visitaaponce.com

Tingkat Pengangguran Terbuka di DKI Turun

Tingkat Pengangguran Terbuka di DKI Turun
Para pencari kerja antre untuk mengikuti Jakarta Job Fair di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta, Februari 2023.(MI/Ramdani )

PEREKONOMIAN Jakarta terus menunjukkan geliat positif. Hal ini didorong dengan sudah kembali mulai normalnya aktivitas masyarakat setelah diberhentikannya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat covid-19.

Salah satu indikator positif dari perbaikan kondisi perekonomian adalah pertumbuhan ekonomi yang berdampak terhadap berkurangnya jumlah pengangguran yang juga berarti bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja.

"Selama kurun Februari 2022-Februari, lapangan kerja yang ada di DKI 2023, Jakarta telah berhasil menambah 134.078 penduduk yang bekerja atau mengurangi pengangguran sebanyak 0,43%," ungkap Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi dalam siaran pers, Senin (17/7).

Baca juga: Rp7,1 Triliun Aliran Modal Asing Masuk Indonesia, Dalam Sepekan

Dari 4,86 juta tenaga kerja di Jakarta, sebesar 0,43% sebanyak 65,22% bekerja di sektor formal sementara 34,78% bekerja di sektor informal. Hal ini didorong peningkatan pendidikan tenaga kerja di Jakarta.

"Besarnya Tingkat Pengangguran Terbuka Jakarta pada periode ini adalah 7,57%. Dibandingkan dengan Februari 2022 telah terjadi penurunan nilai TPT 2022 0,43%," ungkapnya.

Baca juga: Bantuan Sosial Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan di DKI

Ekonomi Jakarta triwulan I-2023 tumbuh 4,95% (y-on-y). Dari sisi pengeluaran, tiga komponen dengan pertumbuhan tertinggi adalah pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (PKLNPRT) sebesar 7,95%, pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) sebesar 4,18%, dan pengeluaran konsumsi pemerintah (PKP) sebesar 1,19%.

"Tidak hanya itu, di hampir semua lapangan usaha yang ada di Jakarta terlihat adanya pertumbuhan yang positif," jelas Dwi.

Sektor yang paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor transportasi dan pergudangan sebesar 17,43%, diikuti sektor jasa lainnya sebesar 13,16% serta sektor akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 8,27%.

Tingginya pertumbuhan di sektor transportasi dan pergudangan disebabkan meningkatnya mobilitas masyarakat yang langsung berdampak pada meningkatnya aktivitas transportasi di Jakarta.

Sementara pertumbuhan pada sektor jasa lainnya dan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, disebabkan meningkatnya aktivitas hiburan dan pariwisata.

"Banyaknya pengunjung tempat rekreasi dan event hiburan di Jakarta seperti konser musik pada awal 2023 berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian hotel di Jakarta, serta aktivitas makan minum di restoran," tutur Dwi. (Put/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat