85 Guru di Jakarta Sudah Divaksin Covid-19
![85% Guru di Jakarta Sudah Divaksin Covid-19](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/08/659c166e8c48a5a6da40f56fae29ec9d.jpg)
SEBANYAK 85% guru dan tenaga penunjang pendidikan di Jakarta sudah divaksin covid-19. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan sebanyak 15% guru belum dapat divaksin karena memiliki penyakit komorbid.
"Yang 15% itu adalah mereka yang memiliki komorbid atau penyintas sehingga belum bisa vaksin tapi pada waktunya mereka nanti akan mendapatkan vaksin," kata Anies di Jakarta, Jumat (27/8).
Anies memastikan meski belum semua guru divaksin, rencana pembelajaran tatap muka (PTM) akan tetap berjalan pada pekan depan. Selain itu, belum semua pelajar di Jakarta juga sudah divaksin.
Pelajar yang sudah boleh divaksin sesuai ketentuan medis namun belum divaksin pun tetap akan diizinkan mengikuti PTM jika orangtuanya mengizinkan.
Baca juga: Ketua Fraksi PDIP Akui Dilobi Pemprov DKI Agar Batalkan Interpelasi
Menurut dia, akan sangat merugikan bagi anak apabila tidak divaksin karena terhambat izin orangtua kemudian tidak dapat bersekolah.
"Dan anak-anak yang belum vaksin biasanya adalah orangtuanya yang tidak izinkan untuk vaksin. Apabila mereka tidak boleh sekolah karena orangtuanya tidak izinkan vaksin maka mereka seperti kena hukum dua kali, sekali dilarang vaksin lalu kedua dilarang sekolah," jelasnya.
Ia pun berharap agar anak yang belum divaksin itu ketika hadir ke PTM bisa memberikan wawasan kepada orangtuanya bahwa banyak dari teman sebayanya yang sudah divaksin dalam kondisi sehat.
"Dia akan melihat bahkan membawa info pulang pada keluarga bahwa lingkungannya semua sudah vaksin tinggal dia saja yang belum vaksin. Kita mendorong pada orangtua berilah perlindungan tambahan kepada anak-anak selain pakai, masker cuci tangan, izinkan mereka dapatkan vaksin sehingga mereka punya perlindungan ekstra," tegasnya.
Dalam pengawasan PTM kali ini, Anies juga meminta agar para guru mewaspadai anak yang tidak hadir dalam dua hari PTM berturut-turut. Sebab, dapat dicurigai bahwa anak tersebut telah terpapar covid-19 atau memiliki keluarga yang terpapar sehingga harus menjalani karantina karena menjadi kontak erat.
"Langsung dilakukan pengecekan ke rumahnya dan apabila ada anak yang di situ ada yang positif maka mereka tidak boleh masuk sekolah karena mereka kontak erat," tegasnya. (OL-4)
Terkini Lainnya
Komnas KIPI: Tidak Ada Istilah Medis Detoksifikasi Vaksin Covid-19
Data Sequence Patogen Bisa Dikapitalisasi oleh Pengembang Vaksin Negara Maju
Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Peringatan Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ada sejak 2021
Menkes: Efek Samping Vaksin AstraZeneca Diketahui sejak Covid-19
Komnas KIPI: Tidak Ada Efek Samping Berbahaya Vaksin AstraZeneca di Indonesia
Sekolah Yehonala Batam Terapkan Empat Kurikulum
IDAI: Masker dan Ventilasi Penting Cegah Transmisi Virus di Sekolah
Covid-19 Masih Naik, Jateng Tetap Gelar PTM 100 Persen
Kasus Covid-19 Masih Naik, PTM Di Jateng Tetap 100 Persen
23 Siswa dan Guru Reaktif Covid 19, SMAN 3 Tangsel Berlakukan PTM 50 Persen
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap