visitaaponce.com

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Columbia, New York Ditangkap

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Columbia, New York Ditangkap
Polisi New York berbicara dengan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.(AFP/Kena Betancur)

LEBIH dari 100 pengunjuk rasa pro-Palestina, Rabu (17/4), ditangkap di kampus Universitas Columbia setelah rektor memberi wewenang kepada polisi New York untuk membersihkan perkemahan yang didirikan oleh mahasiswa yang berdemonstrasi menentang gempuran Israel di Jalur Gaza.

Rektor Universitas Columbia Nemat Minouche Shafik, yang sehari sebelumnya mendapat kecaman dari Partai Republik di sidang komite DPR tentang antisemitisme di kampus, mengatakan dia telah memberi wewenang kepada polisi untuk membersihkan puluhan tenda yang didirikan para pengunjuk rasa pada Rabu (17/4) pagi.

“Karena keprihatinan yang besar terhadap keamanan kampus Columbia, saya memberi wewenang kepada Departemen Kepolisian New York untuk mulai membersihkan perkemahan,” kata Shafik dalam sebuah pernyataan.

Baca juga : Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Jembatan Golden Gate

Shafik mengatakan para pengunjuk rasa telah melanggar peraturan dan kebijakan kampus dalam melakukan demonstrasi tanpa izin dan tidak bersedia berhubungan dengan pengelola kampus.

Wali Kota New York Eric Adams mengatakan polisi melakukan lebih dari 108 penangkapan dan tidak ada kekerasan atau cedera selama pengamanan tersebut.

Adams menambahkan mahasiswa berhak atas kebebasan berpendapat namun tidak berhak melanggar kebijakan universitas. Pejabat polisi mengatakan penangkapan itu terkait dengan pelanggaran.

Baca juga : Demo di Washington hingga London Peringati 99 Hari Kebiadaban Israel

Columbia mengatakan pihaknya mulai memberhentikan siswa yang berpartisipasi dalam tenda perkemahan, yang dianggap sebagai protes tidak sah.

“Kami terus mengidentifikasi mereka dan akan mengirimkan pemberitahuan resmi,” kata juru bicara universitas melalui surel.

"Setidaknya tiga mahasiswa, yakni Isra Hirsi, Maryam Iqbal, dan Soph Dinu telah menerima pemberitahuan skorsing dari Barnard College, afiliasi Columbia, karena berpartisipasi dalam perkemahan tersebut," kata kelompok advokasi pro-Palestina Institute for Middle East Understanding.

Baca juga : Aksi Protes di NYC untuk Gencatan Senjata Gaza Gelar Pemakaman Tiruan

Hirsi adalah putri anggota DPR AS Ilhan Omar, yang telah menyatakan dukungannya terhadap para pengunjuk rasa selama sidang di mana Shafik memberikan kesaksian pada Rabu (17/4).

“Kami yang berada di kamp solidaritas Gaza tidak akan terintimidasi,” kata Hirsi di media sosial setelah diskors.

Bentrokan tersebut mengingatkan pada demonstrasi menentang Perang Vietnam di Columbia lebih dari 50 tahun yang lalu. Aksi ini adalah yang terbaru dari serangkaian demonstrasi yang mengganggu kampus, jembatan dan bandara sejak eskalasi konflik Israel-Palestina dimulai pada 7 Oktober.

Baca juga : Duduki Patung Liberty, Warga Yahudi New York Tuntut Gencatan Senjata di Gaza

Selain maraknya aksi protes, para aktivis hak asasi manusia juga menunjukkan adanya peningkatan bias dan kebencian terhadap orang Yahudi, Arab, dan Muslim dalam beberapa bulan terakhir.

Komite kongres menuduh Shafik gagal melindungi mahasiswa Yahudi di kampus, mengulangi tuduhan yang dilontarkan terhadap tiga pemimpin universitas elite lainnya pada sidang tahun lalu yang menimbulkan kejutan pada pendidikan tinggi.

Dia menanggapinya dengan mengatakan bahwa universitas tersebut menghadapi "krisis moral" dengan antisemitisme di kampus, dan Columbia telah mengambil tindakan tegas terhadap tersangka pelaku.

Para pengunjuk rasa di Columbia menuntut gencatan senjata permanen di Jalur Gaza dan diakhirinya bantuan militer AS untuk Israel, serta divestasi universitas dari perusahaan-perusahaan yang mengambil keuntungan dari serangan Israel.

Perkemahan ini diselenggarakan oleh koalisi kelompok yang dipimpin mahasiswa, termasuk Columbia University Apartheid Divest, Students for Justice in Palestine, dan Jewish Voice for Peace.

Secara terpisah, pada Kamis (18/4), sekitar 500 demonstran berbaris di Universitas Southern California untuk mendukung Asna Tabassum, seorang mahasiswa Muslim yang pidato perpisahannya dibatalkan oleh universitas tersebut, dengan alasan masalah keamanan.

Tabassum dan para pendukungnya mengatakan universitas berusaha membungkamnya karena penolakannya terhadap serangan Israel di Jalur Gaza.

Para pengunjuk rasa berbaris dengan tanda-tanda "Biarkan Dia Bicara" dan teriakan "Malu!" diarahkan pada administrasi USC.

“Rasanya sangat penting terutama saat ini untuk suara Yahudi di USC, suara Yahudi anti-Zionis di USC, untuk bersuara sangat keras dan hadir,” kata demonstran Katya Urban, 23, bagian dari kontingen Suara Yahudi untuk Perdamaian di USC.

Serangan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 33.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dipicu oleh serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh militan Hamas yang menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel. (CNA/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat