visitaaponce.com

Dr Sarbini Abdul Murad Membuka Jalan Kemanusiaan di Palestina

Dr Sarbini Abdul Murad: Membuka Jalan Kemanusiaan di Palestina
Dr Sarbini: Ini bukan hanya pekerjaan, tetapi panggilan kemanusiaan yang harus dijawab dengan hati dan keberanian.(Mer-c)

Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dinilai telah menjadi pembuka akses kesehatan di Gaza, Palestina. Komitmen MER-C untuk memberikan bantuan ke Palestina sudah berlangsung sejak 2007, di mana salah satu perintisnya ialah Dr Sarbini Abdul Murad yang menjabat sebagai Ketua Presidium MER-C.

"Palestina merupakan program abadi kita," kata Sarbini saat berbagi pengalaman melalui zoom.

Pada 2007, Sarbini diutus untuk membuka jalan ke Palestina, yang saat itu hanya sebatas wacana tanpa jalan yang konkrit. "Kita harus memutuskan untuk merintis jalan, apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita tempuh agar bisa masuk ke Gaza," tambahnya. Selama 9 bulan, Sarbini bekerja keras dari Mesir ke Gaza, menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan izin melintasi Sinai, daerah operasi militer yang sangat terbatas.

Baca juga: Tiga WNI Masih Diupayakan Keluar dari Gaza

Pengalaman Dr. Sarbini menjadi krusial pada serangan pertama Israel ke Gaza pada akhir 2008. MER-C, bersama Departemen Kesehatan Indonesia, mengirimkan tim medis, termasuk Sarbini, untuk memberikan bantuan kesehatan mendesak di tengah kondisi yang sulit.

"Serangan itu luar biasa. Suara bom di mana-mana, namun tidak ada operasi darat. Ini adalah serangan intens," ungkap Sarbini. Tim medis dipersiapkan untuk menghadapi risiko dengan menandatangani surat pernyataan tanpa tuntutan kepada pemerintah Indonesia dan Mesir.

Baca juga: Indonesia Desak OKI Bersatu dan Terdepan Selesaikan Krisis di Gaza

Sarbini menjelaskan situasi di Gaza lebih tenang daripada yang dibayangkan banyak orang. Masyarakat setempat, meski menghadapi ancaman konstan, tetap tenang dan santai. "Mereka sudah mengalami perang begitu lama sehingga genetik mereka lebih adaptasi dengan situasi," ujar Sarbini.

Bahkan, saat awal-awal sampai di rumah sakit Al-Shifa, dia mendengar suara drone dan manuver pesawat tempur setiap malam yang membuatnya merasa takut. "Awalnya mengerikan tapi 3-4 hari kok lama-lama menikmati, jadi penghantar tidur," terangnya.

Sarbini mengaku kagum dengan masyarat Gaza yang sangat tengan di tengah serangan tak henti dari Israel. "Mereka lebih tenang menghadapi itu, mungkin karena mereka sudah terbiasa dari zaman dahulu jadi genetiknya sudah biasa dan terbawa sampai sekarang," ucapnya.

Selain memberikan bantuan medis, Sarbini juga terlibat dalam misi kemanusiaan lainnya. Dalam pencarian seorang asisten rumah tangga Indonesia yang ditahan, Sarbini berbagi pengalaman menghadapi keadaan yang sulit dan penuh risiko, termasuk mendatangi penjara yang penuh dengan bom fosfor.

"Pengalaman ini mengajarkan kita tentang keberanian, ketahanan, dan solidaritas kemanusiaan," kata Sarbini. "Ini bukan hanya pekerjaan, tetapi panggilan kemanusiaan yang harus dijawab dengan hati dan keberanian."

Melalui pengalamannya, Sarbini menegaskan pentingnya solidaritas global dan kerjasama lintas batas untuk membantu mereka yang membutuhkan di tengah situasi konflik. MER-C terus berkomitmen untuk membantu dan memberikan akses kesehatan bagi mereka yang terisolasi akibat perang, menjadikan Sarbini Abdul Murad sebagai pahlawan kemanusiaan yang inspiratif dari Indonesia. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat