visitaaponce.com

55 Tahanan Palestina Dibebaskan Israel, Termasuk Direktur Rumah Sakit al-Shifa

55 Tahanan Palestina Dibebaskan Israel, Termasuk Direktur Rumah Sakit al-Shifa
Direktur Rumah Sakit al-Shifa, Muhammad Abu Salmiya yang diambl pada November 2023(AFP)

ISRAEL telah membebaskan puluhan tahanan Palestina yang ditahan selama perang di Gaza, termasuk direktur dari salah satu rumah sakit utama di wilayah kantong tersebut.

Israel membebaskan 55 tahanan, Senin, memberikan ruang di penjara-penjara mereka, menurut laporan yang belum dikonfirmasi. Sesaat setelah kembali ke Gaza, Direktur Rumah Sakit al-Shifa, Muhammad Abu Salmiya, menegaskan para tahanan Palestina di penjara Israel mengalami kekerasan setiap hari.

Dengan ribuan orang Palestina yang ditambahkan ke dalam daftar tahanan sejak perang dimulai pada 7 Oktober, penjara-penjara Israel kini “penuh,” lapor Kantor Penyiaran Publik Israel.

Baca juga : Aktivis HAM Kecam Pelecehan Sistemik terhadap Tahanan Palestina di Penjara Israel

Abu Salmiya ditangkap di tengah klaim militer Israel bahwa Hamas menggunakan Rumah Sakit al-Shifa sebagai basis operasi. Kepala medis tersebut mengatakan tidak ada tuduhan resmi yang pernah diajukan terhadapnya.

Setelah lebih dari tujuh bulan ditahan, Abu Salmiya mengatakan para tahanan mengalami “penyiksaan fisik dan psikologis” setiap hari selama masa penahanan mereka.

“Para tahanan kami telah mengalami berbagai bentuk penyiksaan di balik jeruji besi,” katanya dalam konferensi pers di Gaza. 

Baca juga : Warga Palestina Ceritakan Penyiksaan dalam Tahanan Tentara Israel

“Ada penyiksaan hampir setiap hari. Sel-sel dipaksa dibuka dan para tahanan dipukuli.”

“Beberapa tahanan meninggal di pusat interogasi dan mereka diperlakukan tanpa makanan dan obat-obatan,” tambahnya.

Menceritakan penyiksaan yang diduga dialaminya, Abu Salmiya mengatakan para penjaga mematahkan jarinya dan memberikan pukulan menggunakan tongkat dan anjing.

Baca juga : Israel Serang Gaza Selatan Setelah Peringatan Hamas

Staf medis juga bertanggung jawab atas penyiksaan dan kelalaian, katanya, dengan beberapa anggota tubuh tahanan yang diamputasi akibat perawatan medis yang buruk.

Para tahanan juga sangat kekurangan makanan selama masa penahanan, bertahan dengan hanya sepotong roti per hari selama dua bulan. Semua dari mereka kehilangan setidaknya 30 kg (66 lb), katanya.

Pejabat Israel tidak segera memberikan komentar mengenai tuduhan perlakuan buruk tersebut, tetapi mereka sebelumnya telah membantah tuduhan semacam itu.

Baca juga : Kesaksian Anak Palestina yang Ditahan Israel, Disiksa, Dipukul, Dibiarkan Kelaparan

Layanan Penjara Israel membantah Abu Salmiya dibebaskan, karena kekurangan ruang di penjara-penjara negara tersebut.

Kampanye Kesehatan

Abu Salmiya adalah salah satu dari tahanan yang ditangkap pada November selama penggerebekan militer Israel di Rumah Sakit al-Shifa, fasilitas kesehatan terbesar di Gaza.

Israel mengklaim kompleks tersebut, tempat sekitar 2.300 orang Palestina berlindung, digunakan sebagai pusat komando Hamas, klaim yang dibantah oleh staf rumah sakit.

Selama penggerebekan, pasukan Israel merusak layanan medis di kompleks tersebut dan menembaki orang-orang yang mencoba meninggalkan kawasan tersebut, menurut para dokter. Jenazah setidaknya 179 orang, termasuk tujuh bayi, dimakamkan dalam kuburan massal di area rumah sakit.

Rumah Sakit al-Shifa adalah salah satu dari lebih dari 100 fasilitas kesehatan yang telah digerebek dan diserang Israel selama sembilan bulan perang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kelalaian

Setelah dibebaskan, sebagian besar tahanan yang dibebaskan dibawa untuk pemeriksaan medis di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis. Yang lainnya dibawa ke Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah, di mana puluhan kerabat tahanan hadir untuk bertemu dengan mereka dan menanyakan nasib mereka yang masih berada di penjara, seperti yang ditunjukkan oleh rekaman yang diverifikasi oleh lembaga pemeriksa fakta Al Jazeera, Sanad.

Beberapa tokoh politik Israel mengkritik keputusan untuk membebaskan para tahanan tersebut.

Menteri Keamanan sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, menyebut langkah tersebut sebagai “kelalaian keamanan.”

Mantan Menteri Kabinet Perang, Benny Gantz, mengatakan siapa pun yang memerintahkan pembebasan mereka harus dipecat dan meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk “menutup beberapa kantor pemerintah untuk membebaskan ruang dan anggaran bagi para tahanan.”

Sejak perang Gaza pecah, Israel telah menangkap ratusan orang Palestina dari kantong tersebut dan ribuan lainnya dari Tepi Barat yang diduduki, menahan banyak di antara mereka tanpa tuduhan.

Setidaknya 40 orang Palestina telah meninggal selama masa penahanan oleh Israel selama periode ini, kata seorang pejabat dari pemantau Palestina Addameer kepada Al Jazeera.

Setelah pembebasannya, Abu Salmiya mengatakan beberapa tahanan dibunuh di sel interogasi. (Al Jazeera/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat