visitaaponce.com

Emak-Emak di Depok Murka Gara-Gara Harga Beras Bikin Pusing

Emak-Emak di Depok Murka Gara-Gara Harga Beras Bikin Pusing
Saat ini harga beras premium sudah berada di level Rp 18.000 per kilogram, tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.(MI/Usman Iskandar)

SEORANG emak-emak di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), marah-marah efek meroketnya harga beras saat berbelanja di Pasar Sukatani Jalan Bunga 3 Nomor 12 B5 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok.

Berawal ketika emak-emak yang mengaku bernama Komaria berusia 49 tahun belanja di salah satu ritel pedagang beras pagi pukul 10.00 WIB, Selasa (27/2/2024).

Komaria bermaksud beli beras kualitas medium yang harganya lebih terjangkau. Oleh pedagang menjawab jika stok beras kualitas medium sedang kosong.

Baca juga : 3 Pasar Tradisional di Depok Kehabisan Stok Beras

Komaria menyambung pertanyaan, kalau begitu beras kualitas peremium saja. Lagi-lagi pedagang yang bernama Henri menjawab, itu juga sedang kosong.

Komaria bertanya lagi, kalau begitu beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) saja. Henri menjawab apalagi beras SPHP, itu kita tidak jual karena belum di distribusikan pemerintah.

Henri melanjutkan beras kualitas medium, kualitas premium sudah dua pekan ini kehabisan stok. "Sedangkan beras SPHP seperti apa bentuknya dan kualitasnya tak tahu, " kata Henri.

Baca juga : Wow, Harga Beras Cianjur Tembus Rp16 Ribu Per Kg

Henri pun menawarkan beras lain. " Kalau ibu mau,ada beras petruk dan beras ramos. Tapi harganya mahal. Namanya beras petruk harganya Rp18 ribu per kilogram dan beras ramos harganya Rp17 ribu per kilogram, " kata Henri.

Mendengar penyampaian Henri, Komaria naik tensi. "Kamu ya, kalau jual beras jangan mahal-mahal, itu sama saja mencekik. Udah ya saya mau pulang ga jadi beli, " ucap Komariah sambil berlalu.

Sementara emak-emak yang omon-omon sendiri kejadiannya di Pasar Agung, Jalan Proklamasi, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya.

Baca juga : Harga Beras di Solo Menggila, Pasokan Beras SPHP Susah Didapat

Di pasar yang berbeda yakni Pasar Agung, seorang emak-emak omon-omon sendiri. Tak diketahui apa yang sedang digumamkannya

Emak-emak yang tidak bersedia menyebut namanya itu, cuma mulutnya yang komat kamit setelah meninggalkan ritel pedagang beras. Perempuan setengah abad itu terdiam saat dicoba di tanya-tanya.

Tingginya harga beras bikin naik tensi

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (KUPTD) Pasar Agung, Raden Hermawan menjelaskan lonjakan harga beras yang terjadi saat ini sangat memukul masyarakat. " Oleh sebab itu, masyarakat terlebih emak-emak sangat cepat pusing.

Baca juga : Kemendagri Minta Pemda Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

"Karena emak-emak-lah yang tahu tentang kebutuhan rumah tangga, " ucapnya.

Per hari ini, Selasa (27/2/224), sambung dia semua harga kebutuhan pokok naik tinggi. Harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi mulai dari beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur ayam, tepung terigu, bawang, cabe, dan lain-lain.

"Jadi, sangat dimaklumi jika emak-emak cepat naik tensi, " ucap Raden.

Baca juga : Pemkot Bandung Gelar Operasi Pasar Beras SPHP, Cek Jadwal dan Lokasinya

KUPTD Sukatani, Tri Handoko pun menyampaikan banyak emak-emak naik tensi akibat harga sembako melambung tinggi, tidak hanya beras, melainkan gula, cabai, bawang, terigu, dan mie instan semuanya mengalami kenaikan.

" Luar biasa memang kenaikan harga sembako ini, padahal belum bulan ramadhan, " katanya.

Kenaikan sembako ini, ucapnya tak hanya membuat pembeli kepusingan, para pedagang juga memusingkan akan hal itu.

"Pedagang sembako bingung mengambil untung dari mana karena harga dari agen tempat belanja mereka saja sudah menaikkan harga.

Beli dari sananya sudah mahal. Jadi bingung ngambil untung dari mana kalau di sananya sudah mahal, ya kan mereka mau tidak mau pasti melakukan penyesuaian harga," kata Tri Handoko (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat