposisi lainnya yang berencana menjadi tuan rumah bersama upacara tersebut, menyatakan bahwa ini adalah momen untuk menghormati dan mengenang korban, bukan acara politik.
Baca juga: Mengenang 1 Tahun Tragedi Itaewon, Keluarga Korban Masih Mencari Keadilan
DPK dan beberapa anggota masyarakat, termasuk keluarga korban, telah menyerukan agar presiden hadir dalam upacara tersebut dan memberikan permintaan maaf serta belasungkawa kepada keluarga korban. Mereka menilai bahwa pemerintah bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Sebelumnya, staf presiden awalnya mempertimbangkan kehadiran presiden di tempat umum untuk menunjukkan bahwa pemerintah mendengarkan dan merenungkan pendapat publik. Namun, presiden memutuskan untuk tidak menghadiri upacara tersebut, dengan alasan bahwa itu adalah rapat politik.
Baca juga: Kisah Selamat Dari Tragedi Kerumunan Massa di Itaewon: Sebuah Pengalaman Pribadi
Kontroversi ini telah mengungkapkan perpecahan pendapat di antara partai politik dan masyarakat. Kritik terhadap keputusan ini semakin meningkat, dengan beberapa pihak menyatakan bahwa presiden sedang mempolitikkan tragedi ini dengan menolak menghadiri upacara peringatan.
Upacara peringatan itu sendiri akan dihadiri oleh keluarga korban, partai oposisi termasuk DPK, dan banyak anggota masyarakat yang ingin mengenang korban dan menuntut pertanggungjawaban atas tragedi Itaewon.
Seiring peringatan tragedi ini, masyarakat Korea Selatan terus menuntut kejelasan dan pertanggungjawaban pemerintah terkait insiden Itaewon yang tragis ini. Mereka berharap bahwa pemerintah akan menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil untuk mencegah insiden serupa di masa depan dan menghormati dan mengenang para korban.
Pertanyaan tentang pertanggungjawaban pemerintah dalam tragedi Itaewon tetap menjadi isu yang belum terselesaikan. Masyarakat dan keluarga korban terus menekan pemerintah untuk memberikan jawaban dan bertanggung jawab atas insiden yang merenggut banyak nyawa ini. Pada saat yang sama, keputusan presiden untuk tidak menghadiri upacara telah memicu perdebatan yang lebih dalam tentang peran pemerintah dalam insiden tersebut dan tanggung jawabnya dalam mengenang para korban.
Seiring peringatan pertama tragedi Itaewon ini, masyarakat Korea Selatan terus berharap agar kejelasan, pertanggungjawaban, dan tindakan konkret akan menjadi bagian dari proses mengenang para korban dan mencegah insiden serupa di masa depan. (Z-10)
Terkini Lainnya
6 Kejadian Buruk yang Terjadi Pada Halloween
Mengenang 1 Tahun Tragedi Itaewon, Keluarga Korban Masih Mencari Keadilan
5 Drama Korea Tayang Juli 2024, Aksi Rain dalam Red Swan Paling Dinanti
Para Profesor Medis di Tiga Rumah Sakit Afiliasi Universitas Korea Umumkan Mogok Kerja Tak Terbatas
Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik ke Arah Timur
Lagu Smeraldo Garden Marching Band dari Album Solo Jimin BTS yang Ke-2 Dirilis
Korea Utara Klaim Sukses Uji Coba Rudal dengan Kemampuan Hulu Ledak Ganda
Rekaman CCTV Ungkap Detik-Detik Kebakaran Maut di Pabrik Baterai Lithium
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap