visitaaponce.com

BRG Kembangkan Kerajinan Anyaman dan Sasirangan Ramah Lingkungan

BRG Kembangkan Kerajinan Anyaman dan Sasirangan Ramah Lingkungan
Seorang pengrajin tengah membuat anyaman.(MI/Denny S)

BADAN Restorasi Gambut (BRG) membantu pengembangan kerajinan anyaman dan kain sasirangan ramah lingkungan dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari ekosistem gambut.

Produk kerajinan anyaman dan sasirangan ramah lingkungan ini akan dipamerkan pada Festival Gambut Indonesia di Oslo dan Belgia.

Upaya pengembangan kerajinan anyaman dan kain sasirangan masyarakat sekitar gambut ini di Kalimantan Selatan dilaksanakan BRG bekerja sama dengan  Eco Fesyen melalui kegiatan Lokalatih pembuatan produk  fashion dengan teknik pewarnaan alami menggunakan buah-buahan yang berada di sekitar lahan gambut di Kabupaten Hulu Sungai Utara pada 20-25 Mei 2019.

Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut Myrna A Safitri mengatakan pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan para pengrajin membuat kerajinan berbahan baku tanaman Purun dan kain sasirangan menggunakan teknik pewarnaan alami.

"Kenapa kami tertarik melakukan ini? Sebenarnya, kami melihat bahwa di lahan gambut itu banyak sekali potensi serat alam yang bisa dikembangkan termasuk juga enceng gondok dan Tabam," tuturnya.

Baca juga: BRG Optimistis Restorasi Gambut Non-Konsesi Tuntas

Kalsel dikenal dengan produk kerajinan anyaman terbuat dari tanaman purun (Eleocharis) dan kain sasirangan. Namun, selama ini, produk-produk ini belum ramah lingkungan karena masih mengandalkan teknik pewarnaan menggunakan bahan kimia atau pewarna buatan.

Melalui lokalatih ini, BRG bersama Eco Fesyen, berharap para pengrajin bisa memanfaatkan ekosistem gambut di sekitarnya dengan bijak sebagai pewarna alami yang ramah lingkungan.

Lebih jauh dikatakan Myrna produk hasil lokalatih ini akan ditampilkan pada acara Festival Gambut Indonesia di Oslo, Norwegia pada 29-30 Juni 2019 dan Eco Fashion Week, Antwerp, Belgia pada Oktober 2019. Serta pameran di Eco Fashion Week Indonesia, Jakarta pada November 2019.

Kegiatan lokalatih ini digelar di Desa Darussalam, Kabupaten Hulu Sungai Utara yang diikuti puluhan pengrajin dibantu fasilitator dari sejumlah kabupaten di Kalsel. Salah satunya Zaleha,45 pengrajin anyaman purun dari Desa Kabuau, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala.

Menurut Zaleha kendala yang dihadapi para pengrajin anyaman purun adalah semakin menurunnya permintaan produk anyaman serta ketersediaan bahan baku yang terus berkurang. Hal ini disebabkan ekspansi perkebunan sawit sehingga purun berkurang juga kerap terjadinya kebakaran.

Adapun produk pewarna alami berasal dari kulit batang mengkudu, daun Ketapang  serta Ubi Ungu. Sejauh ini, BRG telah membina 26 Desa Peduli Gambut yang ada di sejumlah wilayah di Kalsel. (OL-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat