Kawasan Bandara Diusulkan Jadi Prioritas Penanganan Karhutla
![Kawasan Bandara Diusulkan Jadi Prioritas Penanganan Karhutla](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2019/12/d583bcaf1a5aa2dae3a94e7dcf29fd26.jpg)
TIM Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Kalimantan Selatan mengusulkan agar pemerintah pusat menetapkan kawasan gambut di sekitar Bandara Internasional Syamsuddin Noor Banjarbaru menjadi daerah prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kawasan gambut di sekitar bandara Syamsuddin Noor yang setiap tahun terbakar tidak masuk dalam Kawasan Hidrologi Gambut (KHG) sehingga Badan Restorasi Gambut (BRG) dan TRGD tidak dapat melaksanakan kegiatan restorasi gambut di wilayah tersebut.
"Baik BRG dan TRGD sesuai aturan bekerja atau melakukan kegiatan restorasi di wilayah KHG dan kawasan sekitar bandara tidak masuk dalam KHG sehingga kegiatan restorasi tidak dapat dilaksanakan," ungkap Sekretaris TRGD Kalsel, Sayuti Enggok, Rabu (11/12), saat Rakor Evaluasi Kegiatan Restorasi Gambut 2019 di Kalsel.
Padahal, kawasan gambut ini meliputi dua wilayah yaitu Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar berdekatan dengan obyek vital bandara. Selain itu, kondisi karhutla di wilayah ini menjadi sorotan karena kabut asap yang ditimbulkan mengakibatkan terganggunya penerbangan, transportasi, kesehatan, dan ekonomi daerah.
Terkait penanganan karhutla gambut di kawasan Bandara Syamsuddin Noor, TRGD Kalsel berencana membangun dua tower sumur bor dan operasi pembasahan cepat lahan gambut dengan pembuatan kanal gambut.
"Sayangnya rencana ini juga sangat tergantung dari status kawasan gambut tersebut dan persyaratan lainnya," tuturnya.
Baca juga: Serapan APBD II Lembata Dikebut hingga 80 Persen
Hal serupa juga dikemukakan Deputi I Bidang Perencanaan dan Kerja Sama BRG, Budi Wardhana, bahwa program restorasi gambut dibatasi hanya pada wilayah KHG.
"Ada ketentuan yang membatasi kerja BRG-TRGD sehingga tidak semua wilayah gambut bisa diintervensi program restorasi," ujarnya.
Untuk kawasan gambut sekitar Bandara Syamsuddin Noor ini sebenarnya sudah dibangun 50 titik sumur bor namun merupakan program bantuan pihak luar (NGO-Wetland). Serta kanal yang dibangun Balai Rawa. Saat ini, kondisi sumur bor yang dibangun pada 2016 maupun kanal tersebut sebagian besar rusak dan tidak berfungsi.
Pada 2019, TRGD menargetkan pembangunan 55 skat kanal, 150 sumur bor, dan enam paket revitalisasi ekonomi masyarakat di tujuh kabupaten Kalsel.
Sementara program revegetasi ditiadakan setelah pada 2018 kegiatan revegetasi tidak mencapai target. Masa kerja BRG dan TRGD ini akan berakhir pada 2020 mendatang. (OL-1)
Terkini Lainnya
Kebakaran Besar, 22 Rumah di Tanah Bumbu Kalsel Ludes Dilahap Api
Kain Khas Kalsel, Sasirangan, Peroleh Sertifikat Indikasi Geografis
Jalan Lintas Kabupaten di Kaki Pegunungan Meratus Kalsel Kembali Longsor
Kasus Pasung Jadi Prioritas Pemprov Kalsel
Cuaca Buruk Masih Berlangsung di Kalsel, Sejumlah Bendungan Berstatus Siaga
Banjir Besar Landa Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel, Belasan Ribu Warga Terdampak
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap