Si Kecil Masih Ngompol Mom, Bisa Coba Cara Ini
![Si Kecil Masih Ngompol? Mom, Bisa Coba Cara Ini](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/e22e909841b4d859d6bfec1aaa6a74f5.jpg)
MENGOMPOL merupakan salah satu kondisi yang pasti ditemui orangtua pada anak-anak yang mulai lepas dari popok sekali pakai. Beberapa di antaranya masih ngompol di usia lima tahun.
Dokter Spesialis Anak dr. Rinaldi Lenggana, SpA, MHKes, MBiomed menjelaskan anak laki-laki cenderung lebih sering mengompol dibandingkan anak perempuan.
"Saat anak sudah berusia 7 tahun, masih ada sebagian kecil anak yang mengompol di malam hari. Bagi sebagian besar anak, mengompol dapat berhenti sendiri tanpa membutuhkan terapi. Namun terkadang orangtua merasa khawatir ada masalah medis yang mendasari anak masih mengompol," kata dr. Rinaldi melalui unggahan di Instagram pribadinya @rinaldilenggana_dokteranak.
Baca juga : Skincare Lokal yang Dikembangkan Dokter Anak dan Kulit Diminati Konsumen
Lalu, mengapa anak masih mengompol? Terdapat beberapa penyebab anak mengompol, seperti yang dijelaskan dr. Rinaldi sebagai berikut;
1. Kandung kemih anak berkembang lebih lambat dibandingkan anak lainnya
2. Kandung kemih hanya mampu menampung sejumlah kecil urin
3. Riwayat keluarga mengompol
4. Masalah hormon yang mengatur produksi urin
5. Ada masalah medis lainnya (konstipasi, gangguan tidur, diabetes mellitus, diabetes insipidus, penyakit ginjal kronik dan infeksi saluran kemih, masalah kesehatan jiwa, dan lainnya)
"Mengompol adalah masalah umum pada anak yang masih dapat berlangsung hingga anak berusia 7 tahun. Mengompol dapat berhenti sendiri pada sebagian besar anak," ujar dr. Rinaldi.
Oleh sebab itu, mengompol bukan salah anak dan tidak perlu ada hukuman karena mengompol.
Baca juga : Pneumonia Masih Mengancam, MSD Ajak Orang Tua Lakukan Vaksinasi
Kiat agar Anak tidak Mudah Mengompol
Dr. Rinaldi mengatakan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar membangun kebiasaan si kecil tidak mudah mengompol, sebagai berikut;
1. Anak perlu diajarkan untuk buang air kecil secara rutin di siang hari dan sebelum tidur hindari minuman manis atau mengandung kafein terutama di malam hari
2. Anak perlu dibantu untuk pergi ke toilet di malam hari
3. Popok sekali pakai atau celana tatur dapat membuat anak malas bangun dan pergi ke kamar mandi sehingga penggunaannya benar-benar harus dihentikan paling lambat saat anak berusia 8 tahun.
4. Setelah anak mengompol, ajak anak ke kamar mandi untuk berganti pakaian bersih
5. Anak perlu diajak berpartisipasi membersihkan tempat tidurnya di pagi hari termasuk mengganti sprei
6. Jangan mengolok-olok atau membandingkan anak dengan anak lainnya.
Lalu, kapan anak yang masih mengompol harus dibawa ke dokter? Ketika masih mengompol setelah usia 7 tahun. Lalu saat anak mengompol kembali setelah lebih dari beberapa bulan tidak mengompol di malam hari. Hal penting lainnya ialah saat anak mengompol disertai nyeri berkemih, rasa haus yang tidak lazim, warna urin pink atau merah, feses keras, mengorok, atau kaki bengkak.(M-3)
Terkini Lainnya
1. Kandung kemih anak berkembang lebih lambat dibandingkan anak lainnya
2. Kandung kemih hanya mampu menampung sejumlah kecil urin
3. Riwayat keluarga mengompol
4. Masalah hormon yang mengatur produksi urin
5. Ada masalah medis lainnya (konstipasi, gangguan tidur, diabetes mellitus, diabetes insipidus, penyakit ginjal kronik dan infeksi saluran kemih, masalah kesehatan jiwa, dan lainnya)
1. Anak perlu diajarkan untuk buang air kecil secara rutin di siang hari dan sebelum tidur hindari minuman manis atau mengandung kafein terutama di malam hari
2. Anak perlu dibantu untuk pergi ke toilet di malam hari
3. Popok sekali pakai atau celana tatur dapat membuat anak malas bangun dan pergi ke kamar mandi sehingga penggunaannya benar-benar harus dihentikan paling lambat saat anak berusia 8 tahun.
4. Setelah anak mengompol, ajak anak ke kamar mandi untuk berganti pakaian bersih
5. Anak perlu diajak berpartisipasi membersihkan tempat tidurnya di pagi hari termasuk mengganti sprei
6. Jangan mengolok-olok atau membandingkan anak dengan anak lainnya.
Gejala Hepatitis pada Anak tidak Selalu Mata Kuning
Gejala Hepatitis pada Anak Tidak Selalu Ditandai Mata Kuning
6 Cara Mengajarkan Kesabaran pada Anak
Stimulasi Kemampuan Berbahasa Anak dengan Ekspresi dan Suara
Ini Usia Optimal untuk Mengkhitan Anak
Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara
DPR Minta Mobilisasi Dokter Asing Diatur Ketat
Ini Cara Pemerintah Cetak Banyak Dokter Spesialis
Menkes: 29.000 Dokter Spesialis Harus Didistribusikan ke Kota dan Kabupaten se-Indonesia
Dokter Depresi?
Kurangi Potensi Stres, Distribusi Dokter Spesialis Perlu Diimbangi dengan Kesejahteraan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap