visitaaponce.com

Dunia Diam, Israel Kini Lanjutkan Menggempur Gaza Selatan

Dunia Diam, Israel Kini Lanjutkan Menggempur Gaza Selatan
Gambar yang diambil dari Rafah di Jalur Gaza selatan pada 5 Desember 2023 menunjukkan ledakan di Khan Yunis.(AFP/Mohammed Abed.)

TAK seperti perlakuan terhadap Rusia yang menginvasi Ukraina yang dibalas puluhan sanksi, dunia hanya bisa diam tanpa satu pun vonis dijatuhkan kepada Israel yang menyerang Jalur Gaza, Palestina, sejak 7 Oktober. Negeri Zionis ini semakin leluasa menunjukkan kebiadabannya.

Setelah berhasil meluluhlantakkan Gaza Utara yang merenggut 16.248 nyawa penduduknya, kini negara yang didirikan berkat bantuan Inggris dengan menjajah Palestina itu fokus menyerang Gaza Selatan. Pasukan Israel mengepung kota utama di wilayah itu pada Rabu (6/12) dengan dalih serupa yakni memerangi kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas. Jalan dan reruntuhan bangunan di Gaza selatan menjadi pusat pertempuran antara penjajah Israel dengan Hamas.

Fokus konflik telah bergeser ke wilayah selatan yang terkepung menyusul pertempuran sengit dan pengeboman yang menghancurkan sebagian besar wilayah utara. Invasi yang dilakukan penjajah Israel ini memaksa hampir dua juta orang meninggalkan rumah mereka.

Baca juga: Eks Tawanan Hamas Lebih Takut Penjajah Israel

Tank-tank penjajah Israel, pengangkut personel lapis baja, dan buldoser terlihat pada Selasa di dekat kota Khan Yunis di Gaza selatan. Mereka memaksa warga sipil yang sudah mengungsi untuk berkemas dan melarikan diri lagi.

"Pasukan kami sekarang mengepung daerah Khan Yunis di Jalur Gaza Selatan. Kami telah mengamankan banyak kubu Hamas di Jalur Gaza Utara dan sekarang kami beroperasi melawan kubu Hamas di selatan," kata panglima militer penjajah Israel Herzi Halevi.

"Pertempuran selama Selasa (5/12) menjadi paling intens sejak dimulai operasi darat penjajah Israel pada akhir Oktober," kata Kepala Komando Selatan Angkatan Darat Mayor Jenderal Yaron Finkelman. Israel berjanji menghancurkan Hamas dan membebaskan 138 sandera yang masih ditahan setelah banyak orang dibebaskan dalam gencatan senjata yang berumur pendek.

Baca juga: Presiden Iran akan Bertemu Putin di Rusia pada Kamis

Beberapa komandan Hamas tewas dalam serangan udara di dekat Rumah Sakit Indonesia, klaim militer Israel pada Rabu (6/12) pagi di X. Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan 25 orang tewas dalam serangan pada Selasa yang menghantam sekolah tempat para pengungsi berlindung.

Ambulans, truk, dan kendaraan lain mengantarkan orang-orang yang berlumuran darah dan berdebu ke rumah sakit Nasser di Khan Yunis, termasuk anak-anak. "Sepupu menelepon saya dan menyuruh saya datang karena jenazah saudara perempuan saya tergeletak di halaman sekolah," kata warga Gaza Selatan Mohammed Saloul.

Penjajah Israel sebelumnya memerintahkan warga sipil di bagian utara Jalur Gaza yang padat penduduknya untuk mencari perlindungan di bagian selatan wilayah tersebut. Banyak yang melarikan diri ke Khan Yunis dengan keyakinan bahwa tempat itu akan lebih aman. Ketika perang meluas, Israel meminta warga Palestina untuk pindah lebih jauh ke selatan, sehingga memicu kepanikan, ketakutan dan kecemasan, menurut Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.

Orang-orang didorong, katanya, ke wilayah yang luasnya kurang dari sepertiga Jalur Gaza dengan jalan-jalan ke selatan tersumbat. Kelompok-kelompok bantuan internasional mengecam perintah untuk mengungsi dari satu daerah ke daerah lain dan warga sipil kehabisan pilihan. "Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Bukan rumah sakit, bukan tempat penampungan, bukan kamp pengungsi. Tidak ada yang aman," kata kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths.

Peta tempat mengungsi?

Menyusul tuntutan untuk menciptakan kawasan tempat warga sipil dapat berlindung, tentara kolonial Israel menerbitkan peta yang katanya dimaksudkan untuk memungkinkan warga Gaza mengungsi dari tempat-tempat tertentu demi keselamatan mereka jika diperlukan. Namun PBB mengkritik peta tersebut dengan mengatakan bahwa tidak mungkin menciptakan zona aman bagi warga sipil untuk mengungsi ke dalam Gaza.

"Apa yang disebut zona aman, tidak ilmiah, tidak rasional, tidak mungkin dilakukan, dan saya pikir pihak berwenang menyadari hal ini," kata Juru Bicara Badan Anak-anak PBB (UNICEF) James Elder. Kekerasan di Gaza kini merupakan salah satu serangan terburuk terhadap penduduk sipil di zaman modern, menurut Dewan Pengungsi Norwegia, yang juga memperingatkan dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat akibat musim dingin yang akan datang.

Barang-barang mereka bertumpuk di gerobak keledai, kendaraan rusak, dan unta serta warga Gaza menuju ke selatan untuk mencoba menghindari serangan Israel yang semakin meluas. Diperkirakan 1,9 juta orang mengungsi di Gaza sekitar tiga perempat dari populasi, menurut angka PBB. Di Gaza utara, militer kolonial Israel mengatakan telah mengepung kamp pengungsi Jabalia serta menggerebek pusat komando dan kendali Pasukan Keamanan Dalam Negeri Hamas.

Dikatakan jumlah tentara Israel yang tewas sejak perang dimulai meningkat menjadi 82 orang. Amerika Serikat, sekutu terpenting penjajah Israel, juga meningkatkan seruan untuk melakukan upaya lebih besar guna mencegah kematian warga sipil di Gaza. Kepala bantuan AS Samantha Power mengumumkan bantuan baru sebesar US$21 juta untuk warga Gaza selama kunjungannya ke negara tetangga Mesir, termasuk untuk kebersihan, tempat tinggal, dan persediaan makanan.

Israel mengatakan pekan ini bahwa pihaknya tidak berusaha memaksa warga sipil Palestina untuk meninggalkan rumah mereka secara permanen di Jalur Gaza dan meminta kelompok bantuan untuk membantu menyediakan perlindungan di daerah pesisir kecil Al-Mawasi. Pertempuran di Gaza kembali terjadi setelah gagalnya gencatan senjata yang ditengahi Qatar pada Jumat yang menyebabkan sejumlah sandera Israel dan sandera lain dibebaskan dengan imbalan tahanan Palestina.

Penguasa Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, mengatakan negaranya terus berupaya memperbarui gencatan senjata dan mengecam kelambanan internasional yang memalukan atas perang tersebut. Perang tersebut memicu kekhawatiran tentang konflik regional yang lebih luas dengan seringnya baku tembak antara Hizbullah Libanon yang didukung Iran dengan Israel di perbatasan.

Seorang tentara Libanon tewas akibat tembakan Israel di pos militer dekat perbatasan selatan negara itu pada Selasa, kata militer. Tentara Israel mengakui insiden tersebut dan mengatakan dalam suatu postingan di X bahwa mereka menargetkan posisi Hizbullah dalam upaya menghilangkan ancaman yang akan terjadi. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat