visitaaponce.com

Kemenlu Tuduhan Israel terhadap Staf UNRWA Bantu Hamas Harus Dibuktikan

Kemenlu: Tuduhan Israel terhadap Staf UNRWA Bantu Hamas Harus Dibuktikan
Warga Palestina berdiri di pintu masuk Universitas College for Educational Science kota Ramallah yang dikelola UNRWA di Tepi Barat.(AFP/Jaafar Ashtiyeh.)

INTELIJEN Israel menuduh 190 staf PBB di Jalur Gaza, Palestina, berperan dalam membantu Hamas dan Jihad Islam. Oleh karenanya, intelijen Israel mendorong sejumlah negara untuk menghentikan dana bagi badan bantuan PBB untuk Palestina.

Menanggapi hal itu, jubir Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan bahwa tuduhan Israel mengenai keterlibatan staf UNRWA dalam serangan 7 Oktober harus dibuktikan.

"Setiap tuduhan harus dibuktikan. Karena itu, investigasi yang menyeluruh, kredibel, dan transparan harus dilakukan," kata Iqbal dalam keterangan tertulis kepada media, Selasa (30/1).

Baca juga: Benjamin Netanyahu Bantah Ada Kemajuan dalam Negosiasi dengan Hamas

Menurutnya, Sekjen PBB juga telah menginstruksikan Office of Internal Oversight Service (OIOS) untuk melakukan investigasi. "Kita tunggu hasilnya," tegasnya.

Pemerintah Indonesia juga menyayangkan penangguhan pengiriman bantuan keuangan ke Badan Bantuan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA. "Indonesia menyayangkan keputusan sejumlah negara donor yang langsung menunda dukungan keuangan kepada UNRWA sebelum tuduhan itu dibuktikan," terangnya.

Baca juga: Sekjen PBB akan bertemu negara-negara donor setelah tuduhan lembaga pengungsi

Pihaknya menilai penghentian bantuan keuangan oleh beberapa negara donor ini di tengah para pengungsi Palestina sangat memerlukan bantuan dunia. "Langkah tersebut akan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza, Palestina yang saat ini sudah sulit," lanjutnya.

Diketahui UNRWA memecat 9 dari 12 staf yang diduga terlibat dalam serangan kelompok Hamas di Israel pada 7 Oktober lalu. Begitu juga sebagai salah donatur UNRWA, Amerika Serikat memutuskan untuk menangguhkan pemberian dana bantuan dan diikuti sejumlah negara sekutu AS. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat