visitaaponce.com

Demi Dapat Pertalite, Warga HarusAntre Panjang di SPBU

Demi Dapat Pertalite, Warga Harus Antre Panjang di SPBU
Ilustrasi. Sejumlah kendaraan warga mengantre di salah satu SPBU di Palu, Sulawesi Tengah, tahun sebelumnya.(MI/M Taufan SP Bustan)

ANTREAN warga yang ingin membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Palu, Sulawesi Tengah, mengular pasca-harga pertamax melambung.

Banyak warga yang tadinya pengguna pertamax beralih membelih pertalite karena lebih murah.

“Sekarang tidak mampu beli pertamax, karena sudah mahal sekali,” aku salah satu warga Palu, Zainuddin MN ditemui di SPBU Tavanjuka, Palu, Minggu (3/4).

Menurut Zainuddin, sepeda motornya sejatinya menggunakan pertamax turbo, namun karena harga yang sudah dinaikkan pemerintah sejak 1 April lalu, membuat ia berhenti membeli pertamax.

Baca juga: Pertamina Pastikan Pertalite Tidak Langka di Bandung Raya dan Priangan Timur

“Memang ada perbedaan yah saat menggunakan pertamax dan pertalite. Cuman, ini karena lagi-lagi soal harga yang sudah mahal, mau tidak mau harus pindah dulu ke pertalite,” imbuhnya.

Warga Palu lainnya Tauhid Putra mengaku, rela antre meski di bawah terik agar bisa dapat pertalite.

“Saya antre sudah mau 30 menit ini saking panjangnya antrean. Biar saja yang penting dapat pertalite,” ungkapnya.

PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis bensin pertamax (RON 92), berlaku efektif per hari ini, Jumat 1 April 2022, pukul 00:00 waktu setempat.

Berdasarkan pengumuman resmi perseroan, harga pertamax per 1 April 2022 ini naik di kisaran Rp12.500 sampai Rp13.500 per liter dari sebelumnya Rp9.000 sampai Rp9.400 per liter.

Meski ada penaikan di harga pertamax, namun penaikan harga itu tidak terjadi pada bensin pertalite (RON 90).

Bahkan, di beberapa daerah harga bensin pertalite jutsru mengalami penurunan. Pasalnya, per 1 April 2022 ini harga bensin pertalite dipatok sama atau satu harga di seluruh provinsi, yakni Rp7.650 per liter.

Hal tersebut membuat warga Palu kompak beralih ke pertalite. “Jelas saya ke pertalite dulu karena jauh lebih murah dan kendaraan saya bisa pakai juga,” tutup Tauhid.

Salah satu karyawan SPBU Tavanjuka Palu, Raja mengaku, bahwa ketersedian pertalite saat ini masih mencukupi kebutuhan warga untuk dua hari kedepan.

“Semoga tidak ada kelangkaan karena permintaan warga sangat tinggi. Kita tinggal lihat semoga habis ini ada pasokan juga yang masuk ke SPBU,” tandasnya. (TB/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat