Masyarakat yang Tinggal di Pemukiman Padat Penduduk Paling Dirugikan oleh Polusi
GURU Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof Hasbullah Thabhrany mengatakan, di tengah kondisi polusi yang masih belum juga mampu diatasi, masyarakat yang tinggal di pemukiman padat merupakan kelompok yang paling dirugikan.
“Untuk penduduk yang tinggal di pemukiman padat, saya rasa mereka berhak menggugat pemerintah agar mereka mendapatkan kompensasi atas kerugian yang mereka alami. Karena jelas pemerintah telah lalai dan mereka juga sangat dirugikan,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Senin (28/8).
Untuk mengatasi permasalahan ini, dia juga menyarankan pemerintah segera membenahi transportasi publik sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat dikurangi. Dia merasa, jika pemerintah mendorong pembelian kendaraan listrik, hal itu merupakan langkah keliru untuk dilakukan.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Tetap Terburuk Ketiga Se-Indonesia, Depok Pertama
“Jadi pemerintah harus membangun transportasi publik yang baik dan jangan hanya mengurusi kendaraan listrik. Sehingga ini bisa membuat masyarakat tenang bekerja dan beraktivitas,” tegas Prof Hasbullah.
Selain itu, dia juga membagi tips yang dapat dilakukan masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan di tengah kondisi seperti saat ini. Setidaknya ada beberapa cara yang dapat dilakukan terkait hal ini.
“Salah satunya ialah menghindari udara kotor sesuai dengan kemampuan seperti jika tidak perlu keluar rumah, cukup di dalam rumah saja. Tapi jangan lupa pakai air purifier,” ucapnya.
Baca juga: Kualitas Udara Depok Buruk, Penderita ISPA di Rumah Sakit dan Puskesmas Naik 200%
Lebih lanjut, jika masyarakat memiliki tempat tinggal di luar Jakarta, khususnya daerah lebih tinggi dengan konsentrasi polutan yang lebih sedikit, Prof Hasbullah menyarankan masyarakat untuk bekerja di luar Jakarta.
Namun, hal yang akan menjadi persoalan ialah anak-anak yang kini sudah mulai bersekolah. Maka dari itu, dia menyarankan pihak sekolah juga untuk memiliki penyaring udara di tengah kondisi saat ini.
“Sekolah ini harus punya penyaring udara untuk menghindari anak-anak sakit. Dari rumah ke sekolah juga anak-anak harus pakai masker yang bisa menyaring partikel berbahaya. Jadi gunakanlah masker kalau keluar rumah,” kata Prof Hasbullah.
Selain itu, masyarakat juga perlu tetap menjaga daya tahan tubuh. Setidaknya biasakan melakukan olahraga minimal 30 menit sebelum beraktivitas. Hal ini dikatakan dapat menjadi cara paling efektif untuk menjaga daya tahan tubuh.
“Mudah-mudahan kejadian ini menjadi pembelajaran bagi pemerintah sehingga ke depan kita dapat menikmati udara bersih tanpa polusi,” tandasnya. (Z-1)
Terkini Lainnya
Bicara Udara dan BRIN Berkolaborasi Tangani Polusi Udara
Udara Buruk Jakarta Picu Depresi Anak-Remaja di Masa Mendatang
Waspadai Polusi dalam Ruangan Ancam Kesehatan
Kamis (4/7), Kualitas Udara Jakarta Peringkat Tiga Terburuk di Dunia
Pajanan Timbel Jangka Panjang Ganggu Tumbuh Kembang Anak
Ini Dampak Buruk Polusi Udara terhadap Tumbuh Kembang Anak
Jumat Pagi, Kualitas Udara Jakarta tidak Sehat
Paparan Polusi Jangka Panjang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Jumat Pagi, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Keempat di Dunia
Atasi Pencemaran Udara, DLH DKI Lakukan Pemeriksaan 68 Cerobong Asap Pabrik
Berulang Tahun ke-497, DKI Dibayangi Buruknya Kualitas Udara, Ini Pendapat Ahli
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap