Kualitas Udara Depok Buruk, Penderita ISPA di Rumah Sakit dan Puskesmas Naik 200
ANGKA penderita infeksi saluran nafas akut (ISPA) di Kota Depok, Jawa Barat, meningkat signifikan. Peningkatannya mencapai angka 200% yang diduga kuat dipicu oleh buruknya kualitas udara atau polusi udara yang terjadi selama lebih dari satu bulan terakhir di kawasan Jabodetabek.
“Kalau itu ada. Ada peningkatan ISPA di puskesmas, peningkatannya sampai signifikan kalau tidak salah sampai 100-200 persen,” kata Wali Kota Depok, Mohammad Idris, Minggu (27/8).
Ia mengatakan, peningkatan sudah terjadi sejak tahun lalu. Menurutnya, peningkatan tertinggi tahun lalu terjadi di bulan Juli dan Agustus.
Baca juga: Lonjakan Pasien ISPA belum Terlihat di Rumah Sakit Polri
“Sangat tinggi, tapi memang tahun kemarin, tahun 2022 di Juli- Agustus peningkatannya sampai dua kali lipat juga,” ujarnya.
Idris menjelaskan, peningkatan saat ini berbeda dengan kondisi tahun lalu. Menurutnya, kondisi udara tahun lalu tidak separah sekarang.
“Nah ini kan ada sesuatu hal yang lain, makanya agak sedikit dibenarkan juga analisa bahwa ini memang dari sisi mobilitas kendaraan, transportasi yang memang harus lebih diwaspadai, masalah ISPA ini,” tukasnya.
Baca juga: Pakar Kesehatan: Masyarakat Perlu Gunakan Masker N95 di Tengah Polusi Udara
Kunjungan pasien di puskesmas dan rumah sakit juga mengalami kenaikan. Peningkatan terjadi di bulan Juli 2023.
“Kalau di puskesmas rumah sakit rata-rata naik, ada peningkatan di bulan Juli. Sebelumnya ada 5 ribu–10 ribu, kemarin sampai 50.000 penerimaannya. Kan luar biasa,” tegasnya.
Karenanya, ujar dia pihaknya sudah melakukan antisipasi. Misalnya dengan menyiapkan obat-obatan dan mengimbau warga untuk tetap di rumah saja.
“Kalau tidak ada kepentingan yang mendesak, kalau bisa anak-anak di rumah saja dulu,” imbaunya.
Sejauh ini pihaknya belum mengeluarkan kebijakan kewajiban menggunakan masker kepada masyarakat. Masyarakat dapat menggunakan masker sesuai kebutuhan maupun mengalami gangguan kesehatan.
“Belum ada, penggunaan masker hanya internal tenaga kesehatan, belum secara resmi maksud saya, belum secara resmi menggunakan masker. Jadi, inisiatif saja,” pungkas Idris.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Kebijakan Prokes belum Perlu Diubah
Kewaspadaan Pneumonia Akibat Mycoplasma Pneumoniae pada Anak di Indonesia
Pneumonia di Tiongkok bukan Pneumonia Misterius
Polusi Udara Bunuh Ratusan Ribu Orang Eropa sepanjang 2021
Pencemaran Udara Bahayakan Kesehatan terutama Bagian Pernapasan
ISPA di Bengkulu Meningkat, Capai 11.769 Kasus
Sering Terpapar Polusi Udara Bisa Sebabkan Depresi
Pemerintah Cari Cara Atasi Polusi Udara di Musim Liburan
Dampak Polusi, Paru-paru Menua Lebih Awal
Anak Disarankan Banyak Konsumsi Buah saat Polusi Udara Tinggi, Apa Alasannya?
Ini Dampak Buruk Polusi Udara terhadap Tumbuh Kembang Anak
Hadapi Polusi Udara, Anak Direkomendasikan Banyak Makan Buah
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap