visitaaponce.com

Peluang Ekspor Karang Hias Menumbuhkan Perekonomian Baru

Peluang Ekspor Karang Hias Menumbuhkan Perekonomian Baru
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat berdialog dengan kelompok budidaya karang hias di Pantai Pandawa, Bali, Rabu (12/8/2020).(MI/Arnoldus Dhae)

MENTERI Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengizinkan penjualan karang hias musantara dari hasil budidaya di wilayah konservasi. Hal itu dinyatakan Menteri KKP saat meninjau proses penanaman karang hias dan berdialog dengan masyarakat dan pembudidaya karang hias di Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung, Bali, Rabu (12/8).

"Saya ke sini memenuhi undangan kelompok asosiasi pembudi daya karang hias nusantara. Salah satu harapan mereka (asosiasi) bagaimana karang hias ini tetap terus diperbolehkan untuk diperdagangkan. Dan kami (KKP) tetap memberikan izin tetapi kami memberi catatan kalau seyogyanya karang itu tidak dihasilkan melalui pengambilan dari daerah konservasi," ungkap Menteri Edhy, di Pantai Pandawa, Badung, Rabu (12/8). 

Secara simbolis Edhy Prabowo diberikan kesempatan untuk menanam karang beserta tata kelola pembudidayaannya. Menurutnya, keberadaan karang sangatlah penting bagi dunia karena diyakini dapat menghasilkan oksigen 20 kali lebih banyak dari pohon biasa. Bahkan karang juga akan menumbuhkan perekonomian baru dari sektor budidaya kelautan.
 
"Makanya harus kita pertahankan. Potensi karang di Indonesia sangat besar dan ini menjadi komitmen Negara, komitmen kita untuk melestarikannya," imbuhnya.

Menurutnya, dari karang akan tumbuh ekonomi baru dari sektor budidaya kelautan dan peluang yang sangat besar. Satu karang yang umur satu tahun dan erukuran kecil harganya bisa 15 hingga 20 dolar. Bahkan harga terendahnya tidak pernah dibawah 5 dolar. 

"Hal ini akan menjadi potensi tambahan hasil budidaya di kelautan kita. Regulasi sudah tidak ada masalah. Tapi yang jelas terus kita kawal jangan sampai ada oknum yang tidak bertanggungjawab mengambil karang-karang di kawasan konservasi," terangnya.

Ketua Kelompok Pembudidaya Karang Hias Nusantara (KPKHN) Agus Joko Supriyatno berharap Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mendorong kegiatan budidaya ini. Karena budidaya kita mendukung program pemerintah dalam memberdayakan masyarakat nelayan dan juga kita sebagai pahlawan devisa negara.

baca juga: Pembangunan Perikanan Mewujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia

Kunjungan Menteri KKP ke tempat Penanaman Karang Hias ini bermula atas inisiatif undangan dari Ketua KPKHN Agus Joko Supriyatno yang berkomunikasi melalui pesan WhatsApp langsung ke menteri yang ternyata gayung bersambut langsung disiapkan kunjungannya walaupun hanya melalui WA. Hal ini menunjukkan bahwa beliau cukup responsif dan peka terhadap nasib pembudidaya karang hias yang ternyata memiliki potensi ekspor yang cukup
besar. 

"Kita ekspor ke negara-negara yang telah  maju seperti Amerika, Eropa dan juga Asia karena kita melakukan kegiatan budidaya sesuai aturan pemerintah dan juga bayar pajak. Untuk itu saya berharap Pak Menteri benar-benar menaruh kepedulian yang cukup besar dan mendukung kegiatan kami ini semua. KPKHN juga sanggup untuk menjadi garda terdepan dalam hal perbaikan kerusakan karang laut di Nusantara," tutur Joko Supriyatno.

Joko menyebutkan ekspor karang hias sudah dimulai sejak Januari lalu setelah dua tahun sebelumnya dilarang. Karang hias diekspor tersebut merupakan hasil budidaya masyarakat dan tidak mengambil karang di perairan konservasi.

"Untuk mengambil indukan karang kita atas rekomendasi LIPI. Kita ada izin, izin penangkaran ada, izin ekspor juga ada, izin budidaya juga ada. Jadi lengkap izin kita. Budidaya karang hias lebih banyak di Bali khususnya di Nusa Lembongan, Buleleng, Pulau Serangan, Pantai Pandawa, dan juga di Gilimanuk Bali Barat serta Candi Dasa. Kemudian Banyuwangi, NTB, Sulawesi Tenggara juga banyak tapi paling banyak dan potensi tinggi di Bali," sambung Joko.

Selama pandemi permintaan karang hias selalu ada namun pengekspor karang dari Bali ini kesulitan mengekspor karena penerbangan belum sepenuhnya normal. (OL-3)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat