visitaaponce.com

Harga Minyak Goreng Curah di Pasar Tradisional Kota Depok Kian Melambung Tinggi

Harga Minyak Goreng Curah di Pasar Tradisional Kota Depok Kian Melambung Tinggi
Pedagang menunjukkan minyak goreng curah di Pasar Agung, Depok, Jawa Barat(Antara)

HARGA minyak goreng curah atau minyak goreng tanpa merk dengan kemasan plastik di pasar tradisional Kota Depok, Jawa Barat terpantau melambung tinggi, harganya hampir setara dengan harga minyak goreng yang bermerk seperti Tropical, Bimoli, Fortuner, dan Sania.

Harga jual minyak goreng kemasan tropical Rp18 ribu, Bimoli Rp18.500, Fortuner Rp18.500, Sania Rp19 ribu per kilogram. Harga minyak goreng curah berwarna (buram) yang merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit tidak murni itu, dijual kepada konsumen seharga Rp17 ribu per kilogram.

Padahal harga minyak goreng curah ini kemarin (15/3/2024) masih di harga Rp15 ribu per kilogram.

Baca juga : Harga Migor Curah di Kota Depok kembali Menggila

"Harga minyak goreng (buram) tak berlogo naik dari biasanya Rp15 ribu menjadi Rp17 ribu per kilogram," kata Anwar, 40, pedagang kebutuhan pokok Pasar Cisalak, Jalan Raya Bogor, Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Sabtu (16/3).

Ia mengatakan, melangitnya harga minyak goreng tanpa merk diakibatkan karena meningkatnya permintaan di bulan puasa. 

"Di bulan puasa permintaan meningkat. Konsumen berlomba belinya, sedangkan stok terbatas," kata Anwar menjelaskan.

Baca juga : Pengamat: Tak Ada Faktor Signifikan yang Dorong Kenaikan Harga Minyak Goreng

Anwar mengatakan harga-harga di bulan puasa melambung tinggi. Banyak emak-emak yang menjerit dan beli kebutuhan pokok dan pangan seadanya saja.

"Tadi ada seorang ibu bawa uang Rp150 ribu hanya beli beras sekilo, minyak goreng sekilo, ikan asin satu bungkus dan bumbu-bumbu dapur. Ibu itu curhat ia tadinya mau beli daging ayam ras untuk buka puasa dan sahur. Tetapi ga jadi karena uangnya tidak cukup. Kasihan juga ngelihatnya," tutur Anwar.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (KUPTD) Pasar Cisalak, Budi Haryanto menyebut tiap hari kebutuhan pokok dan beras mengalami penaikan harga. Akibatnya, konsumen sering mengeluh dan curhat kepada kita.

Baca juga : Harga Berbagai Cabai di Pasar Kemirimuka Depok Naik Lagi

"Hari ini saja harga minyak goreng curah yang tanpa label dan tidak murni sudah Rp17 ribu per kilogram, harganya hampir sama dengan minyak goreng murni yang bermerk seperti Bimoli (Sanco), Fortuner, dan Sania," katanya.

Harga beras juga terus mengalami kenaikan bahkan mengalami kelangkaan juga. Seperti beras kualitas medium dan beras kualitas premium selain harganya mahal beras tersebut juga langka," kata Budi.

Harga bawang, cabai, tomat, tepung terigu, daging sapi, daging ayam broiler, telur ayam ras terus meroket hingga masyarakat mengeluh.

Baca juga : Hari Pertama Puasa Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok di Depok Melambung Tinggi

"Warga harus ikat pinggang lebih kencang, kenaikan harga pangan dan kebutuhan pokok tak sebanding dengan bansos," ucapnya.

Kenaikan harga pangan yang membelenggu tanah air, khususnya Kota Depok, katanya mengharuskan masyarakat perlu mengikat pinggang lebih kencang. Pasalnya, lanjut dia meningkatnya harga pangan dan dinilai tak sebanding dengan bantuan sosial (bansos) yang diberikan oleh pemerintah.

Budi mengatakan penurunan konsumsi masyarakat Kota Depok dipengaruhi oleh kenaikan harganya pangan dan kebutuhan pokok.

Baca juga : Harga Bahan Pokok di Kota Depok semakin Meroket

Menurut Budi, ketidakstabilan pangan ini berdampak ke perekonomian masyarakat. Apalagi, sekarang puasa-Lebaran otomatis harga (tinggi) bukan hanya di satu komoditas, tapi yang lain juga meningkat.

"Saya kira ini akan membuat masyarakat harus memperketat ikat pinggangnya terutama masyarakat menengah bawah,” ujarnya.

Budi menilai, kenaikan harga pangan tak sebanding dengan bansos yang diberikan, menurutnya ini akan membuat masyarakat bawah tak cukup bila hanya menerima bansos.

“Apalagi bulan Ramadan dan juga Lebaran, itu harus benar-benar dikendalikan. termasuk biaya transportasi, kemudian biaya perjalanan dan sebagainya itu harus dikendalikan kenaikannya,” ungkapnya. (KG/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat