visitaaponce.com

92 Pengadaan Sarana KRL Digarap Inka

92% Pengadaan Sarana KRL Digarap Inka
Ilustrasi - KAI Commuter bekerjasama dengan PT INKA untuk pengadaan sarana KRL dengan nilai total investasi mencapai Rp6,06 triliun(MI/Moh Irfan)

UNTUK melayani sekitar 900-950 ribu lebih pengguna Commuter Line Jabodetabek tiap harinya, KAI Commuter terus lakukan upaya dalam meningkatkan layanan. Di antaranya, pemenuhan jumlah sarana KRL untuk operasional di seluruh lintas Jabodetabek dan sekitarnya.

Seperti diketahui, KAI Commuter telah melakukan kerjasama pengadaan sarana KRL per 2023 dan 2024. Kerjasama ini sendiri dilakukan baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Total pengadaan sebanyak 38 rangkaian (trainset) KRL.

"Lebih dari 92% atau sebanyak 35 trainset dari total pengadaan sarana KRL tersebut, KAI Commuter bekarjasama dengan BUMN dalam negeri yaitu PT INKA (Persero) dengan nilai total investasi mencapai Rp6,06 triliun," kata Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba dalam keterangan tertulis, Rabu (7/2).

Baca juga : KCI Butuh Rp9 Triliun demi Tambah Kapasitas Angkutan

Dalam proses pengadaan tersebut KAI Commuter melakukan kerjasama pengadaan sarana KRL baru dan pengadaan sarana KRL Retrofit.

Adapun total investasi dalam kerjasama pengadaan 16 rangkaian sarana KRL baru hampir sebesar Rp3,83 triliun. Selain itu, untuk pengadaan 19 rangkaian sarana KRL Retrofit memiliki investasi lebih dari Rp2,23 triliun.

"Kerjasama pengadaan sarana KRL ini, terutama dengan PT Inka (Persero), juga merupakan komitmen KAI Commuter dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri serta substitusi impor melalui Program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN)," jelas Anne.

Baca juga : KAI Pastikan Pembelian KRL Tiongkok sesuai Spesifikasi Teknis

Selain itu, KAI Commuter juga terus mendukung kebangkitan perkeretaapian nasional melalui momentum pengadaan sarana KRL ini. Kerjasama ini juga merupakan sinergi dari kelanjutan kontrak pekerjaan-pekerjaan sebelumnya dan bentuk kolaborasi anak bangsa yakni KAI Commuter dan PT INKA (Persero).

Selain kerjasama dengan Perusahaan BUMN dalam negeri, KAI Commuter juga bekarjasama dengan pihak luar negari yaitu CRRC Sifang Co., Ltd, China untuk proses pengadaan sarana KRL baru. Sebanyak 3 (tiga) rangkaian KRL baru Impor dengan total investasi sekitar Rp783 miliar.

Tentunya dalam proses pengadaan sarana KRL ini KAI Commuter mengutamakan pada 'time delivery' (waktu pengiriman) dan spesifikasi teknis yang sudah ditentukan. KAI Commuter akan terus berkoordinasi dengan PT INKA (Persero) dan CRRC Sifang untuk memastikan proses pengadaan sarana KRL sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah disepakati.

Baca juga : KAI Commuter Beli 3 KRL Baru dari Tiongkok

Anne menambahkan, KAI Commuter juga akan terus berkoordinasi dengan Kementeri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, serta Kementerian Perindustrian dan stakeholder lainnya seperti BPKP untuk terus membantu dan mensupport kami agar pengadaan sarana ini dapat meningkatkan peran commuterline mendukung mobilisasi masyarakat pengguna.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mengatakan belum mendapatkan informasi detail terkait impor KRL dari KAI. Untuk itu, pihaknya nanti berencana memanggil KAI untuk menjelaskan kajian hingga alasan impor KRL dari Tiongkok tersebut.

"Nanti akan kita panggil PT KAI, jangan sampai ini menimbulkan perdebatan baru yang kemarin sudah terjadi," ungkap Sarmuji, Selasa (6/2).

Baca juga : KCI Impor 3 KRL dari Tiongkok Senilai Rp783 Miliar

Politisi Fraksi Partai Golkar ini pun mengingatkan agar KAI tidak terburu-buru dalam melakukan impor kereta. Andaikan terpaksa karena kebutuhan mendesak, ia berharap KAI menjelaskan terlebih dahulu kepada Komisi VI tentang kajian yang jelas dan alasan dilakukannya impor.

"Harus dilakukan secara transparan agar publik juga mengetahui mengapa memilih impor terutama impor dari negara Tiongkok. Karena sebelumnya juga ada pembicaraan waktu itu impornya dari Jepang kemudian beralih ke Tiongkok. Tentu kita akan meminta alasan pembelian melalui impor dan mengapa impornya dari Tiongkok," jelasnya.

Ia pun berharap nantinya KAI dapat memprioritaskan produksi dari dalam negeri terlebih dahulu. Sehingga, industri kereta api dalam negeri dapat ikut merasakan manfaat dari tumbuhnya moda transportasi kereta api.

Baca juga : Proses Retrofit Gerbong, KAI Commuter Pastikan Jadwal Perjalanan tidak Berkurang

"Kita ingin memprioritaskan produksi dalam negeri supaya BUMN yang bisa memproduksi gerbong kereta api itu juga bisa mendapatkan manfaat dari tumbuhnya transportasi terutama modal kereta api," harapnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat