visitaaponce.com

Pemprov DKI Targetkan Nihil Kasus Stunting Tahun Ini

Pemprov DKI Targetkan Nihil Kasus Stunting Tahun Ini
Pemprov DKI Jakarta secara intensif melakukan berbagai upaya mengatasi stunting.(Antara)

STUNTING atau tengkes menjadi salah satu prioritas Pemprov DKI Jakarta untuk diatasi. Hal itu sesuai dengan target prevalensi stunting dari Presiden RI Joko Widodo untuk menekan angka stunting hingga mencapai 14% di 2024. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta secara intensif melakukan berbagai upaya agar bisa dilakukan intervensi sedini mungkin terhadap anak-anak yang terindikasi stunting.

Sepanjang 2023, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melakukan Active Case Finding, yaitu secara aktif menemukan kasus anak-anak bermasasalah gizi termasuk stunting. Jemput bola dilakukan melalui upaya door to door untuk mengukur status gizi balita. 

Selain itu juga dilakukan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang memberikan beragam fasilitas untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan, salah satunya memeriksakan status gizi dan mendapatkan edukasi. Dari data yang ada hingga November 2023 sebanyak 19,64% dari jumlah balita yang stunting berhasil lulus dari stunting setelah dilakukan intervensi.

Baca juga: 10 Rekomendasi Tangani stunting, Hari Gizi nasional dan Debat Paslon ke lima

”Kami memberikan intervensi untuk balita bermasalah gizi, dimulai dari berat badan yang tidak bertambah sesuai standar (weight faltering), kekurangan berat badan (underweight), gizi kurang, gizi buruk, hingga stunting. Jika ditemukan, maka harus segera ditindaklanjuti,” jelas Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam siaran pers Pemprov DKI, pada Kamis (25/1).

Pemberian intervensi secara spesifik dilakukan melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak di bawah lima tahun (balita) bermasalah gizi dengan memberikan makanan kaya protein hewani, seperti telur dan susu. Berdasarkan penelitian, telur dan susu mengandung asam amino tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak. Menu makanan tambahan disiapkan sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI.

Baca juga: Pentingnya Konsumsi Protein Hewani dalam Pencegahan Stunting: Refleksi Hari Gizi Nasional ke-64

Upaya intervensi tersebut dilakukan melalui sinergi dengan berbagai pihak, baik pemerintah pusat, TNI/Polri, pihak swasta, dunia pendidikan, media, hingga masyarakat dalam gerakan Jakarta Beraksi. Gerakan tersebut mewadahi semua pihak agar bergerak bersama untuk percepatan pengentasan stunting.

”Peran aktif ini dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk pembiayaan untuk melengkapi anggaran percepatan penurunan stunting yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” lanjut Ani.

Jakarta Beraksi hadir hingga tingkat kelurahan berupa pos gizi. Di pos gizi terdapat berbagai kegiatan, seperti pemberian PMT; edukasi terkait tumbuh kembang, balita dengan masalah gizi, dan pola makan balita; hingga dilakukan evaluasi dari pihak terkait, termasuk Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dengan dukungan penuh dari para kader Posyandu dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

”Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” tambah Ani. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat