visitaaponce.com

Alot, Pengambilan Keputusan COP28 Molor

Alot, Pengambilan Keputusan COP28 Molor
COP-28 berlangsung di Dubai, UEA.(AFP/Jewel Samad)

PENGAMBILAN kesepakatan dalam perundingan iklim PBB (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada Selasa (12/12), dijadwalkan akan melewati tenggat waktu. Pasalnya negara-negara yang berisiko terdampak perubahan iklim kecewa bahan bakar fosil tidak dihapus secara bertahap.

Setelah tawar-menawar pada Senin (11/12) hingga larut malam, tidak ada tanda-tanda bahwa draf COP28 berisi pengurangan penggunaan bahan bakar fosil. Hampir semua negara anggota konferensi ini menunggu draf baru.

Ketua KTT COP28 UEA telah berulang kali mendesak hampir 200 negara untuk mencapai kesepakatan ambisius pada akhir pembicaraan resmi pada pukul 11 pagi waktu setempat, dalam upaya untuk memaksakan keputusan.

Baca juga : Kritik pada Kesepakatan Rancangan Iklim COP28 yang Kurang Komitmen Penghentian Bahan Bakar Fosil

“Kami punya waktu dan kami siap untuk tinggal lebih lama lagi,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock .

Tim dari Kepulauan Marshall, negara kepulauan Pasifik yang letaknya rendah, terancam tenggelam berjanji untuk tetap berada di sana sampai aspirasi mereka diakui. Negosiatornya, John Silk, mengatakan negaranya tidak datang ke Dubai untuk menandatangani surat kematian.

Baca juga : Indonesia Lebih Keras Tagih Janji Pendanaan Iklim dari Negara Maju di COP28

Para pegiat lingkungan berharap KTT COP28 yang diadakan di kota metropolitan mewah yang dibangun dengan menggunakan petrodolar akan mengambil langkah bersejarah dengan menyerukan untuk pertama kalinya penghapusan bahan bakar fosil secara global. Bahan bakar itu menyumbang tiga perempat emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama perubahan iklim.

Namun draf terbaru dari teks setebal 21 halaman yang diajukan oleh Presiden COP28 Sultan Al Jaber yang juga merupakan kepala perusahaan minyak nasional UEA tidak tegas terhadap bahan bakar fosil. Dia hanya menyajikan langkah-langkah yang biasa. (AFP/France24/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat