visitaaponce.com

Joe Biden Desak Benjamin Netanyahu Batalkan Rencana Pembantaian di Rafah

Joe Biden Desak Benjamin Netanyahu Batalkan Rencana Pembantaian di Rafah
Presiden AS Joe Biden peringatkan PM Israel Benjamin Netanyahu untuk membatalkan operasi darat di Rafah.(AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar Israel membatalkan operasi darat di kota Rafah, Jalur Gaza. Tanpa menjaga keamanan warga sipil, rencana itu dapat menambah kelam sejarah pembantaian Israel di Gaza.

"Presiden (Biden) menegaskan kembali pandangannya bahwa operasi militer tidak boleh dilakukan tanpa rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan untuk menjamin keselamatan dan dukungan bagi warga sipil di Rafah," demikian isi pernyataan Gedung Putih mengenai seruan Biden yang dilakukannya melalui sambung telepon kepada Netanyahu.

Sebelumnya Biden juga mengatakan operasi militer Israel di Jalur Gaza oleh Israel sangat berlebihan. Dia mengaku sangat prihatin atas meningkatnya jumlah korban warga sipil di wilayah kantong Palestina tersebut.

Baca juga : Biden Minta Netanyahu Siapkan Rencana Memastikan Keselamatan Penduduk Gaza

Selain itu beberapa diplomat AS dan negara-negara Arab tengah bekerja sama membuat rencana komprehensif untuk perdamaian jangka panjang antara Israel dan Palestina. Rencana tersebut mencakup batas waktu yang pasti untuk pembentukan negara Palestina.

Pada saat yang sama, pasukan Israel menyerbu rumah sakit utama di Gaza selatan pada Kamis (15/2), beberapa jam setelah tembakan Israel menewaskan seorang pasien dan melukai enam lainnya di dalam kompleks tersebut.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan sedikitnya 28.663 orang telah tewas dan 68.395 orang terluka dalam serangan Israel di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Baca juga : Janji Manis Benjamin Netanyahu Jelang Invasi Darat Israel di Rafah

Para pejabat Israel mengatakan sekitar 1.140 orang tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Para pejuang militan menyandera sekitar 250 orang selama serangan itu dan 132 orang masih berada di Gaza, menurut data Israel. (AFP/France24/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat