visitaaponce.com

Israel Menyerang Gaza Selatan saat Blinken Menuju Mesir

Israel Menyerang Gaza Selatan saat Blinken Menuju Mesir
Presiden Palestina Mahmud Abbas (kanan), Raja Yordania Abdullah II, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi bertemu di Aqaba, Yordania.(AFP/Chris Setian/Istana Kerajaan Yordania.)

ISRAEL membombardir Jalur Gaza selatan, Palestina, ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menuju Mesir pada Kamis (11/1). Dia akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Kairo membahas perdamaian di Gaza.

Kunjungan itu terjadi sehari setelah Blinken bertemu dengan pemimpin Otoritas Palestina Mahmud Abbas, yang berkomitmen menyatukan Gaza dengan Tepi Barat. Kunjungan Blinken ke Timur Tengah ini merupakan kali keempat selama Israel menginvasi Gaza. 

Satu hari sebelumnya Dewan Keamanan PBB menuntut diakhiri serangan di Laut Merah oleh pemberontak Houthi Yaman yang mendukung Hamas. Sementara Israel menghadapi tuduhan yang diajukan oleh Afrika Selatan di pengadilan tinggi PBB dengan tuduhan melakukan tindakan genosida di Gaza. 

Baca juga: Rakyat Palestina Puji Afsel di Depan Mandela

Hamas mengatakan pada Kamis (11/1) pagi bahwa 62 orang tewas dalam serangan Israel selama Rabu (10/1) di sekitar kota utama Khan Yunis di Gaza selatan. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan dalam pengarahan malam sebelumnya bahwa pasukan terus bertindak tegas di atas dan di bawah tanah di daerah tersebut.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan serangan Israel juga mengenai ambulans di Gaza tengah yang menewaskan empat petugas medis dan dua penumpang lain. Di Deir al-Balah, juga di Gaza tengah, orang-orang yang terluka dalam serangan di sekolah terdekat dibawa ke rumah sakit Al-Aqsa. "Ada orang-orang yang terluka di sekolah sejak tadi malam, tidak ada mobil atau ambulans yang mencapai sekolah, tidak ada apa-apa," kata seorang warga Gaza, Ramadan Darwit.

Baca juga: Arab Saudi Tetap Ingin Normalisasi Hubungan dengan Israel

Saat mengunjungi pasukan di Gaza tengah, panglima militer Israel Herzi Halevi menyebutnya sebagai medan perang yang kompleks. Israel telah membunuh 23.357 warga Gaza sejak 7 Oktober, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Perang tersebut telah memicu krisis kemanusiaan yang akut. Pengepungan Israel memicu kekurangan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan. Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengunggah di platform media sosial X bahwa sektor kesehatan Gaza perlahan-lahan terhambat.

Baca juga: Jerman Lanjutkan kembali Ekspor Senjata ke Saudi, ini Alasannya

Organisasi Kesehatan Dunia menyebut situasi kemanusiaan di Gaza sulit untuk digambarkan. Di kota perbatasan selatan Rafah dipenuhi pengungsi yang melarikan diri dari pertempuran di Gaza utara.

Blinken membuat sketsa kemungkinan masa depan Gaza pascaperang setelah bertemu Abbas dan Raja Hamad dari Bahrain. Blinken mengatakan kepada Abbas bahwa Washington mendukung pembentukan negara Palestina. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat