visitaaponce.com

Al Jazeera Mengatakan Serangan Israel Membunuh Jurnalis di Gaza

Al Jazeera Mengatakan Serangan Israel Membunuh Jurnalis di Gaza
Al Jazeera mengatakan Israel telah membunuh jurnalis mereka di Gaza dengan menghalangi ambulans dan petugas penyelamat usai serangan.(AFP)

SERANGAN Israel menewaskan seorang jurnalis Al Jazeera dan melukai rekannya di Jalur Gaza pada hari Jumat, jaringan Qatar melaporkan.

Al Jazeera awalnya melaporkan juru kamera Samer Abu Daqqa dan kepala biro Gaza Wael Al-Dahdouh terluka di sebuah sekolah di Khan Younis, di mana mereka terkena "pecahan peluru dari serangan rudal Israel".

Dalam pernyataan berikutnya yang mengecam militer Israel, Al Jazeera mengaitkan cedera tersebut dengan serangan pesawat tak berawak. “Setelah Samer terluka, dia dibiarkan mati kehabisan darah selama lebih dari 5 jam, karena pasukan Israel mencegah ambulans dan petugas penyelamat untuk menghubunginya, sehingga tidak memberikan perawatan darurat yang sangat dibutuhkan,” katanya.

Baca juga: Israel Jatuhkan Selebaran di Libanon agar Warga tidak Bantu Hizbullah

Al-Dahdouh terluka di lengan dan dipindahkan ke Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, menurut seorang jurnalis AFP.

Dalam berita terkini, Al Jazeera mengatakan Al-Dahdouh dapat meninggalkan area serangan untuk mencari bantuan, “tetapi saat dia mencapai ambulans, petugas medis mengatakan mereka tidak dapat kembali ke lokasi serangan karena itu adalah terlalu berbahaya."

Baca juga: Turki Kecam Serangan Israel dan Penodaan Masjid di Jenin

Tentara Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar AFP.

Jiwa yang welas asih

Editor pelaksana Al Jazeera Mohamed Moawad memberikan penghormatan kepada Abu Daqqa di X, sebelumnya Twitter, dengan mengatakan: "Komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap kebenaran dan penyampaian cerita telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di tim kami.

“Samer, yang lensanya menangkap realitas kehidupan yang mentah dan tanpa filter di Gaza, bukan hanya seorang profesional yang terampil namun juga memiliki jiwa welas asih yang memahami kekuatan visual storytelling.

“Dalam upaya mencari kebenaran, juru kamera kami menghadapi risiko besar untuk memberikan pemahaman lebih dalam kepada pemirsa tentang pengalaman manusia di Gaza,” kata Moawad.

Asosiasi Pers Asing meminta tentara Israel untuk menyelidikinya. “Kami menganggap ini pukulan telak terhadap kebebasan pers yang sudah terbatas di Gaza,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Menurut kelompok militan Hamas, serangan pertama menargetkan sebuah sekolah milik badan PBB untuk pengungsi Palestina di Khan Yunis, yang diliput para jurnalis. "Serangan kedua kemudian terjadi yang sengaja menargetkan para jurnalis”, kata Hamas.

"Itu adalah upaya untuk mengintimidasi jurnalis agar mereka tidak mendokumentasikan pembantaian (Israel) yang dilakukan di Jalur Gaza”, kata Hamas.

Al Jazeera mengatakan mereka menganggap Israel bertanggung jawab atas serangan sistematis dan pembunuhan jurnalis Al Jazeera dan keluarga mereka.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan pada konferensi pers belum memiliki indikasi Israel sengaja mengejar jurnalis yang mencoba meliput perang ini.

Pada akhir Oktober, rekaman emosional menunjukkan Al-Dahdouh mengetahui di depan kamera istri dan dua anaknya tewas akibat serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza.

Lebih dari 60 jurnalis dan staf media tewas sejak dimulainya perang antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober, menurut Komite Perlindungan Jurnalis.

Perang dimulai setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel dari Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober yang menurut para pejabat Israel menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

Bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan memulangkan sekitar 250 sandera yang diculik oleh militan ke Gaza, Israel melancarkan serangan besar-besaran yang menyebabkan sebagian besar wilayah yang terkepung menjadi reruntuhan.

Pemerintah Hamas mengatakan perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 18.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat