visitaaponce.com

Susur Sungai MTs Harapan Baru bukan Kegiatan Pramuka

Susur Sungai MTs Harapan Baru bukan Kegiatan Pramuka
MTs Harapan Baru Ciamis(MI/Kristiadi)

KEGIATAN susur sungai yang dilaksanakan MTs Harapan Baru di Sungai Cileueur, Leuwi ili, Dusun Wetan, Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, Jumat (15/10), bukan lah program Pramuka. Kegiatan yang menewaskan 11 siswa ini merupakan kegiatan kepanduan mandiri yang dilakukan rutin oleh madrasah tersebut.

Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Barat Atalia Praratya mengatakan MTs Harapan Baru Cijantung bukan termasuk dalam gugus depan dan madrasah tersebut tidak melaksanakan ekstrakurikuler pramuka. Karena, dalam pramuka tersebut memililiki pedoman yang sangat matang disusun termasuk adanya manajemen risiko kegiatan terutamanya di dalamnya ada susur sungai.

"Gerakan pramuka juga selalu mengikuti pedoman pemerintah dalam melaksankan kegiatan. Apalagi, sekarang ini sekolah masih melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dan untuk sementara waktu kegiatan di lapangan sangat tidak direkomendasikan dilakukan tapi selama ini lebih mendorong dilakukan di dalam lingkungan sekolah," kata Atalia di Ciamis, Sabtu (16/10).

Ia mengatakan, kedatangannya ke Kabupaten Ciamis bukan untuk menyalahkan siapapun tetapi mendorong agar anak di Jabar terlindungi dan aman. Kegiatan lain yang dilaksanakan organisasi manapun harus sesuai dengan protokol kesehatan, keamanan, dan keselamatan. Karena, para peserta didik yang mengikuti dapat tetap aman.

"Kami mewakili pemerintah Provinsi Jabar, menyampaikan rasa berbela sungkawa dan berharap peristiwa itu tidak terjadi kembali di kemudian hari. Musibah ini luar biasa dan sesuatu yang menjadi keprihatinan kita bersama, orangtua, sekolah, dan Kwarda Pramuka Jabar akan tetap mendoakan para almarhum dan almarhumah semoga mereka diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," ujarnya.

Baca juga: Polres Ciamis Periksa 4 Saksi terkait Musibah Susur Sungai

Sementara itu, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengatakan pihaknya sudah membuat regulasi yang mengatur kegiatan di lingkungan pendidikan dan di sekolah sekarang masih dibatasi kapasitas karena harus melakukan pembelajaran tatap muka terbatas dengan memakai sistem shifting dengan cara bertahap 25%. Namun, untuk sekarang tidak boleh sebenarnya secara regulasi termasuk kegiatan susur sungai.

"Peristiwa ini harus dijadikannya bahan pembelajaran agar tidak terulang kembali meski kejadian serupa sebenarnya pernah terjadi di Sleman dan saya juga sangat prihatin terjadi di Kabupaten Ciamis dan ini harus jadi yang terakhir," paparnya.

Sebelumnya, tim SAR gabungan menemukan 11 siswa MTs Harapan Baru Cijantung, Kabupaten Ciamis, meninggal dunia setelah tenggelam di Sungai Cileueur, Leuwi ili, Dusun Wetan, Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Jumat (15/10) pukul 17.20 WIB. Kegiatan pramuka susur sungai yang lakukan mereka menimbulkan musibah.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Ciamis Memet Hikmat mengatakan, tim SAR gabungan menemukan 11 orang siswa MTs Harapan Baru Cijantung dalam kondisi meninggal dunia dan semuanya telah berada di kamar mayat RSUD Ciamis. Namun, dalam musibah tersebut dua korban berhasil diselamatkan warga setempat hingga kondisinya masih di rawat di rumah sakit.

"Kami bersama tim SAR gabungan mulai dari BPBD Ciamis, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, Rapi, dibantu warga setempat melakukan pencarian terhadap korban yang tenggelam di aliran Sungai Cileueur, Leuwi ili dan korban yang sudah ditemukan itu 11 orang meninggal dunia tapi ada dua orang kondisinya selamat dan sudah mendapatkan perawatan di RSUD Ciamis," kata Memet, Jumat (15/10) malam.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat