visitaaponce.com

Pakar Kesehatan Masyarakat Perlu Gunakan Masker N95 di Tengah Polusi Udara

Pakar Kesehatan: Masyarakat Perlu Gunakan Masker N95 di Tengah Polusi Udara
Warga mengenakan masker ketika berada di luar ruangan di DKI Jakarta(Antara)

Ahli Kesehatan Lingkungan Dicky Budiman menyebut polusi udara di perkotaan akan memiliki dampak buruk bagi kesehatan masyarakat di semua golongan usia dan latar belakang. Dampak buruk itu bervariasi mulai dari ringan, menengah, berat, bahkan dapat menyebabkan kematian lebih cepat.

“Dampak utamanya karena polusi udara ini dihirup oleh manusia sebanyak 22 ribu kali per hari. Itu akan memengaruhi saluran nafas baik itu infeksi saluran nafas atau serangan asma karena di polusi itu ada PM2 poin 5 yang akan merangsang serangan asma. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau COPD juga bisa terjadi akibat paparan polusi udara secara terus menerus dalam jangan panjang dan akan memperburuk saluran nafas,” ujar Dicky kepada Media Indonesia, Sabtu (26/8).

Lebih lanjut, pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia itu menekankan bahwa polusi udara yang secara berkelanjutan dihirup oleh masyarakat juga akan berdampak pada penyakit kardiovaskular (penyakit jantung) dan kematian dini.

Baca juga: KPAI: Ratusan Siswa Alami Batuk Akibat Polusi Udara di DKI Jakarta

Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk terus memakai masker guna menyaring udara yg dihirup. Dengan demikian, dampak buruknya menjadi relatif berkurang.

“Ini juga harus dibantu dengan memilih masker yang baik seperti N95 yang bisa menyaring 95% udara. Jadi bukan masker bedah atau bisa juga ditambah dengan membatasi aktivitas di luar ruangan. Kalau di dalam ruangan bisa pakai air purifier. Ini yang penting,” tutur Dicky.

Baca juga: Udara di Jakarta Sedang Buruk, Sebaiknya Pilih Berolahraga di Dalam Ruangan

Yang paling penting, dia juga meminta pemerintah untuk segera melakukan mitigasi terhadap polusi udara yang terjadi ini. Pasalnya, sehatnya kualitas udara di kota atau lingkungan akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat.

Selain itu, dia mengomentari terkait dengan upaya penyemprotan air di jalan yang baru-baru ini dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Menurutnya langkah itu hanya akan menjadi solusi sesaat dan tidak berkepanjangan.

“Kalau siram air ke sekitar rumah atau di wilayah itu ada dampak mengurangi tapi hanya sesaat. Karena dengan menyiram air bisa melokalisasi sementara dan membuat polusi udara berkurang karena debu berkurang di udara. Tapi efektivitasnya terbatas karena sifatnya sangat singkat. Ini harus dipahami. Karena tugas pemerintah mencari penyebab utama polusi udara dan strategi mitigasi harus dilakukan,” tandasnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat