Dinkes DKI Lakukan Surveilans Kasus Difteri
![Dinkes DKI Lakukan Surveilans Kasus Difteri](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/9fab60526844c0458bebc7b5a481dfb3.jpg)
DINAS Kesehatan DKI Jakarta menemukan satu kasus difteri. Namun, Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati belum mau merinci terkait pasien kasus difteri tersebut termasuk gejala yang dialami.
Ia menegaskan, pasien difteri saat ini sudah mendapatkan penanganan medis. "Ada kasus sudah langsung ditangani," tuturnya di Balai Kota, Senin (2/10).
Dinkes DKI, sambungnya, sudah melakukan penelusuran kontak erat dari pasien. Hasilnya, ada lebih dari 100 orang yang merupakan kontak erat pasien.
Baca juga: Satu Warga Meninggal Positif Difteri di Garut
Seluruhnya pun sudah menjalani tes untuk mengetahui penularan difteri.
"Di Jakarta, sudah kami lakukan kontak erat. Ada satu penderita sudah kami lakukan kontak erat dicek semua. Sudah banyak yang kami cek, lebih dari 100. Tapi hasilnya negatif semuanya," jelasnya.
Ia menegaskan kondisi 100 orang kontak erat itu aman dari difteri. Saat ini, pihaknya fokus untuk menyosialisasikan tata laksana penyakit ini kepada jajaran Dinkes DKI.
"Yang 100 itu orang-orang yang kami curigai, kita indikasikan ya, di cek, swab, dicek ke laboratorium. Jadi relatif aman," tandasnya.
Baca juga: Pemkot Bandung Lakukan Upaya Cegah Merebaknya Difteri
Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf. Beberapa pasien juga mengalami infeksi kulit. Bakteri penyebab penyakit ini menghasilkan racun yang berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh lain.
Penularan penyakit ini melalui partikel di udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi. Selain itu difteri juga dapat menular apabila menghirup partikel udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi.
Langkah pencegahannya adalah dengan melakukan imunisasi bayi, balita, SD kelas 1, 2, 5, dan aktif deteksi dini dengan cek tenggorokan semua pasien yang sakit tenggorokan, sakit saat menelan, dan sakit batuk pilek. (Z-6)
Terkini Lainnya
Kesehatan dan Kelayakan Hewan Kurban di Jakarta Mulai Diperiksa
Kasus DBD di Jakarta Diprediksi akan Terus Meningkat hingga Mei 2024
Pemprov DKI Targetkan Nihil Kasus Stunting Tahun Ini
Segera Vaksin Gratis, karena Vaksinasi Covid-19 akan Berbayar pada 2024
Gaji Rp34 Juta Kok Harta cuma Rp73 Juta? Ngabila Pejabat DKI Diminta Perbaiki LHKPN
Ribuan Pelayan Publik Mal Terima Vaksinasi di ITC Mangga Dua
11 Manfaat Daun Jarak bagi Kesehatan Tubuh
Kadar Bromat Jangan Melebihi Ambang Batas
Ramalan Zodiak Cancer Hari ini: Jujur dan Jadilah Diri Sendiri
Hippindo Tolak Pasal Tembakau dalam RPP Kesehatan
11 Manfaat Buah Pepaya untuk Kesehatan Tubuh
Avrist Assurance Gelar health Talk Hadirkan Komika Ridwan Remin dan Pukovisa Prawiroharjo
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap