visitaaponce.com

Pemprov DKI Kebut Pembangunan Angkutan Massal untuk Atasi Kemacetan

Pemprov DKI Kebut Pembangunan Angkutan Massal untuk Atasi Kemacetan
Pekerja mengerjakan tahap awal proyek pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodorome-Manggarai di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur.(MI/Usman Iskandar)

PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta terus mengebut pembangunan angkutan massal untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota. Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, sesuai cetak biru pembangunan di Jakarta, pembangunan MRT Jakarta dan LRT Jakarta harus diupayakan untuk mengatasi kemacetan di DKI.

Untuk rute MRT Jakarta, Heru tidak hanya berupaya membangun Fase 2A rute Bundaran HI-Kota tetapi juga untuk koridor Timur-Barat (Cikarang-Balaraja) Fase 1 Stage 1 Tomang-Medan Satria.

Direncanakan untuk Fase 1 Stage 1 Tomang-Medan Satria akan diresmikan pembangunannya pada Agustus tahun depan.

Baca juga: DPR Desak BPK Lakukan Audit Proyek LRT

"Kan 'blue print' pembangunan sudah ada. Ada East-West MRT Jakarta," ungkap Heru di Jakarta.

Selain itu, ia juga terus memperluas cakupan rute TransJakarta. Saat ini, cakupan pelayanan TransJakarta sudah mencapai 86%. Perluasan layanan yang dilakukan menjangkau hingga ke wilayah Bodetabek.

"Juga membangun selter (halte) transit dan integrasi. Bisa Jakarta dengan Bekasi, bisa Jakarta dengan Bogor," ujarnya.

Baca juga: LRT Jabodebek Bermasalah, DPR Kritik Pedas Kereta Buatan Inka

Untuk pembangunan LRT Jakarta Fase 1B dari Velodrome ke Manggarai, saat ini, sudah memasuki tahap pengeboran untuk pondasi struktur. Pengeboran tepatnya di titik P05 yang berlokasi di median Jalan Pemuda, Rawamangun.

Pekerjaan bore pile ini menjadi titik awal bagi Proyek LRT Jakarta Fase 1B, yang telah menyelenggarakan Prosesi Ground Breaking pada 30 Oktober lalu. 

Sebagai tahapan pekerjaan struktur jalur layang, maka setelah pekerjaan bore pile ini, tahapan selanjutnya adalah pekerjaan tiang jembatan/pier, gelagar jembatan/girder, serta jalur rel/track berikut instalasi railway system yang secara keseluruhan akan dikerjakan kontraktor utama yaitu KSO Waskita Karya – Nindya Karya – Len Railway System.

Proyek LRT Jakarta Fase 1B diproyeksikan akan berlangsung selama 36 bulan, dengan target pertama yakni dapat dilakukannya uji coba terbatas (trial run) hingga Stasiun Rawamangun di 2024. 

Nantinya, Fase 1B ini akan menghubungkan antara Velodrome – Manggarai dengan bentang sepanjang 6,4 kilometer dengan 5 stasiun antara yaitu Stasiun Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai.

Dalam kesempatan terpisah, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, pembangunan transportasi massal dikebut untuk menjadikan Jakarta menjadi kota yang nyaman untuk warga termasuk untuk kemajuan ekonomi dan bisnis.

Terlebih lagi, Jakarta akan menjadi kota bisnis dan ekonomi setelah nantinya tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara dan akan berfokus untuk berkembang menjadi kota global (global city). Ia pun membuka peluang investor dapat masuk untuk berinvestasi di sektor transportasi di Jakarta.

"Butuh banyak infrastruktur yang kita kembangkan untuk menjadi global city. Salah satunya rute Bundaran HI-Kota itu 'fully underground' sehingga lebih banyak biaya yang dibutuhkan dibandingkan Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI). Sampai hampir Rp2 triliun per kilometernya," jelas Sri.

Sementara itu, untuk keseluruhan proyek MRT Jakarta koridor Timur-Barat (Cikarang-Balaraja) bagi rute yang hanya di wilayah DKI (Ujung Menteng-Kalideres), Sri mengatakan setidaknya membutuhkan dana Rp63 triliun.

"Membangun transportasi memang butuh biaya yang besar untuk itu tidak bisa kita hanya andalkan APBD dan APBN. Kita juga membuka diri untuk kerja sama dengan swasta lewat skema PPP (public private partnership)," ujar Sri. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat