visitaaponce.com

TransJakarta Sudah Menjangkau 88 Warga DKI Jakarta

TransJakarta Sudah Menjangkau 88% Warga DKI Jakarta
Warga berjalan ke luar Halte Transjakarta Manggarai.(MI/Bilal Nugraha)

DIREKTUR Utama PT TransJakarta Welfizon Yuza mengungkapkan wilayah cakupan layanan TransJakarta telah mencapai 88%. Capaian itu membuktikan bahwa layanan trasportasi umum ibu kota tersebut menjangkau semakin banyak warga.

"Kondisi kita cakupannya 88%. Artinya 88% total populasi DKI punya akses ke halte atau bus stop mikrotrans dalam jarak 500 meter," kata Welfizon dalam rapat bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Rabu (7/6).

Ia pun berharap dengan adanya upaya restrukturisasi rute dan halte, wilayah cakupan bisa terus meningkat. Restrukturisasi rute dan halte, menurutnya, lebih efektif dalam menjangkau masyarakat ketimbang menambah armada bus.

Baca juga: Jakarta Fair 2023, Ini Rute dan Jam Operasional Transjakarta ke JIEXPO Kemayoran

Dari data TransJakarta, bila dirata-rata, di luar jam sibuk, bus di satu rute koridor hanya mengangkut satu orang penumpang dalam 10 kilometer. Sementara, pada jam sibuk angkanya hanya 2,47 penumpang.

"Misal biaya produksinya saat ini Rp17 ribu/km. Jadi pada 10 km akan dikeluarkan biaya produksinya Rp170 ribu tapi pendapatan hanya Rp4 ribu misal jika di jam sibuk. Masih sangat jauh," kata Welfizon.

Baca juga: Semakin Padat, Jumlah penumpang TransJakarta Terus Meningkat

Oleh karena itu, guna tetap menarik penumpang tanpa harus membuat biaya operasional bertambah, ia memilih untuk melakukan restrukturisasi rute. TransJakarta saat ini banyak membuat rute-rute langsung yang mana sebelumnya, tanpa ada rute itu, penumpang harus transit untuk menuju tempat tujuan.

"Potong rute atau diubah supaya daya angkutnya jadi lebih baik," jelas Welfizon.

Hal ini juga demi memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat yang di wilayah tempat tinggalnya belum memiliki banyak rute TransJakarta.

Jika nantinya penumpang terus meningkat ia pun optimistis biaya operasional dapat terus menurun. Ditargetkan tahun depan, biaya operasional dapat menurun menjadi Rp16.500 per penumpang dari saat ini Rp18.421.

"Biaya produksi kami sempat Rp13 ribu per pelanggan pada 2018-2019. Namun naik saat pandemi karena pembatasan jumlah penumpang. Tahun depan semoga turun," tandasnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat