visitaaponce.com

Setelah Utara Hancur, Israel Fokus Ratakan Gaza Selatan

Setelah Utara Hancur, Israel Fokus Ratakan Gaza Selatan
Kerusakan akibat serangan udara Israel di Rafah, selatan Gaza, pada 3 Desember 2023.(AFP/Said Khatib)

PASUKAN Israel memerangi militan Hamas di Jalur Gaza selatan setelah memperluas serangan mereka lebih dalam ke wilayah yang terkepung pada Selasa (5/12). Kebiadaban pasukan Zionis ini mengancam ratusan ribu warga sipil yang terjebak di sana.

Israel awalnya memfokuskan serangannya di wilayah utara dan memerintahkan sipil untuk pindah ke selatan. Namun tentara kini juga menyebarkan selebaran di wilayah selatan, memberitahu dan mendesak warga sipil Palestina untuk melarikan diri ke wilayah lain.

"Tank-tank Israel, pengangkut personel lapis baja, dan buldoser terlihat pada Senin di dekat kota Khan Yunis di Gaza selatan, yang dipenuhi warga sipil yang meninggalkan rumah mereka lebih jauh ke utara di wilayah tersebut pada awal perang," kata para saksi mata kepada AFP.

Baca juga : Paus Fransiskus Prihatin dengan Situasi di Gaza

Tentara mengatakan bahwa mereka mengambil tindakan agresif terhadap Hamas dan organisasi lainnya di Khan Yunis, dan memperingatkan bahwa jalan utama di utara dan timur kota merupakan medan perang.

Hamas mengklaim melalui Telegram bahwa militannya telah menargetkan dua pengangkut personel dan sebuah tank di dekat Khan Yunis. Salvo roket kembali ditembakkan dari Gaza menuju wilayah Israel.

Baca juga : Iran akan Balas Kematian Dua Tentaranya di Tangan Israel

Ketika perang meluas, organisasi-organisasi bantuan internasional telah memperingatkan bahwa warga sipil di wilayah padat penduduk tersebut kehabisan tempat untuk mengungsi.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza dan tidak ada tempat lagi untuk dituju. Jika memungkinkan, skenario yang lebih mengerikan akan terjadi, dimana operasi kemanusiaan mungkin tidak dapat meresponsnya,” kata Koordinator Kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina Lynn Hastings dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan perang tersebut telah menewaskan hampir 15.900 orang di wilayah tersebut, sekitar 70% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Di kota Rafah dekat perbatasan Mesir, warga Abu Jahar al-Hajj mengatakan serangan udara di dekat rumahnya terasa seperti gempa bumi. "Potongan beton mulai menimpa kami,” katanya.

Di Deir al-Balah lebih jauh ke utara, Walaa Abu Libda menemukan tempat berlindung di sebuah rumah sakit, namun mengatakan putrinya yang berusia empat tahun masih terjebak di bawah reruntuhan.

“Saya tidak tahu apakah dia hidup atau mati,” kata Libda, salah satu dari sekitar 1,8 juta orang yang mengungsi di Gaza sekitar tiga perempat dari populasi, menurut angka PBB.

Tentara Israel pada hari Selasa membantah meminta Organisasi Kesehatan Dunia untuk mengosongkan gudang bantuan di Gaza selatan dalam waktu 24 jam sebelum operasi darat di daerah tersebut membuatnya tidak dapat digunakan.

 

Israel minta WHO pindah

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menulis di X bahwa organisasinya telah menerima pemberitahuan dari militer bahwa kami harus memindahkan pasokan kami dari gudang medis di Gaza selatan dalam waktu 24 jam.

Sekutu utamanya, Amerika Serikat, telah memperingatkan Israel agar berbuat lebih banyak untuk mencegah jatuhnya korban sipil ketika operasi berpindah ke selatan. Israel mengatakan pihaknya tidak berusaha memaksa warga sipil Palestina meninggalkan rumah mereka secara permanen.

“Kami telah meminta warga sipil untuk mengevakuasi medan perang dan kami telah menyediakan zona kemanusiaan di Jalur Gaza,” kata Juru Bicara Militer Israel Jonathan Conricus.

Berbicara tanpa menyebut nama, para pejabat senior militer Israel mengakui bahwa sekitar dua warga sipil telah terbunuh untuk setiap pejuang Hamas yang tewas di Jalur Gaza. Untuk mencapai tujuan tersebut, kata para pejabat, tentara menggunakan perangkat lunak pemetaan berteknologi tinggi untuk melacak pergerakan penduduk di Jalur Gaza dan mengeluarkan perintah evakuasi.

Sistem ini menggabungkan telepon seluler dan sinyal lainnya, pengawasan udara dan informasi dari sumber lokal, serta AI, untuk mempertahankan peta yang terus diperbarui yang menunjukkan konsentrasi populasi di seluruh wilayah.

Namun kantor kemanusiaan PBB, OCHA, mempertanyakan kegunaan alat tersebut di wilayah dimana akses terhadap telekomunikasi dan listrik bersifat sporadis.

Semua layanan seluler dan telepon terputus di Gaza karena terputusnya rute serat utama dari pihak Israel, menurut perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel.

Jaringan pemantau global Netblocks mengonfirmasi bahwa warga Gaza mengalami kehilangan komunikasi total. Pertempuran terbaru ini terjadi setelah gagalnya gencatan senjata yang dimediasi Qatar, yang mengakibatkan sejumlah sandera Israel dan sandera lainnya dibebaskan dengan imbalan tahanan Palestina.

Menurut militer Israel, setidaknya 137 sandera masih ditahan di Gaza, namun Hamas mengesampingkan pembebasan lebih banyak lagi sampai gencatan senjata permanen disepakati.

Perang tersebut telah memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas, dengan seringnya terjadi baku tembak dengan Hizbullah yang didukung Iran di perbatasan Israel dengan Libanon.

Militer Israel mengatakan jet tempurnya telah menyerang posisi Hizbullah di Libanon sebagai tanggapan atas peluncuran pada hari Senin dari Libanon ke Israel.

Tepi Barat yang diduduki Israel juga mengalami peningkatan kekerasan, dengan lebih dari 250 warga Palestina tewas di sana sejak perang dimulai, menurut pihak berwenang Palestina. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat