visitaaponce.com

Polda Jabar Tangani Kasus Perundungan Bocah Setubuhi Kucing di Tasikmalaya

Polda Jabar Tangani Kasus Perundungan Bocah Setubuhi Kucing di Tasikmalaya
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto di kantornya berada diJalan Mangunreja, Kecamatan Singaparna(MI/Adi Kristiadi)

KEPOLISIAN Daerah (Polda) Jawa Barat (Jabar) bergerak cepat dalam menangani kasus perundungan bocah setubuhi kucing yang terjadi di Tasikmalaya, yang mengakibatkan depresi hingga meninggal dunia. Terkait kasus ini belasan saksi diperiksa untuk mendalami kasus tersebut.

"Tim sudah turun untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap beberapa saksi. Termasuk beberapa orang yang diperkirakan ada di tempat pada saat kejadian tersebut," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo, di Mapolda Jabar, Jumat (22/7).

Ibrahim mengatakan total ada 15 saksi yang sudah diperiksa. Pemeriksaan berkaitan dengan peristiwa perundungan terhadap bocah tersebut. "Kita sudah melakukan pemeriksaan kurang lebih sekitar 15 orang untuk dimintai keterangan," jelasnya.

Ke-15 orang yang diperiksa tersebut termasuk keluarga korban. Namun, permintaan keterangan baru sebatas tahap awal."Termasuk keluarga korban yang diperiksa, tapi kita baru memeriksa dalam tahap interogasi saja," ujarnya.

Dalam penanganan kasus ini, polisi berhati-hati. Sebab, baik korban maupun pelaku masih anak-anak."Memang kita harus hati-hati untuk melihat proporsi untuk menangani permasalahannya, apalagi kita tahu yang melakukan bully ini juga anak-anak," tambahnya.

Orang tua korban kemudian mengadu  ke Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Lalu KPAID Kabupaten Tasikmalaya, secara resmi melaporkan kasus ini ke Polres Tasikmalaya.

"Dalam pelaporan ini kami tidak bersama orangtua korban TT, 39, karena bersangkutan tidak mememungkinkan bisa hadir mengingat kondisinya yang masih berduka," kata Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto.

Seperti diketahui, kisah bocah kelas enam SD di Singaparna Tasikmalaya, FH (11) berakhir tragis. Ia mendapatkan perundungan ekstrem oleh rekan sebayanya, hingga berujung depresi dan meninggal dunia.

Hingga kini, kabar meninggalnya murid SD kelas 6 itu kian memantik perhatian publik, lantaran dilatarbelakangi oleh masalah yang cukup serius. FH dikabarkan mengalami depresi usai dirundung oleh teman sebayanya. Ia dipaksa untuk menyetubuhi kucing dan tindakan tidak senonoh itu direkam kemudian disebarluaskan di media sosial.

Depresi Turunkan Daya Tahan Tubuh

Buntut tindakan bully itu, video perundungan itu viral, kemudian mengakibatkan FH trauma dan mengalami penurunan kondisi psikis, depresi hingga meninggal dunia. Sebelum meninggal dunia, korban yang merupakan warga Kecamatan Singaparna itu, sempat mendapatkan perawatan intensif di
RS Singaparna Medika Citrautama (SMC).

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RS SMC dr Adi Widodo, mengatakan orang tua korban membawa FH ke rumah sakit Sabtu, (16/7), sekitar pukul 19.00 WIB lantaran sang anak mengalami demam serta tidak sadarkan diri.

"Dari keterangan orangtuanya saat membawa pasien, anaknya itu satu hari sebelum dibawa ke sini sudah tidak sadarkan diri. Keluarga korban juga menjelaskan, bahwa sang anak sudah sakit selama satu minggu di rumahnya dengan kondisi demam dan lemah. Bahkan kondisi kesehatan korban
kian diperparah dengan tidak bisanya makanan dan minuman masuk ke dalam tubuh FH," terang Widodo.

Menurut Widodo, setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan, dari hasil diagnose medis yang menjadi penyebab FH meninggal dunia, yakni adanya komplikasi tifoid yang menyerang ke otak. Sementara itu, suspect episode depresi atau gangguan kejiwaan yang diakibat faktor internal karena komplikasi demam atau faktor eksternal.,

Namun pihaknya belum bisa menindaklanjuti, lantaran pasien belum bisa ditanya oleh spesialis kejiwaan. Suatu penyakit bisa disebabkan dari gangguan kejiwaan, ataupun faktor internal dan eksternal, penyakit tifoid juga bisa menyebabkan gangguan kesadaran.

"Tatkala gangguan mental seseorang menyerang begitu hebat, akan berujung pada kondisi kesehatan. Apabila terjadi gangguan kejiwaan otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh seseorang, ditambah tidak masuknya makanan maka akan bertambah penyakit yang masuk," ungkapnya.(OL-13)

Baca Juga: KPAI Tasikmalaya Laporkan Kasus Perundungan Tewaskan ...

Baca Juga: Psikolog Sebut Kasus Perundungan kian Parah Dipicu Medsos

Baca Juga: Hukuman Bagi Bocah Perundung di Tasikmalaya Harus Berjalan

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat