Jaksel dan Jaktim Rawan Pergerakan Tanah, BPBD Kenali Tandanya
![Jaksel dan Jaktim Rawan Pergerakan Tanah, BPBD: Kenali Tandanya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/04/4e4f09827ba20d466bfc06d5144f070e.jpg)
BPBD DKI Jakarta merilis sejumlah wilayah yang berpotensi terjadi pergerakan tanah. Menurut informasi yang didapatkan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, terdapat 8 wilayah kecamatan di Jakarta Selatan dan 2 wilayah kecamatan di Jakarta Timur.
Warga pun diminta mewaspadai potensi gerakan tanah. Kepala Satuan Pelaksana BPBD DKI Isnawa Adji mengatakan bahwa PVMBG merilis informasi potensi gerakan tanah di Jakarta setiap bulan, dengan menganalisis data curah hujan dari BMKG.
Kemudian, data tersebut disadur oleh BPBD DKI untuk diinformasikan kepada masyarakat. "Sepanjang 2017 hingga 2021, total 57 kejadian tanah longsor yang tersebar di berbagai lokasi di Jakarta," ujar Isnawa dalam keterangan resmi, Selasa (5/4).
Baca juga: PDI Perjuangan Sebut Program Penanganan Banjir Anies Gagal Total
Mayoritas kejadian tanah longsor terjadi akibat intensitas curah hujan tinggi pada lokasi yang berada di sekitar kali atau sungai. Paling banyak terjadi di wilayah Jakarta Selatan dengan 34 kejadian dan Jakarta Timur dengan 21 kejadian.
Untuk detail wilayah kelurahan yang paling banyak terjadi, yakni Srengseng Sawah dengan 6 kejadian dan Ciganjur dengan 4 kejadian. "Bukan berarti seluruh wilayah kecamatan tersebut masuk dalam kategori rawan, namun wilayah tertentu yang berada pada kawasan tepi kali atau sungai," imbuh Isnawa.
Gerakan tanah atau biasa disebut tanah longsor, merupakan peristiwa perpindahan bahan pembentuk lereng (berupa tanah, batuan, bahan timbunan atau campuran diantaranya), yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Baca juga: Jakarta Kembali Macet, Wagub DKI: Kondisi Mulai Normal
Tanah longsor bisa terjadi karena berbagai macam pemicu. Seperti, curah hujan, gempa bumi, erosi hingga aktivitas manusia. Ciri-ciri tanah longsor, misalnya ada lapisan tanah/batuan yang miring ke arah luar.
Lalu, adanya retakan tanah yang membentuk tapal kuda, rembesan air pada lereng, hingga pohon dengan batang yang terlihat melengkung. Berikut, perubahan kemiringan lahan yang sebelumnya landai menjadi curam.
Untuk mengantisipasi terjadinya tanah longsor, BPBD DKI mengimbau masyarakat, terutama yang berada di sekitar kali atau sungai, untuk tidak membangun rumah di atas atau bibir tebing. Serta, tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai dan menghindari pembuatan kolam atau sawah di atas lereng.(OL-11)
Terkini Lainnya
Tradisi Buka Kebun Bakar Lahan Masih Terjadi di Babel
Waspada Ancaman Kebakaran di Pemukiman
Kebakaran Hutan di Gunung Bromo Berhasil Dipadamkan, Penyebabnya Masih Misteri
Hutan Gunung Bromo Kebakaran saat Ada Upacara Adat Yadnya Kasada, ini Kata Balai TNBTS
Pemprov DKI Modifikasi Cuaca untuk Tangani Udara Buruk di Jakarta
13 Desa di Semarang Teancam Kekeringan, BPBD Jateng Salurkan 332 Ribu Liter Air Bersih
Kaesang Maju Pilgub Jakarta, NasDem: Semua Punya Hak Sama
Ini 7 Tempat Kuliner Malam di Jakarta yang Wajib Dicoba
PDIP Masih Kaji Usung Anies di Pilkada Jakarta
Gibran Ikut Pj Gubernur Blusukan ke Kali di Jakarta Barat
Partisipasi Warga Jakarta untuk Pemilu 2024 Capai 78%
Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah Mada Lestarikan Warisan Budaya selama Liburan Sekolah
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap