visitaaponce.com

Papua Nugini masih Mencekam, 15 Orang Tewas

Papua Nugini masih Mencekam, 15 Orang Tewas
Tayangan video AFPTV, 10 Januari 2024, orang-orang membawa barang-barang jarahan saat massa meninggalkan toko di Port Moresby.(AFP.)

KERUSUHAN yang melanda Papua Nugini menewaskan 15 orang. Penjarahan dan pembakaran juga terjadi di sejumlah kota.

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape meminta warganya tenang. Kekerasan ini muncul usai mogok massal dan aksi damai anggota kepolisian, militer dan pegawai negeri sipil yang kecewa karena pemotongan gaji.

"Diketahui delapan orang tewas dalam kerusuhan di ibu kota Port Moresby sementara tujuh lainnya tewas di Lae, utara negara itu," lapor media Australia, ABC, Kamis (11/1). Ribuan orang tumpah ruah di jalan-jalan Port Moresby. Banyak di antara mereka membawa barang-barang jarahan dengan latar belakang toko-toko hancur dan terbakar. 

Marape mengatakan ketegangan di ibu kota telah mereda dan polisi tambahan dikerahkan untuk menjaga ketertiban. "Polisi tidak bekerja kemarin di kota dan orang-orang melakukan pelanggaran hukum, tidak semua orang, tetapi di beberapa bagian kota kami," katanya.

Baca juga: Kerusuhan Melanda Papua Nugini

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Port Moresby mengatakan polisi telah kembali bekerja. Namun kondisi keamanan negara itu masih belum kondusif. Beberapa warga Tiongkok mengalami luka ringan dan toko-toko milik Tiongkok menjadi sasaran vandalisme dan penjarahan. 

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan, komisi tinggi negaranya sedang memantau situasi di Papua Nugini. Canberra belum menerima permintaan bantuan apa pun dari Papua Nugini, yang secara rutin didukungnya dalam bidang kepolisian dan keamanan.

Baca juga: Israel Menyerang Gaza Selatan saat Blinken Menuju Mesir

"Kami terus mengimbau ketenangan di masa sulit ini. Kami belum menerima permintaan apa pun dari pemerintah PNG saat ini tetapi teman-teman kami di Papua Nugini, kami memiliki hubungan yang baik dengan mereka," ujar Albanese.

Polisi di negara kepulauan Pasifik ini telah berjuang melawan lonjakan kejahatan dengan kekerasan selama setahun terakhir. Marape mengatakan peningkatan keamanan akan membantu menarik investasi asing pada sumber daya emas dan tembaga.

Pemerintah menyebarkan pesan di media sosial yang menyangkal bahwa pajak baru telah dikenakan pada polisi. Marape berjanji memperbaiki kesalahan administratif yang menyebabkan kekurangan gaji.

Seorang pejabat mengatakan kepada radio lokal FM100 pada Rabu bahwa tanpa polisi, kota tersebut kehilangan kendali. (ABC/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat