visitaaponce.com

Jelang Natal, Bethlehem Kosong Tanpa Dekorasi

Jelang Natal, Bethlehem Kosong Tanpa Dekorasi
Suasana Bethlehem sepi tanpa ada dekorasi natal maupun kehadiran peziarah. Kondisi itu dampak dari serangan Israel ke Jalur Gaza.(AFP)

KOTA Bethlehem yang merupakan tempat kelahiran Kristus berada di Tepi Barat, Palestina sepi. Padahal, jelang Natal, biasanya ramai dengan ribuan peziarah dan wisatawan.

Pohon Natal raksasa, parade, dan upacara keagamaan biasanya meresmikan perayaan musim ini di Nativity Square. Namun tahun ini, hal-hal tersebut tidak terjadi karena serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza dan karena kesulitan ekonomi.

Jalan-jalan dan halaman di Bethlehem sebagian besar kosong, jalan-jalan menuju kota tersebut telah ditutup oleh pasukan Israel, dan beberapa kota di wilayah tersebut telah digerebek dengan kekerasan oleh tentara bersenjata Israel.

Baca juga: Antonio Guterres Terus Suarakan Gencatan Senjata

Sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, yang menghadapi pertempuran antara Israel dan Hamas, umat Kristiani di Bethlehem membatalkan perayaan Natal di kota yang dianggap kelahiran Kristus.

Gereja-gereja di seluruh Palestina bahkan mengumumkan pembatalan semua perayaan Natal sebagai ekspresi persatuan dengan Gaza membatasi aktivitas hanya pada kebaktian dan doa.

Baca juga: DK PBB Gagal Hentikan Genosida di Gaza

Dekorasi hari raya telah dibongkar dan Gereja Lutheran menampilkan adegan kelahiran Yesus yang memperlihatkan bayi Yesus di tengah reruntuhan, melambangkan anak-anak yang terbunuh di Gaza.

Kota ini biasanya dipenuhi turis sepanjang tahun ini. Namun sebaliknya, sebagian besar Jalur Gaza kini hancur.

Semua ini berdampak pada pariwisata Natal, yang baru bangkit kembali tahun lalu setelah jeda selama dua tahun karena pembatasan kesehatan dan perjalanan terkait pandemi covid-19.

Betlehem biasanya menerima hingga 1,5 juta wisatawan setiap tahun, menurut Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Palestina. Di wilayah lain di Israel, hotel-hotel dipenuhi 80 ribu orang yang harus mengungsi dari wilayah selatan dan utara negara itu, bukan wisatawan.

Kementerian Pariwisata Israel memperkirakan empat juta pengunjung tahun ini, mendekati level 2019. Namun perang terjadi pada bulan-bulan tersibuk untuk perjalanan, termasuk liburan musim dingin. (Aljazeera/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat