visitaaponce.com

Ketua Dekranasda Babel Minta Kalangan Muda Lestarikan Kain Tenun Cual Bangka

Ketua Dekranasda Babel Minta Kalangan Muda Lestarikan Kain Tenun Cual Bangka  
Ketua Ketua Dekranasda Bangka Belitung (Babel) Melati Erzaldi mengamati kain tenun Sikek di Nagari Pandai Sikek, Sepuluh Koto, Sumbar.(Ist/Pemprov Babel)

SEBAGIAN besar pengrajin Tenun Cual Bangka masih didominasi  para orang tua. Karenanya, Ketua Dekranasda Bangka Belitung (Babel) Melati bersama tim masih berupaya menarik minat angkatan muda untuk terus menjaga kelangsungan produksi Kain Tenun Cual.

"Gambar penenun Sikek ini ada di uang Rp 5000 lama," ungkap Awit Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanah Datar, Sumatra barat, saat menyambut kunjungan Gubernur Babel Erzaldi Rosman dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Babel Melati Erzaldi.

Tidak biasa, tampak pengrajin muda sedang menenun kain, mulai dari tamatan SMA hingga mahasiswa. Meski sering memproduksi kain untuk wanita, tapi para pengrajin ini masih didominasi pengrajin pria. 

Tenun Sikek dikenal sebagai tenun terbaik di Indonesia. Predikat ini menjadi salah satu aspek ketertarikan Gubernur Babel Erzaldi Rosman bersama sang istri yang menjabat Ketua Dekranasda Babel, Melati Erzaldi  saat mengunjungi para pengrajin Tenun Sikek di Nagari Pandai Sikek, Kecamatan Sepuluh Koto, Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin (27/12).

"Pengrajin diregenerasi dengan baik. Anak muda usia produktif masih mau ikut melestarikan warisan leluhur ini. Bahkan, yang laki-laki juga tidak mau ketinggalan. Kalau di Babel kita masih punya tantangan untuk regenerasi pekerja," ungkap Gubernur Babel. 

Awit menyampaikan bahwa, alat tenun terdapat di seluruh rumah penduduk. Sehingga, orang tua hingga anak-anak tidak asing dengan kegiatan menenun. 

"Bisa menenun itu suatu kebanggan. Jadi banyak anak muda yang mau dan tidak malu melestarikan budaya Tenun Sikek," ungkap  Awit. 

Jika dibandingkan dengan pengrajin Tenun Sikek yang masih diproduksi para anak muda, pengrajin Tenun Cual Bangka justru masih didominasi para orang tua.

Karenan itu, Ketua Dekranasda Melati bersama tim masih berupaya menarik minat angkatan muda untuk terus menjaga kelangsungan produksi Kain Tenun Cual. Mengingat kain yang diproduksi anak muda akan lebih cepat selesai.

Kain Tenun Sikek ini dibuat dengan motif beragam dengan maknanya masing-masing. Jenis benang yang digunakan khas dan beragam yaitu, emas, perak, tembaga, dan tembaga rosegold.

Ada dua bagian yang dibuat dalam satu set tenun. Bagian rok atau bawahan dan selendang. Untuk mempercantik bagian selendang, biasanya ditambahkan dengan renda dari benang emas yang disulam. 

Kemudian tenun yang dibuat, terbuat dari benang polos, sehingga motif yang dibuat tergantung dari kreativitas pengrajin. Untuk memproduksi kain Tenun Sakek dapat memakan waktu hingga berminggu-minggu. 

Untuk mengembangkan industri ini, para stakeholder daerah berupaya untuk membagi peran sehingga, pengrajin tidak dibebankan untuk menjual kerajinan.

Pengrajin hanya difokusikan untuk memproduksi kain yang kemudian akan dibeli oleh distributor. Hal ini akan memperlancar produksi dan pemasaran Tenun Sikek. 

"Suatu kebanggan, seorang kepala daerah mau datang dan belajar dari sini. Harapan kami, melalui Pak Gubernur, kita bisa memperluas pasar dan saling berkolaborasi. Karena kalau tidak ada pasar pasti tidak ada produksi," ungkap Kabid Awit. (RO/OL-09)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat