visitaaponce.com

Mengenang Hari Holocaust Internasional Menyikapi Sejarah dan Tantangan Kontemporer

Mengenang Hari Holocaust Internasional: Menyikapi Sejarah dan Tantangan Kontemporer
Hari Holocaust Internasional menjadi momen refleksi global atas pembunuhan sistematis jutaan korban, selama Perang Dunia II(AFP)

SETIAP 27 Januari, dunia memperingati Hari Holocaust Internasional. Momen untuk mengingat dan menghormati jutaan korban yang tewas dalam pembunuhan sistematis yang disponsori oleh negara selama Perang Dunia II, terutama oleh Nazi Jerman.

Dikutip dari Encyclopædia Britannica, holocaust merujuk pada pembunuhan sistematis yang didukung oleh negara terhadap jutaan warga Yahudi dan kelompok etnis lainnya, oleh rezim Nazi Jerman selama masa Perang Dunia II.

Tanggal tersebut dipilih sebagai hari peringatan berdasarkan pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz oleh Uni Soviet pada 1945. Pada tanggal ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi menetapkan Hari Holocaust Internasional sebagai salah satu hari peringatan internasional untuk mengingatkan dunia akan kejahatan manusia yang mengerikan ini dan untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.

Baca juga: Penyintas Genosida Nazi Menentang Pembantaian Israel di Gaza

Hal tersebut juga ditegaskan oleh salah satu tokoh dunia yang mendukung adanya Hari Holocaust yakni, Paus Fransiskus. Ia mengungkapkan pesan perdamaian dan seruan untuk mengakhiri kekerasan dan konflik di seluruh dunia, terutama di wilayah seperti Ukraina dan Gaza. 

Paus Fransiskus, dalam pidatonya pada 24 Januari di Vatikan, mengingatkan pentingnya tidak melupakan pembantaian jutaan warga Yahudi dan orang lain selama Perang Dunia Kedua serta menegaskan bahwa kebencian dan kekerasan tidak dapat pernah dibenarkan karena bertentangan dengan martabat kemanusiaan.

Baca juga: Mengenal Genosida, Berikut Definisi, Bentuk dan Kasusnya

Sayangnya, ada upaya dari sejumlah pihak memanfaatkan Hari Holocaust untuk kepentingan mereka sendiri. Di mana menjadikan peringatan tersebut terpusat pada kelompok atau agenda tertentu dan tidak lagi mencakup semua yang seharusnya dirayakan.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden, misalnya, mengaitkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 dengan tindakan anti-Yahudi yang mirip dengan semangat yang mendorong Nazi membunuhi warga Yahudi selama Perang Dunia II. Namun, ada kritik terhadap upaya ini sebagai contoh dari standar ganda dalam penilaian konflik.

Bahkan, beberapa pemimpin Israel, termasuk Perdana Menteri Menachem Begin pada 1982 dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada 2015, telah menggunakan Holocaust sebagai alat untuk menyerang pihak lain, menolak untuk mengakui situasi di Gaza saat ini sebagai genosida atau Holocaust.

Suara-suara kritis, seperti yang diutarakan beberapa cendekiawan dan pakar Holocaust, menyerukan perlunya melihat secara objektif semua masalah dan memperlakukan Holocaust sebagai pelajaran yang dapat diambil untuk mencegah terulangnya genosida di masa depan.

Meskipun terdapat upaya untuk menghambat suara-suara kritis ini, termasuk dengan memberi label anti-Yahudi kepada mereka yang mengkritik kebijakan pemerintah Israel, suara-suara ini telah membuka mata dunia dan memberikan pencerahan tentang pentingnya memperlakukan Holocaust secara adil dan berlaku universal. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat