visitaaponce.com

Kasus Difteri di Jakarta Meningkat, Dinkes Sebut Masih Terkendali

Kasus Difteri di Jakarta Meningkat, Dinkes Sebut Masih Terkendali
Imunisasi difteri di Jakarta(Antara/Fakhri Hermansyah)

KEPALA Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan kasus difteri di Jakarta mengalami peningkatan, namun masih dalam kategori aman.

"Untuk tren terduganya ada sedikit meningkat bulan September lalu dibandingkan Agustus di Jakarta. Tapi masih aman dan tidak signifikan," kata Ngabila saat dikonfirmasi, Senin (9/10).

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Virus ini ditularkan melalui droplet atau percikan cairan tubuh, yang bisa ditularkan melalui bersin, batuk, dan air liur, yang kemudian masuk ke dalam tubuh melalui daerah yang terbuka seperti mata, hidung, dan mulut.

Baca juga : Dinkes DKI Lakukan Surveilans Kasus Difteri

Ia menyarankan penegahan difteri dengan tetap memakai masker, rajin cuci tangan, lengkapi imunisasi bayi, balita, dan anak SD untuk kelas 1,2,5. Kemudian deteksi dini dengan cek tenggorokan saat sakit di tenggorokan, ketika menelan, atau batuk pilek untuk mendapat pengobatan segera.

"Oleh karena itu kami aktif melakukan pencegahan sesuai 4 poin pencegahan ini dan meningkatkan kewaspadaan kasus dan penemuan kasus aktif. Aktif melalui masyarakat atau active case finding surveilans aktif berbasis masyarakat," ujar dia.

Baca juga : Satu Warga Meninggal Positif Difteri di Garut

Difteri adalah penyakit menular disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphteriae. Gejala klinis difteri bervariasi mulai dari tak bergejala hingga fatal. Gejala umum yang timbul antara lain demam, sakit tenggorokan, nyeri menelan, pembengkakan pada leher dan timbulnya selaput putih di tenggorokan. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat