Jejak Sang Proklamator di Peneleh
![Jejak Sang Proklamator di Peneleh](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/02/9427db75462aac2210b55dee5fe1d8a7.jpg)
JAMILAH, 58 tampak sibuk meladeni pertanyaan dari para tamu seputar rumah yang ditinggalinya sejak 1990.
Rumah yang berada di Jalan Pandean IV Nomor 40, RT 4 RW XIII Kelurahan Peneleh, Genteng, Surabaya, bukan rumah biasa, melainkan menyimpan sejarah tentang Sang Proklamator. Rumah yang tak jauh dari Kali Mas, Surabaya, itulah, Presiden Soekarno dilahirkan pada 1 Juni 1901.
"Saya tidak tahu banyak karena kami menempati rumah ini sudah tangan keempat," kata dia kepada rombongan Komisi A DPRD DIY dan Ketua DPRD Kota Surabaya dan para wartawan, Selasa (4/2).
Jamilah mengaku, dirinya baru tahu rumah yang ditinggalinya adalah rumah kelahiran Bung Karno pada 2005. Rumah yang ditempatinya tersebut sudah beberapa kali diperjualbelikan dan direnovasi.
Oleh sebab itu pula, tidak ada barang otentik peninggalan Soekarno ataupun orang tuanya di tempat tersebut.
Baca juga: Mengenang Sang Proklamator dari Rumah Pengasingan
Hanya sebuah lembaran logam dengan tulisan Rumah Kelahiran Bung Karno yang ditempel di bagian depan rumah sebagai penanda rumah tersebut memiliki nilai sejarah bagi bangsa ini.
Selain itu, ada pula piagam dari The Sukarno Center yang dibingkai dan dipajang di ruang tamu.
Dari bentuk fisiknya, rumah berukuran 6x16 meter ini memang tampak tua. Arsitekturnya mengadopsi gaya indis dengan dinding kokoh dan bagian depan terlihat seperti bertingkat.
Beberapa tokoh dan keturunan Bung Karno, seperti Megawati Soekarnoputri dan Puti Guntur Soekarno, kata Jamilah, pernah mengunjungi rumahnya.
"Rumah ini sudah menjadi cagar budaya dan akan dibeli oleh Pemerintah Kota Surabaya," jelas dia.
Tidak jauh dari tempat kelahiran Bung Karno, masih di dekat Kali Mas dan Kelurahan Peneleh, ada jejak Bung Karno yang lain, tepatnya di Jalan Paneleh VII Nomor 29-31, Kelurahan Peneleh, Genteng, Surabaya.
Rumah yang pernah menjadi tempat tinggal HOS Tjokroaminoto ini pernah menjadi kawah candradimuka bagi Soekarno belajar dan berdialektika tentang berbagai pemikiran dan ideologi yang berkembang saat itu. Di tempat ini pula, Soekarno mengasah kemampuannya dalam berorasi.
Baca juga: Naskah Asli Teks Proklamasi akan Ditampilkan di Istana Merdeka
"Diperkirakan Bung Karno tinggal di sini dari tahun 1916-1921, kata pemandu Museum HOS Tjokroaminoto, Achmad Yanuar Firmansyah.
Di tempat ini pula, beberapa tokoh seperti Karto Suwiryo, Alimin, Semaun, dan Muso pernah tinggal bersama Soekarno. Soekarno saat itu kos di rumah Tjokroaminoto, karena dia harus sekolah di HBS yang beralamat di Jl Kebonrojo, sekarang Kantor Pos Kebonrojo. Tjokro sendiri merupakan teman dari ayah Soekarno, Soekemi.
Ketika masuk ke rumah tersebut dan menuju bagian belakang, ada sebuah tangga dari besi yang menghubungkan ke loteng, tempat tidur Soekarno dan anak-anak kos yang lain. Luas loteng tersebut, kata Achmad, 10x5 meter, sedangkan lotengnya sekitar 10x13 meter.
"Bangunan utamanya masih asli. Bagian yang sudah tidak ada adalah halaman belakang," kata dia.
Baca juga: Yuk Mengenal Apa Itu BPUPKI
Rumah tersebut diperkirakan telah dijual dan ditinggalkan Tjokroaminoto pada 1921. Pada 2011, Pemerintah Kota Surabaya pernah memperbaiki rumah tersebut secara besar-besaran.
Ia mengatakan, tidak ada barang peninggalan Tjokroaminoto di rumah tersebut. Barang-barang yang sekarang dipajang adalah barang-barang baru hasil rekonstruksi sejarah dari berbagai sumber, termasuk tikar pandan yang digunakan tidur Soekarno dan anak-anak kos yang lain serta tempat tidur HOS Tjokroaminoto.
Rumah Peneleh ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan SK Walikota Surabaya No 188.45/251/402/1996 No Urut 55 Tahun 2009. Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono mengungkapkan, pihaknya memberi dukungan penuh kepada Pemerintah Kota Surabaya dalam merawat dan melestarikan bangunan-bangunan bersejarah, termasuk rumah kelahiran Bung Karno dan rumah HOS Tjokroaminoto.
"Bangunan-bangunan bersejarah tersebut menunjukkan Surabaya sebagai tempat persemaian gagasan-gagasan tentang Indonesia modern. Tentang Indonesia ber-Pancasila, dan berbhineka tunggal ika," kata dia.
baca juga: Terus Berupaya Kurangi Dampak Bencana
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD DIY mengaku kagum dengan pemerintah Kota Surabaya, DPRD Kota Surabaya, dan masyarakat Surabaya yang berkomitmen menjaga dan melestarikan bangunan-bangunan bersejarah, terutama yang menjadi jejak-jejak kehidupan Bung Karno. Dua rumah yang dikunjungi tersebut, kata dia, bisa menjadi tempat wisata sekaligus belajar tentang Bung Karno dan NKRI.
"Ini mengaspirasi kami untuk merawat dan menguri-uri (menghidupi) jejak-jejak sejarah yang ada di DIY," kata dia.
Masyarakat pun diajak untuk tidak bosan belajar sejarah, termasuk tentang para pendiri bangsa, terutama sang proklamator, Soekarno. (OL-3)
Terkini Lainnya
Ingin Bangun 13.000 Rumah, Perumnas Ajukan PMN Rp1,1 Triliun
Tipe Termahal Klaster Trésor BSD City Ludes Terjual dalam Waktu Singkat
Kemensetneg: Jokowi Pilih Lokasi Rumah Pensiun di Karanganyar
Hunian di Luar Jakarta Lebih Ekonomis Bagi Kalangan Milenial
Lelaki dengan Gangguan Jiwa di Bireuen Bakar Rumah Sendiri
Rumah Tipe Kecil Jadi Favorit Milenial
Mengenal 6 Rumah Adat Papua, Berikut Sejarah dan Ragamnya
1 Juli, Hari Bhayangkara: Sejarah, Tugas Pokok, Tema, dan Makna dari Lambang Polri
25 Rekomendasi Film Biografi Indonesia, Ceritakan Sejarah dan Tokoh Nasional
Peringatan Hari Media Sosial: Sejarah, Tujuan, dan Jenis
Sejarah Peristiwa dan Keutamaan 10 Hari Pertama pada Zulhijah
Hari Corgi Internasional: Perayaan dan Penyelamatan untuk Anjing yang Menggemaskan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap