visitaaponce.com

Dinkes DKI Lakukan Surveilans Kasus Difteri

Dinkes DKI Lakukan Surveilans Kasus Difteri
Petugas Puskemas (kanan) menyuntikkan vaksin Difteri Tetanus (DT) kepada anak di RPTRA Citra Permata, Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta.(ANTARA/FAKHRI HERMANSYAH)

DINAS Kesehatan DKI Jakarta menemukan satu kasus difteri. Namun, Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati belum mau merinci terkait pasien kasus difteri tersebut termasuk gejala yang dialami.

Ia menegaskan, pasien difteri saat ini sudah mendapatkan penanganan medis. "Ada kasus sudah langsung ditangani," tuturnya di Balai Kota, Senin (2/10).

Dinkes DKI, sambungnya, sudah melakukan penelusuran kontak erat dari pasien. Hasilnya, ada lebih dari 100 orang yang merupakan kontak erat pasien.

Baca juga: Satu Warga Meninggal Positif Difteri di Garut

Seluruhnya pun sudah menjalani tes untuk mengetahui penularan difteri.

"Di Jakarta, sudah kami lakukan kontak erat. Ada satu penderita sudah kami lakukan kontak erat dicek semua. Sudah banyak yang kami cek, lebih dari 100. Tapi hasilnya negatif semuanya," jelasnya.

Ia menegaskan kondisi 100 orang kontak erat itu aman dari difteri. Saat ini, pihaknya fokus untuk menyosialisasikan tata laksana penyakit ini kepada jajaran Dinkes DKI.

"Yang 100 itu orang-orang yang kami curigai, kita indikasikan ya, di cek, swab, dicek ke laboratorium. Jadi relatif aman," tandasnya.

Baca juga: Pemkot Bandung Lakukan Upaya Cegah Merebaknya Difteri

Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf. Beberapa pasien juga mengalami infeksi kulit. Bakteri penyebab penyakit ini menghasilkan racun yang berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh lain.

Penularan penyakit ini melalui partikel di udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi. Selain itu difteri juga dapat menular apabila menghirup partikel udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi.

Langkah pencegahannya adalah dengan melakukan imunisasi bayi, balita, SD kelas 1, 2, 5, dan aktif deteksi dini dengan cek tenggorokan semua pasien yang sakit tenggorokan, sakit saat menelan, dan sakit batuk pilek. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat