visitaaponce.com

RIBUAN orang dari berbagai kalangan, golongan, agama turut serta turun ke jalan membawa dengan mengarak bendera merah putih berukuran lebar 6 meter dan panjang 100 meter pada Minggu (13/8), di Kota Bogor, Jawa Barat.

Terdapat satuan polisi, satuan TNI, mahasiswa, komunitas perempuan berkebaya, penyandang disabilitas, anggota pramuka, tua dan muda, dalam arak-arakan tersebut.

Arak-arakan dilepas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya dari Balai Kota Bogor menelusri Jalan Juanda, kemudian ke Jalan Suryakancana hingga ke depan Gereja Kristus di Jalan Siliwangi atau sepanjang 3 kilometer.

Baca juga : Rangkaian HUT Kemerdekaan RI ke-78 Diawali dari Monas. Ini Detail Acaranya

Panjang arak-arakannya sendiri lebih dari 400 meter dengan di kawal pasukan khusus dari Brimob lengkap dengan kendaraan taktisnya. Kemudian ada juga paskibra yang diiringi drumband dari Universitas Unhan.

Wali Kota Bogor Bima Arya menjelaskan bahwa kirab mereh putih sudah menjadi kegiatan rutin setiap memperingati hari raya ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Tepatnya sejak 2016, yang diinisiasi oleh para tokoh Bogor yang tergabung dalam Komunitas Bogor Sahabat (Bobat).

Baca juga : Lengkap, Link Download Logo HUT RI ke-78 Cek Di Sini

"Untuk menhaga NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Pesannya dari Bogor, dari Bogor untuk Indonesia. Indonesia yang damai, guyub dan penuh dengan kebersamaan,"ungkap Bima.

Kegiatan hari itu sebagai upaya untuk menumbuhkan, memperkuat rasa nasionalisme. Harapannya semangat merah putih, semangat bhineka tunggal ika, tidak hanya diucap saja di bibir, tidak hanya di dada, tetapi juga ditanamkan di jiwa dan dibenamkan di pikiran. Apa yang sudah bagus ini, lanjut Bima, harus terus dilanjutkan oleh siapa pun.

Sementara seperti yang dituturkan Ketua Panitia, Benyamin Mbo'oh, Kirab merah putih ini dilaksanakan salah satu rangkaian dari Festival Merah Putih (FMP).

Festival Merah Putih tahun ini adalah rute terpanjang. Biasanya jarak tempuhnya hanya 1,5 kilo meter. Antusiasme masyarakat yang menyaksikan sangat meriah. Bahkan warga yang awalnya hanya menonton turut serta mengarak.

"Memang untuk bulan Agustus ini, merah putih mendapatkan satu tempat yang layak di hati masyarakat, karena patut glorifikasi kepada merah putih. Ini hasil perjuangan keras dari para pejuang kita dan layak untuk diarak," tutur Ben.

Seperti tujuan utama niat awal dari Festival Merah Putih diadakan yakni untuk generasi penerus itu bisa meningkatkan nasionalisme yang di dalamnya ada kebersaman, gotong royong dan persatuan.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang akrab disapa RK atau Kang Emil ini menyatakan apresiasi yang mendalam. Menurutnya, dalam menyambut hari kemerdekaan memang perlu cara-cara yang krearif, cara yang sakral dan populer untuk menjaga semangat NKRI.

"Salah satjunya FMP yang puncaknya kirab merah putih, bendera terpanjang. Semua orang boleh pegang, semua orang membawa berita itu ke jalan-jalan utama untuk menyimbolkan bahwa bangsa ini tidak diberi hadiah, tapi merebut kemerdekaan dengan darah dan air mata,"tuturnya.

Di hadapan ribuan orang Kang Emil juga menceritakan kisah perjuangan leluhurnya.Kang Emil menyebut kakeknya dulu dipenjara sebanyak 2 kali karena melawan Belanda, pesantrennya ditutup dan diusir oleh DITII. Kemudian pamannya (uwa dalam bahasa Sunda) gugur (meninggal) bertempur melawan PKI , demi tegaknya merah putih.

Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah gerakan yang menginginkan berdirinya Negara Islam Indonesia. Pemberontakan ini dimulai di Jawa Barat, lalu menyebar ke berbagai daerah lain seperti Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.

Sementara itu Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah sebuah partai politik di Hindia Belanda yang terlarang dan telah bubar. PKI adalah partai komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Tiongkok, yang pada akhirnya dihancurkan pada tahun 1965 dan dinyatakan sebagai partai terlarang pada tahun berikutnya

"FmP adalah tradisi luar biasa.Jadi saya apresiasi. Mudah-mudahan selalu lestari, harga mahal yaitu kemerdekaan. Kita memperjuangkan merah putih dari begitu rupa. Tugas kita merawat dan mempertahankan merah putih sebaik-baiknya,"ungkapnya.

Provinsi pertama yang memiliki kurikulum di SMA anti radikalisme, anti terorisme, lanjutnya adalah Provisni Jawa Barat.

"Itu untuk memastikan Pancasila, UUD 1945, merah putih, Indonesia Raya, NKRI etap tegak di bumi nusantara ini, dengan semangat kebangsaan di dada kita,"tutupnya. (Z-4)