Menhan Israel Yoav Gallant Tolak Pembentukan Pemerintahan Israel di Gaza
![Menhan Israel Yoav Gallant Tolak Pembentukan Pemerintahan Israel di Gaza](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/21edc64b67cb2b5129d1fcaebbbe26d7.jpg)
MENTERI Pertahanan Israel Yoav Gallant telah meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengesampingkan pemerintahan Israel di Gaza dan memaparkan rencananya pascaperang. Dalam kesempatan itu Gallant memperingatkan ia menentang pemerintahan Israel di wilayah kantong Palestina.
“‘Hari setelah Hamas’ hanya akan tercapai jika entitas Palestina mengambil kendali atas Gaza, didampingi oleh aktor-aktor internasional, membangun pemerintahan alternatif terhadap pemerintahan Hamas,” kata Gallant dalam konferensi pers di Kirya, markas besar militer Israel, Rabu (15/5).
“Saya menyerukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengambil keputusan dan menyatakan Israel tidak akan membentuk kendali sipil atas Jalur Gaza, Israel tidak akan membentuk pemerintahan militer di Jalur Gaza, dan pemerintahan alternatif selain Hamas di Jalur Gaza akan segera dinaikkan,” imbuhnya.
Baca juga : Nasib Gencatan Senjata di Gaza Masih Kelam
Pernyataan Gallant muncul ketika pertanyaan serius mengenai strategi jangka panjang Israel di Gaza.
Para pejabat militer Israel diam-diam telah memperingatkan kurangnya strategi jangka panjang dalam pemerintahan pascaperang akan mengakibatkan pola serupa terulang di seluruh Gaza.
Para pejabat tinggi Amerika melakukan hal tersebut secara terbuka, dimana Menteri Luar Negeri Antony Blinken memperingatkan Israel harus “fokus pada apa yang bisa dan harus dilakukan di masa depan” untuk menghindari “anarki dan kekosongan yang mungkin akan diisi oleh kekacauan.”
Baca juga : Benjamin Netanyahu Bersikeras Hancurkan Rafah
Gallant sebelumnya mengatakan dia menentang kendali Israel atas Gaza pascaperang. Namun pernyataannya pada Rabu menjadi paling langsung mengenai topik tersebut ketika dia memperingatkan konsekuensi dari kehadiran militer Israel dalam jangka panjang di Gaza dan langsung memanggil Netanyahu.
“Saya tidak akan menyetujui pembentukan pemerintahan militer Israel di Gaza. Israel tidak boleh mendirikan pemerintahan sipil di Gaza,” katanya.
Ia memperingatkan pendudukan militer di wilayah Palestina akan menimbulkan banyak korban berupa “pertumpahan darah dan korban jiwa, serta kerugian ekonomi yang besar,” ia memperingatkan.
Baca juga : Pejabat Jalur Gaza: Serangan Israel Bunuh Sembilan Anggota Keluarga di Rafah
Netanyahu tampaknya menanggapi pernyataan Gallant pada Rabu malam, dengan mengatakan dalam pernyataan video yang diposting ke media sosial bahwa baik Hamas maupun Otoritas Palestina bukanlah entitas yang dapat diterima untuk memerintah Gaza.
“Saya tidak bersedia mengganti Hamastan dengan Fatahstan,” katanya merujuk pada Fatah, partai politik Palestina yang mendominasi Otoritas Palestina.
Netanyahu juga mengatakan bahwa kekalahan total Hamas akan menjadi prasyarat bagi pemerintahan sipil baru di Gaza. “Selama Hamas masih ada, tidak ada entitas lain yang akan memasuki Gaza untuk mengurus aspek sipil, terutama Otoritas Palestina,” katanya.
Baca juga : Israel Terjepit di Antara Iran dan Hamas
Pernyataan Gallant memicu badai politik di Israel, dengan sejumlah anggota parlemen sayap kanan mengutuk pernyataan Gallant dan beberapa bahkan mendesak Netanyahu untuk mencopotnya dari jabatannya. Sementara itu, anggota kabinet perang, Menteri Benny Gantz, mendukung pendirian Gallant, dengan mengatakan bahwa dia “mengatakan kebenaran”.
Bentrokan publik antara Gallant dan Netanyahu terjadi setelah Amerika berulang kali menyerukan agar Israel membuat rencana yang jelas untuk Gaza pascaperang.
“Kami tidak mendukung dan tidak akan mendukung pendudukan Israel. Kami juga tentu saja tidak mendukung pemerintahan Hamas di Gaza,” Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers di Kyiv, Ukraina, pada hari Rabu, sambil menambahkan, “Kami juga tidak boleh mengalami anarki dan kekosongan yang mungkin terjadi. dipenuhi oleh kekacauan.”
“Perlu ada rencana yang jelas dan konkrit, dan kami berharap Israel dapat mewujudkan ide-idenya,” katanya. (CNN/Z-3)
Terkini Lainnya
Rugi Akibat Boikot, MAP Group tidak Gegabah Tutup Gerai Starbucks
Puluhan Pasien Tinggalkan Gaza untuk Mendapat Perawatan Medis
Pasukan Israel Terus Bombardir Gaza Meski PBB Minta Akses Bantuan Kemanusiaan
60 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Jalur Gaza
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant Ancam Libanon dengan Kemungkinan Perang
Benjamin Netanyahu: Fase Intens Perang dengan Hamas Akan Segera Berakhir
PM Israel Benjamin Netanyahu Ungkap Penundaan Pasokan Senjata dari AS
Ribuan Pendemo Israel Menuntut Pemilu dan Pembebasan Sandera
Borrell Kecam Pembangkangan Israel Perluas Kiriman Bantuan ke Gaza
Netanyahu Tuding Joe Biden Tunda Pengiriman Senjata ke Israel
Gedung Putih Balas Kritik Benjamin Netanyahu Terkait Penundaan Pengiriman Senjata ke Israel
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap